Blurb

252 Words
"Ayo kita menikah!" Ajakan dari Pak Camat Aditya yang keluar tanpa ada pemanasan atau basa-basi sebelumnya sukses membuat Arumi ternganga, bukan hanya Arumi yang terkejut tidak menyangka, Ibu Arumi, Asih yang baru saja meletakkan secangkir teh dan juga setoples kue kering sisa lebaran untuk tamunya pun nyaris tersandung karena kaget mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh Pak Camatnya ini. "Haaah, apa Bapak bilang?" "Haaah, apa Bapak bilang?" Bersamaan Arumi dan Ibunya bertanya, Arumi bahkan menyentuh telinganya berulangkali karena tidak yakin apa yang baru saja di dengarnya, pasti, pasti dia salah dengar. Mana mungkin dirinya di lamar oleh Pak Camat yang setiap harinya membuat Arumi keki karena sikapnya yang galak dan nyelekit? Efek baru saja di campakkan oleh si Semprul Raga sepertinya tidak hanya membuat hati Arumi cekat-cekot, tapi juga membuat telinga Arumi serasa konslet tidak nyambung. Ibaratnya kemungkinan dirinya di lamar oleh Pak Aditya sekecil kemungkinan Arumi menang war konser Agustd di bulan Mei nanti, yang artinya mustahil. Sayangnya apa yang di ucapkan Aditya sama sekali bukan candaan, sama sekali tidak terpengaruh wajah bengong dan ternganga Arumi dan Ibunya yang sangat tidak estetik, Aditya melanjutkan dengan tenang. "Saya serius dengan lamaran saya, Bu Asih, Arumi. Lagian daripada galauin mantan kamu yang masuk group 'hallo dek' keblinger, mending nikah sama saya. Selain jadi Ibu Camat kamu juga dapat bonus jadi Ibunya Inaya, bagaimana?" Holla-Holaa Rehat dulu ya Romance Militernya melipir ke Pak Aditya si camat ganteng. Yuk, ikutin kisah manis mereka di Terjebak Jerat Cinta Pak Camat ya Update tiap hari.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD