___
Selamat membaca.
___
Don’t go.
---
"Ada Gresy di depan noh," kata Hari kepada Andre yang berada di belakangnya, yang tengah berjalan menuju depan kelas, lebih tepatnya ingin keluar kelas.
Pernyataan Hari barusan membuat Andre langsung merasakan jantungnya berdebar-debar, Ya Tuhan! Hubungan ia dan Aluna baru saja membaik, Andre takut kalau dengan ia bertemu dengan Gresy amarah dalam diri Aluna kembali timbul, nanti Andre tidak ditegur sapa lagi oleh Aluna, dan itu benar-benar akan membuat Andre kembali pusing jadinya, tapi, di satu sisi lainnya, Gresy adalah temannya, temannya satu kegiatan, temannya satu sekolah, dan Andre tidak mungkin menghindari Gresy, lagi pula tidak ada salahnya kan kalau sudah punya pacar tapi masih berteman dengan perempuan lain? "Al?" Pamggil Andre, dan tentu saat itu juga Aluna menatap Andre lalu menyunggingkan senyum kepadanya, ya, apalagi yang bisa saat ini Andre lakukan selain bertanya kepada Aluna, selain meminta izin kepada Aluna? Terksan lebai? Tapi ini semua demi menjaga hubungan mereka agar tetap utuh saja.
"Temui aja," ucap Aluna kepada Andre, kalau Gresy sampai ke kelasnya mencari Andre, bukankah itu ada hal penting yang ingin perempuan itu biccarakan? Ya, oke, Aluna mengakui bahwa dirinya memang punya sifat cemburuan, kadang Aluna juga merasa insecure dengan dirinya, dengan hubungannya bersama dengan Andre, tapi, sepertinya hal ini tidak bisa masuk dalam katagorei hal yang harus Aluna cemburui, lagi pula ini masih dalam kawasan sekolah, Gresy pasti punya alasan yang tepat untuk ia berbicara dengan Andre.
Andre mengangguk, setidaknya ia sudah mendapatkan izin dari Aluna, akhirnya laki-laki itu berjalan melangkah ke arah pintu kelas, tak lupa Aluna mengekor di belakangnya, seperti niat awal mereka yang ingin pergi ke kantin bersama. "Iya Gresy?" Kata Andre saat Gresy memposisikan badannya mengarah keluar, jadi ia tidak tahu Andre ada di belakangnya.
"Ah, Ndre mau kabari aja, latihan Paskibra jadinya ditambah jadi dua hari dalam seminggu, soalnya mau lomba kan?" Kata Gresy kepada laki-laki itu, kepada Andre yang kini tengah berada di depan matanya, “tadi aku kirim text, enggak masuk ya kayaknya? Belum dibaca ya?” tanyanya lagi.
Gresy Raysanda, seorang perempuan yang lembut, yang juga ikut Extraculirculir Paskibra bersama dengan Andre, bukan karena ingin mendekati Andrean Hanif, tapi memang Gresy ingin masuk Paskibra karena ia menyukai kegiatan itu sejak sekolah menengah pertamanya.
"Oh iya Gresy, gue enggak buka handphone masih, thanks ya infonya,” jawab Andre, “yaudah Gresy, gue sama Aluna mau ke kantin, ikut yuk sekalian." Andre menatap Aluna yang berada di sisinya, Aluna hanya mengelus sneyum, seakan semua tidak terjadi apa-apa, dan seakan mengizinkan Andre dengan segala tingkah yang ia perbuat itu.
Memang ya perempuan itu mempunyai seribu wajah, iya di sini ia menampilkan senyuman, seolah Aluna tidak keberatan dengan hadirnya Gresy diantara ia dan Andre, tapi dalam hati Aluna saat ini, ia ingin sekali berteriak di depan wajah Andre, ia ingin berduan bersama Andre, tapi Andre malah mengajak perempuan lain untuk ikut makan bersama dengan dirinya, ya walau itu adalah Gresy, tapi rasanya tetap saja Aluna tidak suka, apalagi hal itu mengingatkan Aluna tentang kejadian beberapa waktu lalu, saat ia melihat Andre dan Gresy yang ke supermarket bersama, hal itu benar-benar menggangu dirinya, walau diam saja, nyatanya Aluna masih tidak melupakan hal itu. Aluna berjalan lebih dulu, saat anggukan kecil dari kepala Gresy terlihat, pertanda ia mau makan bersama dengan Aluna dan Andre.
"Em, Aluna," panggil Gresy mengarahkan matanya kepada perempuan yang berada di samping kanan Andre, sedangkan dirinya berada di samping kiri Andre, ya dirinya dan Aluna terhalang oleh Andre yang posisinya ada di tengah mereka.
"Yes?" Sahut Aluna sekenanya.
"Lo enggak ada niatan masuk Paskibra juga? Biar rame, biar kita sering makan bertiga gini, biar sering bareng sama Andre juga," ajak Gresy pada Aluna dengan senyuman yang menyertai di bibirnya.
Hahahha! Bolehkah Aluna sekarang teetawa kencang saat mendengar apa yang baru saja dikatakan perempuan itu, makan bertiga seperti ini? Big no! Aluna tidak akan mau, kalau mau makan bersama Andre silahkan saja sana, Aluna tidak melarang, kalau Andrenya mau, tapi ya. Tapi, kelihatannya Andre mau sih ya, jalan sama Gresy saat Aluna marah aja dia mau.
"Gue lebih seneng di Padus, kegiatan renang juga lagi padat-padatnya lombat kan, kalau makan bareng, ya bisa aja kan istriahat kayak gini," sahut Aluna dengan ramah, mencoba menyembunyikan amarah yang benar-benar ingin meledak rasanya, Aluna benar-benar merasa Gresy adalah lawan jenis yang berbahaya bagi hubungannya dengan Andre, perempuan itu baik dan ramah, dan lebih penting adalah ia satu kegiatan bersama dengan Andre, yang waktunya pasti akan lebih banyak bersama dengan Gresy.
Gresy menganggukan kepala, benar apa yang dikatakan Aluna bisa saja saat mereka istirahat begini makan bersama. "Yaudah Andre, Aluna, tiap hari ya kita makan bareng, soalnya rame aja, senang makan bareng-bareng kayak gini," ucap perempuan itu lagi.
Sekali lagi Aluna ingin tertawa, sepertinya Gresy akan menjadi nyamuk dalam hubungannya bersama Andre, kentara sekali perempuan itu ingin pendekatan dengan Andre, benar-benar ingin menarik perhatian Andre, atau memang sebenarnya Andre sudah tertarik kepada perempuan itu?
"Ayo, bisa-bisa aja tuh," sahut Andre dengan wajah ceria, disertai senyuman yang membuat matanya menyipit.
Sedangkan Aluna hanya diam, sama sekali tidak merespon, apa yang dikatakan oleh Gresy, bahkan rasanya untuk tersenyum saja Aluna tidak melakukannya.
Gresy tersenyum, setidaknya langkah awalnya untuk pendekatan dengan Andre berhasil, ia sungguh, sudah tidak tahan untuk mendekati Andre lagi, apalagi ia pernah jalan beberapa kali dengan laki-laki itu, dan sepertinya laki-laki itu biasa saja saat Gresy mendekatinya, tidak menolaknya, lebih dari itu ia dan Andre juga sering untuk pulang bersama setelah latihan, jadi benar-benar mudah sekali rasanya untuk mendekati laki-laki itu, Andre juga termasuk laki-laki yang friendly, yang mudah bergaul dan tidak menjadikan hal itu masalah besar.
"Ndre," panggil Gresy, ia berhenti berjalan, pandangannya seketia buram dan tanpa hitungan waktu yang lama, tubuhnya jatuh begitu saja.
Andre sontak kalang-kabut dengan keadaan yang ada di hadapannya itu, sedangkan Aluna? perempuan itu masih berjalan dengan santainya di depan sana, ia sempat melirik ke belakang, Gresy terlihat jatuh pingsan, entah memang sakit, atau hanya pura-pura untuk mendapatkan perhatian Andre, dia tidak peduli sama sekali, Aluna benar-benar tidak ingin tahu tentang perempuan itu.
"Eh, Gresy, Gresy," panggil Andre dan menepuk-nepuk wajah Gresy yang sudah tidak sadarkan diri itu. Andre sempat melirik ke depan, Aluna tetap berjalan lebih dahulu menuju ke kantin, mentidakpedulikan ia dan Gresy, dan Andre benar-benar tidak suka dengan sifat Aluna yang itu, Aluna benar-benar seolah tidak peduli dengan sekitarnya.
"Bawa aja ke UKS Ndre," kata salah satu murid yang ikut nimbrun karena melihat Gresy yang jatuh pingsan itu, dan membantu Andre untuk membawa Gresy ke UKS, dan saat itu juga kesadaran Andre kembali, ia bergegas mengangkat Gresy dan menuju ke UKS.
****
"Bisa mati gue dibuunuh Aluna kalau gue yang nganterin Gresy," kata Andre memejit pelan pelipisnya, berucap kepada tiga temannya yang ada di hadapannya itu.
Kini Rama, Hari, dan Agus berada di depan UKS, menyusul Andre yang tengah kalang-kabut menghadapi dua perempuan dalam waktu yang bersamaan, yang satu pacarnya, yang satu lagi temannya lagi sakit dan butuh bantuan darinya. Andre jelas saja tengah memikirkan perasaan Aluna, perasaan Aluna itu begitu sensitif seperti p****t bayi, pasti masalah begini saja urusannya bakal panjang sepanjang jalan cintanya, dan juga Gresy, temannya itu lagi sakit, ia tidak mungkin meninggalkan Gresy begitu saja.
"Aluna tadi gimana? Dia jadi ke kantin? Jadi makan kan dia?" Tanya Andre, dia benar-benar blank saat ini, dengan apa yang terjadi saat ini, Andre seolah-olah tidak sadar dengan apa yang sudah ia lewati.
Hari memnganggukan kepala pertanda pertanyaan yang dikatakan oleh Andre benar terjadi, perempuan yang bernama Aluna Chantika itu menang datang ke kantin, memesan makanan, duduk bersmaa Rama sambil makanan, dan balik ke kelas, Aluna menjalani waktu istirahatnya dengan sebaik-baiknya.
"Yaudah sih, lo anterin aja si Gresy, kesian dia," kata Agus memberikan ide, “abis itu ya minta ma’af ke Aluna, sebelum pergi izin juga, biar enggak ribet,” katanya lagi.
Oke kalau misalnya Aluna dan Andre pacaran, itu semua berbeda masalah dengan yang ada, Grasy lagi sakit, dan Andre yang memang sudah lama kenal Gresy masa tidak mau sama sekali membantu Gresy, lagi pula Gresy juga baru pertama kali seperti ini, terlebih Andre yang memang sudah tahu alamat rumah Gresy rasanya lebih gampang untuk mengantar perempuan itu pulang.
"Gue enggak bawa mobil, gue bawa motor, masa iya orang sakit gue suruh naik motor gue," kata Andre menjelaskan keadaanya lagi.
"Pakai mobil gue nih." Agus memberikan kunci mobilnya, membuat Andre semakin bingung dengan apa yang harus ia pilih.
Bagaimana nasib hati Aluna kalau ia benar-benar mengantarkan Gresy pulang? Apakah mereka tidak akan bertengkar, nantinya? Apakah Aluna akan percaya kepada Andre? Semoga, semoga saja Aluna percaya bahwa cinta yang dimiliki Andre seutuhnya untuk dia, Andre hanya ingin menolong Gresy kali ini, bukan untuk macam-macam, Gresy sedang sakit, ia tengah berada di dalam keadaan yang darurat, lagi pula, ini hanya untuk sesi kemanusiaan saja, ia sama sekali tidak mengambil kesempatan untuk mengantarkan Gresy pulang, kalau bisa pun, kalau keadaanya tidak darurat pun Andre tidak akan mengambil langkah ini.
Andre mengambil kunci mobil itu, lalu masuk ke dalam UKS, melihat bagaimana keadaan Gresy. "Gres, Gres," panggil Andre menepuk-nepuk pipi Gresy pelan.
Gresy yang sadar, tapi tidak memiliki banyak tenaga itu hanya bergumam pelan menyahut apa yang dikatakan oleh Andre, kepalanya benar-benar pusing, dan sepetinya suhu tubuh Gresy juga naik, ia benar-benar sakit, ia tengah tidak mencari perhatian laki-laki itu.
"Kita pulang, ya," ajak Andre kepada perempuan itu, tangannya yang bebas masih menggengam tangan Gresy, Andre sesungguhnya cemas dengan temannya itu, dibalik perasaanya yang takut kepada Aluna, ada perasaan khuwatir saat melihat Gresy sakit seperti ii, walau ia juga beberapa kali melihat Aluna sakit, beberapa kali mencoba menemani Aluna sakit, tapi, Gresy dan Aluna kan berbeda.
Gresy yang diajak pulang itu pun sontak menggelengkan kepala dengan pelan, ia tidak mau pulang, ia ingin masih bersekolah, lagi pula ia hanya butuh sedikit istirahat, mungkin setelah tidur dan meminum obat, Gresy akan lebih baik.
"Tapi lo sakit Gresy," kata Andre menambahkan, kini Andre memegang kening Gresy, benar suhu tubuhnya makin naik, dan wajah perempuan itu juga semakin terlihat pucat.
Gresy akhrinya hanya bisa menganggukan kepala, Gresy bukan perempuan alay, lebay yang keras kepala saat diberikan solusi, ia akan menuruti apa yang terdengar terbaik untuknya.
"Oke, lo tunggu di sini, gue ambilin tas lo sama ijin ke pengawas dulu," kata Andre meninggalkan Gresy.
***
Andre mengetuk pelan pintu yang ada di kelasnya, ia bisa melihat Ibu Indah tengah melakukan proses belajar mengajar di sana.
"Iya, masuk," seru Ibu Indah, mempersilahkan Andre yang memang sudah diizinkan oleh teman-temannya menjaga salah satu anggota Paskibnya di UKS. Andre mendekati Ibu indah, ia mengatakan semuanya, dari Gresy yang jatuh pingsang, dan suhu badan Gresy yang naik serta niatannya untuk mengatar Gresy pulang.
"Yaudah, nanti kamu balik ke sekolah kan?" Tanya Ibu Indah, dan Andre segera menganggukan kepala tentu dia pulang sekolah, karena mobil yang dipakai buat nganter Gresy saja bukan mobilnya.
"Yaudah, Ibu ijinin, segera kembali ke sekolah ya, Andrean Hanif," ucap Ibu Indah lagi.
Andre mencium tangan Ibu indah, lalu laki-laki itu berjalan ke mejanya berniat mengambil tasnya sebentar yang jelas mengambil dompetnya yang berisikan SIM dan uang, atau lebih tepatnya meminta ijin kepada Aluna untuk ia mengantar Gresy pulang. "Al," kata Andre pelan yang sudah duduk di kursinya, ia meletakan tas Gresy di atas mejanya, dan menyiapkan barang-barangnya, dompet dan ponselnya, Andre tidak akan membawa tasnya ikut pergi.
Aluna menatap Andre, lalu bergumam pelan menjawab panggilan Andre tadi, seterusnya ia tetap menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ibu Indah.
"Sudah makan kan Al?" Tanya Andre dan Aluna hanya menganggukan kepala sebagai jawabannya. "Aku nganter Gresy pulang, boleh? Dia demam," izin Andre lagi dengan suara yang lembut, mencoba menego ego Aluna yang benar-benar terlihat dari raut wajahnya. Sungguh, Andre benar-benar dalam keadaan buah simalakama saat ini, dimakan salah tidak dimakan salah juga.
"Hm," jawab Aluna seadanya, kini ia tidak mau repot-repot memalingkan wajahnya kepada Andre, karena raut wajah Aluna sangat tidak mengenakan sekarang, ya, Aluna tahu bahwa saat ini terlihat sangat jelas bahwa ia tengah cemburu, terlihat jelas sekali raut wajahnya yang marah, tapi Aluna juga tidak bisa menahan laki-laki itu pergi, Andre punya tenggang rasa yang tinggi, Aluna tidak mungkin melarangnya, lagi pula, tidak ada alasan untuk menahan Andre pergi.
"Makasih ya, aku pergi," kata Andre lalu menepuk pelan kepala Aluna, sejurus kemudian Andre menghilang dari duduknya.
Pada saat itu juga air mata Aluna rasanya berlomba-lomba untuk turun, tapi sekuat tenaga Aluna menahannya, ia tidak mau siapa pun melihat kesedihan dan kerapuhannya sekarang, Aluna tetap harus menampilkan wajah yang baik-baik saja, tapi, hatinya benar-benar tidak tenang, ia merasa bahwa Andre memilih Gresy, memilih perempuan itu.
---