Lucifer's POV
"Astaga, Ruby, maafkan aku. Kau mau menggunakan mesin fotocopy, ya?"
Jessica Cordero melompat turun dari mesin fotocopy, kemudian merapikan kancing kemejanya yang terlepas karena ulahku. Baru saat itu, pipinya terlihat merona. Karena kehadiran ketua devisinya ditengah-tengah bibirnya tengah liar menjilati leherku.
Di sisi lain, pipi Ruby justru tidak memerah, tidak seperti biasanya. Aku mulai sadar ada sesuatu dengan Ruby yang membuatnya selalu bereaksi seperti itu setiap kali ada pembahasan tentang hubungan intim terlebih jika dia melihatnya langsung.
Aku hanya belum tahu tepatnya kenapa.
Ruby tidak menjawab, dia hanya tersenyum - senyum yang kutahu sama sekali tidak tulus. Mata birunya tampak memerah. Seperti dia ingin menghancurkan mesin fotocopy di belakang Jessica.
