Part 4

1062 Words
Tidak pernah Jiwon sangka akan ada hari seburuk ini dalam hidupnya, Kyuhyun datang ke rumahnya dan ibunya menyambut baik kedatangan Kyuhyun. Tidak sampai disitu, tapi Kyuhyun juga sampai repot-repot membelikan bahan makanan. Apa ibunya benar-benar berniat dekat dengan pria lebih muda sekarang? Sulit dipercaya, namun sepertinya akan terjadi dalam waktu dekat. Jiwon duduk di sebelah ibunya, atau tepat di hadapan Kyuhyun. Kalau boleh jujur, Jiwon merasa seperti seorang ibu yang menemani anaknya berkencan. Harusnya ia yang seperti ini, tapi tentu tidak dengan Kyuhyun. Ia pasti sudah bodoh kalau saja sampai menjalin hubungan dengan Kyuhyun, bos paling menjengkelkan di muka bumi ini. "Aku akan membuatkanmu minuman. Tunggu sebentar, ya?" ucap Nara, kemudian bangkit dari duduknya dan menuju ke dapur. "Aku juga ingin minum. Tunggu sebentar, Presdir." Jiwon mengikuti langkah Nara, dan diam-diam tersenyum jahil. Kyuhyun tidak menaruh curiga atau memiliki firasat buruk. Kyuhyun berpikir kalau Jiwon mungkin benar haus dan tidak ada yang salah dengan itu, sebab siapapun tahu kalau Jiwon juga manusia yang tentunya bisa haus. Sembari menunggu kedatangan Nara dan Jiwon, Kyuhyun menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dan mulai memejamkan mata. Beberapa hari ia telah bekerja keras, hingga tidak memiliki waktu tidur yang cukup. Jadilah, sekarang ia tidur untuk beberapa saat saja sampai si pemilik rumah kembali ke hadapannya. Dan di dapur, Jiwon terlihat mendekati Nara dan melirik minuman yang dibuat oleh sang ibu. "Ibu, bisa tolong ambilkan gelas itu?" Jiwon menunjuk gelas yang berada sekitar tiga langkah dari tempat Nara berada. "Baiklah." Nara menyanggupi dan mulai bergerak mengambil gelas untuk Jiwon. Nara sungguh tidak tahu apa yang sedang Jiwon lakukan saat ia mulai menjauh. Dengan gerakkan begitu cepat Jiwon memasukkan 4 sendok garam ke dalam kopi Kyuhyun, lalu bersikap seolah tidak terjadi apa-apa ketika ibunya sudah kembali mendekat. "Ibu benar-benar baik!" bahkan Jiwon sempat memuji ibunya untuk menutupi keusilan yang baru saja ia lakukan. Dahi Nara terlihat berkerut, sampai tidak henti-hentinya menatap Jiwon, bahkan sampai sang putri selesai minum dan pergi dari dapur. Nara sangat mengenal putrinya dan ia tahu betul kalau Jiwon akan memuji atau bicara dengan sangat manis setelah melakukan kesalahan, terakhir kali Jiwon lakukan 1 bulan lalu saat memecahkan vas bunga kesayangannya. Sekarang apa lagi? "Astaga, kopi untuk Kyuhyun!" Nara memekik kaget, ketika kembali ingat kalau ia harus segera mengantarkan kopi untuk tamunya. Kini, secangkir kopi panas sudah berada di hadapan Kyuhyun. Aromanya sangat harum dan Kyuhyun yakin kalau rasanya juga pasti sangat enak. Tapi begitu diminum, rasa asin seketika memenuhi mulut Kyuhyun. Seberapa asin? Percayalah, kalau kopi ini lebih asin dari masakan Lee Hyuk Jae, mantan sekretaris Kyuhyun. Meski terasa sangat asin, Kyuhyun justru bersikap seolah kopi itu terasa amat manis. Untung Kyuhyun masih tahu cara menghargai pemberian seseorang, walau sesuatu yang ia terima bisa dikatakan buruk. Lagipula, Kyuhyun tidak yakin ini perbuatan Nara. "Terima kasih karena sudah berbaik hati membelikan bahan makanan. Lain kali, kau tidak perlu melakukan ini lagi. Aku merasa tidak enak,” ucap Nara, namun yang diajak bicara justru fokus pada Jiwon. Tatapan Kyuhyun bagaikan petir, siap menyambar Jiwon kapan saja. Membuat wanita bermarga Kim itu berpikir, mungkinkah Kyuhyun tahu ia pelakunya? Tapi terasa mustahil, kecuali Kyuhyun mempunyai indra keenam. Kalau saja Kyuhyun sampai tahu, maka bisa dipastikan kalau hidup seorang Kim Jiwon akan segera berakhir. "Cho Kyuhyun?" Suara Nara membuat tatapan horor Kyuhyun hilang untuk sejenak, tatapannya pun tak lagi fokus pada Jiwon, melainkan telah beralih pada Nara. "Jangan merasa tidak enak, karena aku memberikannya dengan sepenuh hati." Nada bicara Kyuhyun terdengar amat halus dan lembut, membuat Jiwon serasa ingin muntah saat itu juga. Nara merespon ucapan Kyuhyun hanya dengan sebuah senyuman tipis, sebab ia masih memikirkan pujian Jiwon tadi. Nara yakin Jiwon melakukan kesalahan, tapi entah apa. Sikap Jiwon kali ini benar-benar membuat ia curiga, sekaligus penasaran. **** Akhir pekan penuh ketenangan telah tiba, mengakibatkan Jiwon menjadi gadis pemalas dan agak jorok. Bagaimana tidak, Jiwon bisa tidur sampai jam 10 pagi saat hari libur, ditambah keadaan kamarnya sangat-sangat berantakan. Kaos kaki, baju, sepatu, buku, dan beberapa bungkus makanan ringan berserakan di mana-mana. Inilah alasan kenapa Nara benci akhir pekan. Ia lebih suka hari di mana Jiwon bekerja, karena saat itu Jiwon akan terlihat rajin dan tentunya rapi. Meski Jiwon selalu mengatakan kalau Kyuhyun sangat menjengkelkan karena terlalu perfeksionis dan suka memberi perintah di luar tugas sekretaris, Nara yakin kalau sifat menjengkelkan Kyuhyun pasti sangat membantu Jiwon menjadi lebih baik. "Bangunlah, Kim Jiwon!" bentak Nara, sebab hari sudah menunjukkan pukul 9:46 pagi dan Jiwon belum bangun juga. "Hmmm ..." Jiwon hanya menggeliat pelan dan setelahnya kembali tidur. Kesabaran Nara selalu diuji setiap akhir pekan tiba, bentakannya pun bisa keluar berulangkali hanya karena satu orang, yaitu Kim Jiwon. Nara menarik napas panjang, menghembuskannya, kemudian menarik dengan paksa selimut Jiwon. "Bangun, sebelum kau dipecat!" inii adalah bentakan kedua Nara untuk Jiwon dan terdengar sedikit aneh di telinga Jiwon. "Apa maksud Ibu? Ini akhir pekan. Siapa yang akan memecatku diakhir pekan?" tanya Jiwon dalam keadaan mata setengah terpejam dan suaranya khas orang baru bangun tidur. "Kyuhyun ada di luar. Dia menunggumu dan mengatakan ada masalah dengan pekerjaan," jawab Nara dan siapa sangka sukses membuat Jiwon terbangun, bahkan langsung terduduk. "Kyuhyun?" tanya Jiwon memastikan, sementara ibunya hanya mengangguk saja. Setelah membulat, kini mata Jiwon mengerjap. Ia sungguh bingung kenapa Kyuhyun sampai menunggunya, alasan pekerjaan? Omong kosong! Jiwon tahu betul tidak ada masalah dengan pekerjaannya ataupun pekerjaan Kyuhyun. Apa mungkin Kyuhyun sungguh mengetahui siapa pelaku dibalik kopi asin kemarin? Dia datang untuk balas dendam? Begitukah? **** Sementara di ruang tamu rumah Jiwon dan Nara, terlihat Kyuhyun sedang duduk manis dengan ekspresi menahan kesal. Kyuhyun melirik jam yang tertempel di dinding dan waktu sudah menunjukkan pukul 10:15 pagi, namun Jiwon belum muncul juga di hadapannya. Apa wanita itu belum bangun? Benar-benar pemalas kalau sampai Jiwon belum bangun. Tapi beberapa saat setelah Kyuhyun mencap Jiwon sebagai wanita sangat pemalas, matanya menangkap sosok Jiwon yang sekarang berjalan ke arahnya dengan penampilan berantakan. Rambut terbungkus handuk, kancing baju tidak terpasang dengan benar dan yang terparah Jiwon memakai sandal terbalik. "Maaf membuat Presdir menunggu lama," ujar Jiwon dan seperti biasa, ia membungkuk di hadapan Kyuhyun hingga handuk di kepalanya jatuh di atas kepala Kyuhyun. "Maafkan aku, Presdir." Tanpa membuang waktu pagi, Jiwon langsung mengambil handuk dari atas kepala Kyuhyun dan memberikan senyum tanpa dosa pada Kyuhyun. Kesal? Jangan tanya lagi, karena Kyuhyun sudah sangat kesal sekarang. "Awas kau, Kim Jiwon!" geram Kyuhyun, membuat Jiwon merasa kalau malapetaka seperti kembali mendekat padanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD