Innovator dalam Pertunjukan Opera [2-C]

1428 Words
“Warum sind deine Haare weiß, Bayu san? Ist das in dem Land, aus dem Sie kommen, normal? Apa yang membuat rambutmu memiliki warna putih seperti itu, Bayu san? Apa ini hal yang normal di negara tempatmu berasal?” tanya Kanbara menggunakan bahasa Jerman sekaligus bahasa Jepang agar tidak ada yang perlu sampai harus bertany apa arti ucapan yang baru ia katakan sambil asyik menyentuh helai rambut anak remaja laki-laki itu yang bisa dibilang sangat lembut dan enak untuk diusap. Sungguh menggairahkan. Ia sendiri kalau boleh jujur merasa sedikit kasihan saat melihat anak remaja itu tampak sangat kesulitan kala harus bicara dalam bahasa yang bisa dipahami oleh dirinya dan juga Shun. “Oh, kalau masalah rambut ini juga dulu punya warna hitam seperti mayoritas orang dari ras Asia saja. Tapi, tiba-tiba jadi putih karena tanpa sadar terlalu banyak aku warnai…” ia menutup jawabannya sambil tercengir dengan raut yang santai berusaha menyesuaikan diri agar paling tidak keberadaannya tidak akan dianggap mengancam. Kanbara yang sebenarnya juga suka menggonta-ganti warna rambut jadi ikutan nyengir karena tanpa sadar ternyata ia telah dihadapkan pada resiko kondisi yang sama di masa depan nanti. Tapi, yah, dia kan bukan orang yang tidak mampu juga. Rasanya tidak akan masalah kalau rambut harus jadi sedikit rusak kalau itu demi kepuasan dan kesenangan pribadi. Bisa dipahami lah ya. “Shun-kun, gimana kalau Bayu-san sekolah di sekolah kita? Bakal kutanggung. Kau tinggal urus masalah lainnya saja,” pinta Kanbara polos tanpa memperhitungkan jati diri Bayu yang sesungguhnya. “Boleh juga. Bayu bisa jadi asisten trainer yang bakal datang besok. Sebentar lagi wajib militer pertama untuk anggota keluarga bintang akan dimulai.” “Waaah, maaf nih ye. Aku nggak suka militer dan badanku nggak gitu kuat. Aku cukup ikut wajib militer kayak siswa lainnya saja.” Setelah itu Bayu izin pergi ke kamar mandi. Ia mengeluarkan Calc. control dari tangannya yang berupa bayangan-bayangan tombol berwarna di udara. Ctik ctik ctik. Muncul segaris sinar berpola dari mata kirinya. “Activate Calc. Program behind name Bayu Adiputra! Memerintahkan Calc. Program menjalankan proses penyembuhan darurat.” Muncul kubus-kubus biru di permukaan tangan Bayu yang patah. Kubus-kubus itu menyerap masuk melewati epidermis kulitnya. Membentuk jaringan otot dan tulang yang baru. Diangkat tangannya ke udara. Dipraktikkan beberapa gerakan beladiri. “Yosha, tanganku juga sudah sembuh. Tinggal cara nyembunyiin hal ini dari dua anak itu saja.” Praannk! Karena terlalu bahagia tanpa sadar Bayu memecahkan cermin kamar mandi di rumah Shun. Gawat, Shun kan orang tajir, kacanya pasti mahal. Bayu melihat kaca itu ngeri. Sampai Shun tahu… “Program activate control. Activate Calc. Program behind name Bayu Adiputra! Memerintahkan Calc. Program menjalankan proses penyembuhan darurat,” ucap Bayu sambil menatap kaca yang telah hancur berkeping-keping itu. Cermin yang telah pecah berkeping-keping itu beranjak kembali ke posisinya semula. Tubuh Bayu terjatuh membentur pintu. Terlalu banyak mengeluarkan Calc. memang menurunkan stabilitas daya tahan tubuh seseorang. Jika orang biasa bisa cepat mati. Padahal alasan sebenarnya di balik warna rambut yang berubah warna adalah… ... Seluruh wilayah Saitama dan Nagano telah dilindungi sebagai wilayah spesial dengan didirikannya Fair Fire Wall yang memisahkan daerah itu dengan dunia luar. Fair Fire Wall sendiri adalah dinding elektromagnetis dengan teknologi super tinggi bin mutakhir untuk mencegah penyusupan orang yang bukan anggota keluarga kelas atas maupun keluarga bintang. Setiap negara yang masih ingin diakui anggota United Earth memiliki wilayah spesial mereka masing-masing. Seperti Jogjakarta dan Surabaya untuk Indonesia. Melbourne dan Sydney untuk Australia. Pikiran itu terus menghantui Shun, soal asal-usul anak asing mencurigakan. Sekarang ia tak sedang ada di rumahnya. Kanbara setuju mengangkat Bayu sebagai pelayan. Ia memang hobi ngangkat orang susah jadi pelayan. “Pelayan? Sepertinya boleh dan menarik juga,” kata Bayu menyikapi tawaran Kanbara. Karena keluarga elit biasa, jika Bayu di tetap di tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. “Aku ingin lebih mengenal kehidupan di luar dinding!” balas Kanbara semangat. Ia bagai pangeran yang lama terkurung di istana. Di hari kedua proses wajib militer para siswa dan siswi di Shihara High. Mereka akan dipilah berdasarkan kandungan Calmanac dalam diri. Anak dengan kandungan Calmanac tinggi berhak mengikuti pelatihan pengoprasian Innovator. Sementara yang sedikit berhak menjadi operator maupun perwira sipil. Paling buruk ya pesuruh. Kandungan Calmanac diri seseorang menentukan nasib selanjutnya apabila perang terus berlanjut. Saat pemeriksaan kadar Calmanac Shun melihat Touki keluar dari ruang periksa dengan wajah sembab. Tak ada yang menggubrisnya. Semua yang bertampang depresi saat keluar ruang pemeriksaan berarti sama. Di depan kamar mandi. Tak henti-hentinya Touki berteriak menangisi d**a Shun. Ia tak percaya hanya memiliki Calmanac 48/s. Jangankan Innovator, untuk menyalakan kompor energi Calc. saja tak akan bisa. “Jangan khawatir. Kau berasal dari keluarga bintang. Tak akan mungkin mereka menempat dirimu di posisi yang rendah atau tak masuk akal,” usaha Shun menenangkan temannya. “Yang memposisikan kita di camp pelatihan ini sendiri adalah kadar dari kandungan Calmanac dalam diri! Aku sadar kita tak bisa terus diam seperti dulu. Ada saat di mana para tentara musuh melihat celah dan memutuskan untuk menyerbu masuk ke wilayah yang ada di dalam dinding. Saat itulah Calmanac jadi begitu penting.” Touki mengepalkan tangan di d**a. Ia paham akan resiko keputusan Student Council. Shun memeluk tubuh Touki lagi. “Apa pun yang akan terjadi nanti aku berjanji akan melindungi dirimu.” Niatnya cuci muka tertahan karena melihat pemandangan telenovela di hadapannya. Diputar tubuhnya untuk menghadiri pemeriksaan. Pemuda itu tersenyum tulus. Kanbara Shinosaki, tunangan resmi Touki. “Bagaimana hasil pemeriksaanmu sendiri?” tanya Touki. “Gak tahu. Belum waktunya nomorku,” jawab Shun memang belum tau. Di kamar pemeriksaan. Terdapat beberapa ahli medis dan pemimpin utusan dari militer pusat di Tokyo. Seorang cewek tomboy bernama laki-laki yang sedang bingung bagaimana mengabarkan pada keluarga bintang jika anak mereka memiliki Calmanac sekelas pelayan. “Trainer Rinji san, sebaiknya lanjutkan dulu pemeriksaannya. Kita pikirkan nanti,” usul seorang perawat laki-laki. “Selanjutnya, 308!” ia memanggil melalui speaker. Si 308 memasuki ruangan dengan diam. Mungkin perasaannya tak enak setelah banyak melihat keputusasaan hasil pemeriksaan kandungan Calmanac dalam diri mereka. Rinji terbangun dari duduknya begitu melihat si 308. “En…” Pemuda itu menaruh telunjuknya di bibir, sst! “Rinji san, aku harap kita tetap profesional saja, ya.” Rinji mendekatkan bibirnya ke telinga Bayu, “Kenapa kau bisa sampai ada di tempat ini? Jika sampai mereka tahu…” Ganti Bayu yang bicara pada Rinji, menjelaskan rencana singkat untuk menyembunyikan anomali Calmanac yang ia miliki. Ia tak mau lagi-lagi dihubungkan dengan Ceaen Treated. Bahkan ia terpaksa kabur dari pengawasan negaranya karena dicurigai sebagai pembangkit daya Ceaen Treated. Rencananya; Bayu tetap menjalani pemeriksaan darah dan atom penyusun tubuh serta keadaan mental dan psikologis. Namun sampel yang dimasukkan dalam mesin pemeriksa adalah data milik Rinji. Dengan begitu Bayu menjadi manusia normal. “Selamat, kau dapat menjalani pelatihan pilot Innovator,” kata ahli medis ramah sambil mengulurkan tangannya pada Bayu. Tubuh Bayu terdiam. Tak menyangka Calmanac Rinji setinggi itu. Ia mengelus d**a dan langsung keluar. Sejujurnya, ia tak ingin bersentuhan lagi dengan yang namanya Innovator. Tak lama kemudian Shun menghampirinya yang duduk sendiri merutuki diri. Hasil pemeriksaan Shun adalah 2500/s, hasil tertinggi yang pernah para trainer itu dapat. “Hasil yang kamu dapat sendiri berapa?” ia bertanya pada Bayu. Tampang muram yang sejak tadi ia tunjukkan tampak beri isyarat bahwa itu bukanlah sebuah hasil yang baik. Dengan lesu Bayu menjawab, “1900/s.” Semua orang yang dapat hasil segitu harusnya sedang berpesta pora. Paling tidak dalam wajib militer ini mereka tak harus membersihkan toilet maupun menyapu halaman dan melakukan serangkaian pekerjaan kelas bawah lain. Shun mempertanyakan alasan di balik kemuraman wajah Bayu yang ia rasa tak seharusnya seperti itu. “Seharusnya kau menunjukkan sedikit rasa syukur, bukan? Aku sendiri pasti tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Harus rajin berlatih untuk pembukaan latihan besok,” ucap Shun dengan wajah, suara, dan senyuman penuh optimismenya. Bayu hanya menjawab, “Aku itu hanya seorang pelayan! Tugas yang aku punya harusnya sederhana. Salah besar memang aku sudah keburu merasa senang karena berpikir bisa lebih santai selama di sini.” “Apa kau punya pengalaman buruk soal wajib militer di negaramu?” tanya Shun lebih tenang, tak terpancing dengan "provokasi" anak asing itu. Bayu menjawab lagi, “Yang jelas bukan suatu kegiatan yang akan cocok buat manusia dengan tubuh dan jiwa lembut seperti sutra kayak kalian.” Mendengar itu Shun malah tertawa, "HAHAHA." Kembali ke Bayu... sebenarnya alasan di balik semua bukan itu. Penyakitnya menimbulkan banyak spekulasi ngawur bin tidak jelas di negaranya. Warna rambut dan matanya berubah saat pertama menaiki Innovator. Ia mengalami banyak hal buruk karena berbagai macam kesalahpahaman. Padahal, memang kebenaran itu ada di mana?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD