Kebusukan [3-C]

1228 Words
Mentari pagi mulai menampakkan sinarnya saat Shun tengah bersiap mengenakan pakaian klub (*baca cepat*: yang-namanya-kepanjangan-jadi-kita-singkat-jadi) astronomi. Saat kegiatan klub, kelas dimulai lebih awal. Melihat wajahnya ke cermin, dahinya penuh bekas tembelan karena tragedi malam tadi. Ia berkeras memasukkan udon ke hidung. Yang ada ia malah reflek menjedot-jedotkan dahi ke dinding demi memohon belas kasihan Rinji. Berbeda dengan Bayu. Sesudah sholat Subuh dan mandi ia beranjak tidur lagi. Malam tadi, karena melihat perjuangan Shun, akhirnya ia berniat menghirup semua udon. Yang ada ia malah tepar. Kedua lubang hidungnya tersumbat tisu karena tak henti mengeluarkan darah. Di perjalanan menuju tujuan masing-masing mereka bertemu Kanbara yang bernasib tak lebih baik. “Jijik waktu buang ingus yang keluar malah mie,” kata Bayu yang sensitif udara dingin. “Kalian masih mending!” amuk Kanbara. “Waktu sarapan tadi pagi, sejulur mie keluar dari hidungku. Aku jadi bahan tertawaan satu kantin.” Ia melirik sinis ke Shun dan Bayu yang tertawa juga. Mereka berpisah di persimpangan jalan. Shun melangkah lemah ke obsetavarium. Kegiatan pakai teropong dan jas putih panjang benar-benar menyebalkan di matanya. Tampilan seperti itu mengingatkannya pada ayah yang telah menemukan Ceaen Treated. “Untuk pertemuan pertama mari kita bahas kemungkinan Ceaen Treated dan partikel penyusun obelisk Ceaen Treated berasal dari luar angkasa,” kata guru wanita seksi. Kesadaran Shun yang tinggal lima watt ter-charge lagi. Apakah ini keputusan terbaik yang dunia putuskan? Dengan membuatnya bergabung dengan anak-anak klub astronomi yang kamseupay. Pindah ke seting Kanbara. Guru tengah mengajarkan inti gerakan kelenturan tubuh. Dalam perang bisa diterapkan untuk melatih kesabaran. Melatih kelenturan juga berguna untuk beladiri. Bejibun kelebihan balet yang guru jelaskan hari itu hanya berbuah kantuk bagi Kanbara. Ia ingin berjuang bersama Shun dan Bayu. Untuk itu ia harus jadi kuat. Walau tak bisa jadi Enchancer, ia cukup senang karena bisa memperbaiki Innovator. Karenanya setiap malam ia melatih tubuhnya seorang diri di gym. Ia tak boleh menyia-nyiakan apa pun yang ia alami sekarang. Ia harus memperjuangkan yang terbaik agar bisa jadi yang terbaik. Lagian dulu dia pernah ikut baton. Balet saja kecil. Satu minggu kemudian. Setelah tujuh hari menjalani kegiatan klub campur pelatihan, kegiatan pengembangan diri ini akan diakhiri dengan pacuan kuda. Karena model acaranya standar, pagelaran ini berhak dihadiri warga sipil. Mereka boleh kagum melihat didikan militer terhadap para joki pemula itu. Shun dan Kanbara berdesakan diantara pengunjung lain melihat Bayu bersiap di atas salah satu kuda. Ia ditunjuk sebagai salah satu taruna yang diharapkan mampu mengharumkan sekolah. “Onii chan,” sapa Yukiko yang baru tiba. Ia memang berniat menghadiri acara ini sekalian melihat kakaknya dalam balutan seragam kemiliteran Shihara. Shun senang adiknya datang. Tapi Yukiko paling benci pacuan kuda. Ia jadi merasa kedatangan Yukiko bukanlah untuk dirinya. “Bayu kun, ganbare!!!”teriaknya memberi semangat ketika perlombaan sudah dimulai. Bayu di pandangan Yukiko, Reika juga Shinyou saat itu, terlihat begitu mengagumkan. Di mata Hirose yang juga ikut dalam pertandingan itu, kehadiran Shun pasti diperuntukan untuknya. Karenanya Bayu san, maaf kalau dia bisa membuatmu terlihat kurang keren di mata gadis-gadis itu. “Pertandingan, DIMULAI!” teriak pemegang bendera memulai perlombaan. ... “Apa kalian tahu apa itu Fair Fire Wall sebenarnya?” Kata itulah yang belakangan ini eksis di kalangan penghuni Fair Fire Wall Saitama. Awalnya muncul di internet. Kelamaan, langit Saitama dipenuhi kata tersebut. Karena Fair Fire Wall merupakan dinding berteknologi tinggi, langit dalam Fair Fire Wall mampu direkayasa secara virtual sehingga tulisan itu melayang di sepenjuru langit. Di hari pertama wajib militer sesi ketiga. Seisi camp gundah akan serangan terorisme model hack ini. Masalah Fair Fire Wall Saitama ditutupi dari khalayak umum. Sampai tersebar bisa terjadi kekisruhan nasional. “Memang Fair Fire Wall itu apa? Apa masalah kalau orang mikirin itu?” bingung Bayu di pertemuan rutinnya dengan dua anggota trio kwek-kwek yang lain. “Fair Fire Wall berada di bawah kekuasaan pemerintah. Pendiriannya berdasar keputusan United Earth. Pembangunan maupun fungsi yang sebenarnya tak seorang pun ketahui,” terang Shun. “Ini dilakukan karena menginginkan keresahan masyarakat dengan membuat mereka mempertanyakannya,” simpul Kanbara. “Maksudmu, keberadaan Fair Fire Wall digunakan sebagai pemancing agar masyarakat melakukan pemberontakan. Begitu?” “Jika wilayah dalam Fair Fire Wall sudah diserang, keutuhan birokrasi suatu negara akan runtuh. Pasti ada negara lain yang terpancing oleh keberhasilan Jerman menyerbu wilayah dalam (wilda) ini.” “Saat situasi kacau semua orang jadi memikirkan dirinya sendiri. Apa yang bisa kita lakukan?” Siang itu juga ketiganya sepakat membentuk tim ekspedisi Fair Fire Wall. Walau mereka tahu itu dilarang keras pemerintah. Tetapi di situasi seperti ini, kedamaian banyak orang lebih penting ketimbang ketidakpastian. Tim ekspedisi itu dipimpin oleh Shun yang merancang rencana penyusupan. Dia juga memastikan keselamatan saat keluar camp secara ilegal. Informasi ini tak boleh bocor ke pihak luar. Suatu hari di minggu kedua wajib militer sesi ketiga. Rinji menginformasikan kerusuhan yang terjadi di masyarakat luar camp. Tampaknya ada provokator diantara mereka. Masyarakat jadi berasumsi macam-macam soal kebenaran Fair Fire Wall. Beberapa unit Innovator diturunkan untuk meredakan keresahan. Yang ada masyarakat malah makin spekultan. Terutama masyarakat diluar anggota keluarga bintang. Mereka berasumsi diadakannya wajib militer wilayah dalam Fair Fire Wall Saitama bertujuan untuk kejahatan. Shun memimpin operasi penanganan kerusuhan sekaligus tim ekspedisi Fair Fire Wall yang dilarang pemerintah. Kerusuhan masyarakat wilayah dalam Fair Fire Wall Saitama akan berhenti jika sang provokator berhasil ditangkap.Yang ia pertimbangkan merupakan pelaku tragedi tulisan mengambang itu juga. “Calmanac Barbara bisa buat bikin orang nggak?” tanya Shun suatu hari. Bayu hanya cengok merespon pertanyaan itu. “Aku sedang memikirkan caramu dan Kanbara keluar camp tanpa menimbulkan kecurigaan.” Di kamar Shun dan Bayu. Bayu dan Kanbara tengah memastikan rencana mereka sendiri. Yang belum ditemukan hanya cara keluar. “Gimana kalau aku bilang kedua orang tuaku meminta aku untuk keluar? Dengan gitu Bayu sebagai pelayanku juga bisa dengan mudah keluar,” usul Kanbara. “Nggak bisa. Kau harus memastikan alibi dengan semua orang yang ada rumahmu juga kalau gitu. Lebih baik pikirkan bagaimana cara untuk keluar tanpa melibatkan pihak ketiga yang tidak tau pada hal apa yang ingin kita lakukan,” bantah Shun. Kanbara dengan senyum nyengir nya yang cukup khas memegang kedua pundak Shun dengan teguh, yakin, tapi di saat sama tetap lembut dan tidak menyakiti. “Apa kau sudah lupa siapa itu keluarga Shinosaki?” Keluarga Shinosaki adalah salah satu keluarga bintang berpengaruh. Mereka mendirikan pabrik pengolahan baja terkenal bernama Shinosaki Steel. Saat masuk masa perang, usaha mereka melebar ke pembuatan s*****a. Kanbara merupakan anak laki-laki satu-satunya keluarga itu. Setelah anak laki-laki pertama mereka meninggal sekitar tiga tahun lalu. “Tugas yang kamu miliki sebagai ketua OSIS hanya meluruskan perizinan dengan sekolah. Rinji san jadi urusan si Bayu,” perintah Kanbara. Sejauh ini semua bergerak dengan baik dan tak mengecewakan. Sangat sesuai apa yang direncanakan sejak aw. Bayu dan Kanbara keluar dari pelatihan sementara. Alasannya, perusahaan Shinosaki harus mengadakan pertemuan penting. Kantor sedang kekurangan orang. Sementara Shun sendiri kedapatan tugas untuk melakukan pemantauan dari jauh. Setelah keluar mereka akan menuju Fair Fire Wall. Akomodasi untuk penyusupan sudah disiapkan oleh orang kepercayaan Kanbara. Sesuai rencana, mereka akan kembali dalam dua hari ke depan. Sekarang Shun hanya tertinggal seorang diri di dalam camp. Giliran Kanon yang menyusun rencana untuk menunaikan hajat jahat kedua orang tua Touki. Mana kelihatannya Touki sama sekali tak punya ketertarikan pada Kanbara. Hmm, rencana harus disusun. Dan segala kemungkinan harus masuk dalam pertimbangan. Karena bagaimanapun juga ini adalah hidup yang merupakan jalan panjang perjuangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD