Semudah itu. Ya. Semudah menjentikan jari. Karena-Nya, hati gadis itu terbuka. Kak, bagaimana caraku untuk mendekat pada-Nya? Lama ia tercenung. Menatap layar yang semakin kabur dimatanya karena dihujani air yang menghangatkan jiwa. Ini aneh. Tapi itu lah yang ia rasa. Hanya ikuti hatimu, Sha. Hatimu lebih tahu. Maka tanpa tunggu lama, ia bangkit. Memasukan ponsel dan notebook-nya sebelum menghilang dari kafe. Satu-satunya tempat terdekat yang bisa ia gapai adalah rumah-Nya. Allah....aku kembali. Ia tak tahu kenapa ia bahagia sekali saat mengambil wudhu. Membasuh wajahnya. Membasuh tangannya. Membasuh kakinya. Lalu berlari-lari kecil menuju sajadah dan bersujud sambil terisak-isak. Mungkin ini kebahagiaan yang tak pernah ia temui sebelumnya. Hanya dengan bersujud, bersimpuh kepada-