Aisha terkekeh kecil. Usai mengantar Fifa, ia gemar sekali tertawa. Menertawakan sikapnya yang memalukan. Tiba-tiba kikuk dan grogi. Kini malah tersenyum-senyum. Ia mematikan mesin mobilnya dengan riang. Ketika keluar, kepalanya langsung menghantam dahi Mami yang entah kapan sudah berada di samping mobilnya. Ia mengelus sambil mendesis sementara Mami tak kalah mengaduhnya. Ia terkekeh lalu meninggalkan Maminya yang menggerutu. Namun wanita itu segera menyusulnya. “Jadi, siapa lelaki itu, Aisha?” Haaah. Ia menghela nafas jengah. Baru juga sampai, gerutunya. Mood-nya turun drastis. Ia mempercepat langkahnya menuju rumah. Papinya yang hendak menghadang, membuatnya semakin berlari kencang lalu terbahak ketika berhasil mengunci diri di dalam kamar. Mami menarik nafas lalu geleng-geleng kepala