Piawai

1386 Words

Lagi-lagi bibir Grisse mengulas senyum ketika ingatannya kembali diputar ke kejadian beberapa waktu lalu. Vidwan datang ke kamarnya untuk meminta maaf padanya. Bukannya menjawab permintaan maaf yang dilontarkan Vidwan, Grisse justru tergoda hingga akhirnya ia kembali b******a dengan gurunya. Bagaimana tidak tergoda, jika Vidwan begitu agresif menyentuhnya di titik-titik paling sensitif dirinya. Kini otak Grisse sibuk mengingat bahwa sentuhan tanpa menggunakan tangan lebih berbahaya. Sentuhan tanpa menggunakan tangan mampu membius objek yang disentuh. Ia begitu melenakan dan mengecewakan bila buru-buru disudahi. “Hey, kau masih terjaga?” Tanya Vidwan masih dengan mata terpejam. Grisse menoleh ke samping kanannya. Sang dosen terlihat seperti sedang tidur, namun ia tahu bahwa laki-laki itu t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD