Kate menatap Molly dengan perasaan puas. Charles sengaja hanya diam saja, setelah melihat Kate begitu lihai bicara, dan bersandiwara.
Molly tentu saja tahu siapa itu Kellan Sanders.
"Bagaimana, Nyonya. Apa anda mengenal keluargaku? Atau aku harus menunjukan koran pagi ini yang memuat tentang perjalanan kami beberapa waktu ini?" Kate mengangkat dagunya ke arah Molly.
"Charles, katakan padaku dengan jelas, ada hubungan apa di antara kau, dan dia?" Molly menatap tajam bola mata Charles.
"Apa anda tidak menyimak pembicaraan kita dari tadi, Nyonya? Apa anda tidak bisa memahami, kalau aku ini adalah calon istri Charles, dan calon mommy bagi Chad."
"Jadi selama ini kau berbohong, Charles!?"
"Berbohong apa? Apa dia berjanji akan menikahi anda, tidak bukan? Berbohong kalau tidak lagi tertarik pada wanita? Dia hanya ingin menjaga perasaan anda, Nyonya. Apa hal sekecil itu saja, anda tidak mengerti ...."
"Diam! Aku bertanya pada Charles ...."
"Apa yang dikatakannya benar, Molly. Sebaiknya kau pergi. Sekarang kau sudah tahu yang sebenarnya."
"Ya, benar. Pergilah, Nyonya. Tidak ada lagi tempat bagimu di sini."
"Kau sangat kurang ajar!" Geram Molly pada Kate.
"Aku tidak kurang ajar, keluargaku sudah mengajariku banyak hal. Juga cara menghadapi wanita seperti anda, yang tidak mau menerima kenyataan."
"Huuh!"
Molly mengambil tasnya yang ada di atas meja kerja Charles. Ditatap Charles dengan perasaan marah yang hampir tak bisa lagi ia kendalikan.
"Aku pergi, Charles. Nanti kita bicara lagi."
"Silahkan, Nyonya," sahut Kate dengan senyum kemenangan di bibirnya.
Charles mengiringi langkah Molly menuju pintu. Molly memutar tubuhnya, sehingga mereka jadi berhadapan. Molly mengecup bibir Charles, tanpa Charles menduga.
"I love you, Charles," ucapnya di depan wajah Charles. Charles tidak menjawab, ia hanya menghela napas berat.
Charles ingin menutup pintu, tapi Kate menahan daun pintu.
"Aku juga harus pergi."
"Terima kasih atas bantuanmu, Kate." Charles menatap wajah Kate. Tangan Kate terangkat, diusap bibir Charles dengan jari tangannya. Kate berjinjit, bibirnya mengecup bibir Charles, di ambang pintu yang daun pintunya terbuka.
"Bantuanku tidak gratis, Uncle C. Ada harga yang harus kau bayar." Kate mengusap bibir Charles yang baru saja ia kecup.
"Aku pergi dulu, by Uncle C."
Kate melangkah tanpa menunggu jawaban Charles. Ia berlenggak lenggok bak peragawati. Dressnya yang kentat memperlihatkan keindahan lekuk tubuhnya. Mata Charles mengerjap, disentuh bibirnya yang baru saja mendapatkan dua kecupan dari dua orang wanita.
Charles menggelengkan kepala, mengusir satu rasa di dalam hatinya.
***
Kate menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Charles. Seorang pria mendekati mobilnya.
"Selamat malam," sapa si penjaga.
"Selamat malam. Saya Kate Sanders, bisakah bertemu dengan Tuan Charles Evans?" Kate memperlihatkan kartu pengenal dirinya.
"Tunggu sebentar, Nona."
Si penjaga mengambil kartu pengenal Kate, lalu ia tampak menghubungi seseorang. Kemudian, ia kembali mendekati mobil Kate. Pintu gerbang dibuka oleh pria lainnya.
"Silahkan masuk, Nona." Penjaga menyerahkan kembali kartu pengenal Kate.
"Terima kasih," Kate menyimpan kembali kartu pengenal miliknya di dalam tas.
Kate menjalankan mobilnya, melewati pintu gerbang yang tinggi, dan kokoh. Rumah dua lantai yang sangat besar berdiri kokoh di hadapannya. Kate memarkir mobil di depan teras yang tinggi, dengan tangga di sampingnya. Seorang pria membukakan pintu mobilnya. Kate ke luar dari dalam mobil, sambil tersenyum pada pria itu.
"Silahkan, Nona."
"Terima kasih.'
Kate menaiki tangga menuju teras yang luas. Daun pintu terbuka, seorang wanita tua menyongsongnya.
"Selamat datang, Nona. Tuan menunggu anda di ruang tamu."
"Terima kasih."
Wanita itu membawa Kate ke ruang tamu. Charles berdiri untuk menerima kedatangan Kate.
"Hallo, Charles. Apa aku mengganggu waktumu. Aku datang untuk berkenalan dengan Chad, apa dia ada?" Cerocos Kate, setelah mengecup pipi Charles.
"Silahkan duduk, Kate. Amy, panggilkan Chad di kamarnya."
"Baik, Tuan."
Kate duduk, Charles juga duduk. Amy beranjak meninggalkan ruang tamu.
"Ada apa kau ingin bertemu Chad, Kate?"
"Tentu saja karena aku harus mengenal calon anakku." Kate tersenyum sambil mempermainkan alisnya, menggoda Charles.
"Kate, jangan bercanda." Charles menatap tajam wajah Kate. Ia pikir, Kate sudah keterlaluan.
"Aku tidak sedang bercanda, Uncle. Apa yang aku katakan, adalah apa yang ada di dalam hatiku. Aku bukan orang yang bisa menyimpan apa yang aku rasakan. Aku ...."
"Kate, sudah aku katakan, saat ini aku tidak tertarik pada wanita."
"Apa itu artinya, Uncle tertarik pada pria?"
"Kate, kau mengerti apa yang aku maksudkan. Penghianatan istriku mengikis rasa percayaku pada sosok wanita."
"Aku ... oh ... apa ini Chad. Hallo, Chad. Perkenalkan aku Kate Sanders. Daddymu adalah teman Daddyku. Apa kita bisa berteman juga?" Kate mengulurkan telapak tangannya pada Chad. Chad hanya menatap telapak tangan Kate, lalu beralih menatap wajah Kate.
***
Kate menarik telapak tangannya, saat Chad tak juga mau menerima uluran jabat tangannya.
"Tak apa kalau kau tak mau berteman denganku sekarang, Chad. Aku harap suatu hari nanti kau bersedia ikut travelling bersamaku, dan kakekku, Kellan Sanders."
"Kellan Sanders?"
"Ya, apa kau suka melihat video perjalanan kami?"
Chad menatap wajah Kate dengan sangat lekat.
"Anda ... Katerin Sanders?"
"Ya itu aku. Apa kau melihatku di video-video kakekku. Aku jarang muncul di video, karena aku perekam videonya."
"Hallo Aunty Kate. Aku senang kalau bisa pergi bersama Aunty, dan kakek Aunty." Chad mengulurkan telapak tangannya. Ada senyum meski samar terlihat di bibirnya. Kening Charles terangkat, selama ini, tak ada satu wanita yang mengejarnya, bisa membuat Chad menerima perkenalan para wanita itu. Apa lagi sampai bisa membuat putranya itu tersenyum.
"Oke Chad, kalau kau libur panjang, kita bisa pergi bersama, bukan begitu, Uncle C?" Kate mengalihkan tatapannya pada Charles.
"Hah! Oh ya ... tentu saja. Chad, kau sedang belajar'kan?"
"Ya, Daddy."
"Kembalilah ke kamar, teruskan belajar."
"Baik, Daddy. Aunty, aku kembali ke kamarku."
"Selamat belajar, Chad. Kalau kau ingin menghubungi aku, telpon saja aku lewat Daddymu."
"Ya, Aunty. Selamat malam."
"Selamat malam, Chad."
Setelah Chad pergi.
"Sebaiknya kau pulang, Kate."
"Kau mengusirku?"
"Untuk apa kau di sini?"
"Tentu saja untuk menggaet hatimu, Uncle C."
"Sudah aku katakan, aku tidak berniat menjalin hubungan serius untuk saat ini."
"Menjalin hubungan serius? Hmmm ... jadi kau suka hubungan yang main-main, Uncle C. Cinta satu malam maksudmu? Pria dewasa sepertimu, tidak mungkin bisa menahan hasrat biologisnya. Aku benar'kan, Uncle C?"
"Pulanglah, Kate. Aku tidak ingin membicarakan tentang diriku lebih jauh lagi."
"Baiklah ... aku pulang." Kate bangun dari duduknya.
"Sampai bertemu lagi, Uncle C."
Kate melangkah diiringi tatapan mata Charles.
"Tuan!"
Charles menolehkan kepala.
"Ya, Amy."
"Ada Nyonya Molly ingin bertamu."
"Molly?"
"Ya, apa Tuan ...."
"Panggil Kate, minta dia kembali ke sini, cepat Amy!"
"Baik, Tuan."
Charles mengusap wajahnya. Molly ternyata belum menyerah juga.
Kate datang kembali bersama Amy.
"Kate!"
"Ada apa?" Kate mendongakkan wajahnya, menatap wajah Charles yang terlihat gelisah.
"Tetaplah di sini."
"Ada apa? Tadi kau mengusirku, Uncle C!?"
"Ada Molly datang. Sandiwara kita harus berlanjut. Aku mohon bantu aku."
"Dengan senang hati." Kate tersenyum sumringah.
Molly yang melangkah masuk ditemani Amy terpaku sejenak, saat melihat ada Kate juga di sana.
"Untuk apa dia di sini, Charles!?"
"Ya Tuhan ... apa yang aku jelaskan di kantor Un ... Charles tadi belum anda pahami juga, Nyonya? Aku calon istri Charles, calon Mommy putra Charles. Jadi apa anehnya kalau aku di sini."
"Jangan karena kau menyandang nama Sanders di belakang namamu, lalu kau merasa lebih segalanya dariku."
"Anda juga, Nyonya. Jangan karena anda merasa punya hubungan keluarga dengan mommy Chad, lalu anda merasa menjadi orang yang paling berhak berada di sini."
Charles tidak punya kesempatan untuk bicara. Ia memilih hanya diam saja, kecuali kedua perempuan di hadapannya melakukan kontak fisik.
"Charles, ada hal yang harus kita bicarakan berdua."
"Bicara di sini saja, Molly. Tak apa Kate mendengarnya."
"Charles! Dia orang luar, tidak ...."
"Katakan saja, apa susahnya. Sebentar lagi aku akan jadi istri Charles. Tidak boleh ada rahasia apapun di antara kami.
Molly menghela napas kesal, karena Kate selalu ikut bicara.
"Tidak bisakah kau diam! Jangan ikut bicara terus!"
"Oh ... baiklah, aku akan diam." Kate menyandarkan punggung, sambil melipat kedua tangannya di depan d**a.
"Aku mohon, Charles, beri aku kesempatan untuk bicara berdua."
"Maaf, Molly. Aku merasa tidak ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu. Kalau kau ingin mengatakan sesuatu, katakan saja di sini."
"Kenapa kau berubah lebih dingin dari biasanya, Charles? Apa karena dia?" Molly menunjuk Kate yang sedang asik dengan ponselnya.
"Aku harus menjaga perasaanya."
"Tapi, kenapa kau tidak berusaha menjaga perasaanku?"
"Dia calon istriku. Aku ... aku jatuh cinta padanya. Tidak bisa dibandingkan dengan dirimu," sahut Charles pelan, namun tajam menusuk sampai ke hati Molly yang paling dalam.
"Bagaimana kalau Chad tidak menyukainya?"
"Mereka sudah bertemu, Chad menyambut sangat baik kehadirannya."
"Apa kurangnya aku, sehingga kau menolakku, Charles!" Tanya Molly menghina.
"Tidak ada, Molly. Hanya hatiku tak bisa terbuka untukmu, itu saja. Maafkan aku, sebaiknya kau pulang sekarang. Masih banyak pria lain di luar sana yang lebih dari aku."
"Charles ...."
"Jangan membuat aku membencimu, karena kau mencoba memaksakan kehendakmu, Molly. Aku mohon, pergilah." Charles merasa sudah lelah menghadapi Molly, yang seakan mengemis cintanya.
"Baiklah, aku pergi. Kita lihat, sejauh apa kau bisa bertahan dengan wanita yang lebih cocok menjadi putrimu. Selamat malam, Charles."
"Selamat malam."
Tanpa berpamitan pada Kate, Molly langsung melangkah pergi.
BERSAMBUNG