Bab 165 Dokter Archer vs Lisa

1413 Words
#Warning rate 18 + Mohon maaf atas ketidaknyamannya. …………… “Anda sangat beruntung, nona Lisa. Alat reproduksi Anda semuanya terlihat sehat dan bagus. Jika Anda berusaha dengan tekun, saya yakin dalam waktu dekat, kalian berdua akan segera memiliki anak.” Pemeriksaan kesehatan Lisa cukup memakan waktu. Bahkan, dengan sedikit bujukan dari Joanna sang manager, supermodel cantik itu setuju untuk melakukan pemeriksaan agar bisa cepat hamil setelah menikah dengan Arkan. Sejujurnya, Lisa tidak begitu mengkhawatirkan kesehatannya, karena dia yakin kalau dia memiliki tubuh yang sehat dan sangat baik. Masalah sesungguhnya adalah apakah Arkan mau menyentuhnya atau tidak saat mereka bulan madu nanti. Ciuman pertamanya saja tidak dianggap, bagaimana bisa membuat anak? Dokter wanita terus menjelaskan sambil tersenyum lebar. Dia adalah salah satu orang yang mendukung pasangan nasional tersebut. “Terima kasih, dokter. Saya sangat terharu,” balas Lisa anggun dan elegan, sangat dewasa dan cantik dalam setiap gerakan dan tutur katanya. “Anda benar-benar luar biasa. Arkan sang Top star sangat beruntung mendapatkan pasangan seperti Anda. Selamat, ya, atas pernikahannya! Tidak apa-apa, kan, kalau saya mengucapkan selamat terlebih dahulu?” Dokter itu terkekeh senang, wajah berseri-seri. “Tentu. Tidak masalah, dokter,” balas Lisa dengan masih mempertahankan image bidadari tak berdosa dan polos. Joanna terkesima di dalam hati, padahal beberapa saat lalu, Lisa terlihat seperti iblis cantik dari neraka! Galak dan sangat menakutkan seolah-olah akan membumi hanguskan semua yang ada di sekitarnya! Keluar dari ruangan dokter dan lega dengan segala pemeriksaan merepotkan itu, Lisa menggerutu sendirian, membuat Joanna yang tersenyum-senyum di sebelahnya menaikkan sebelah alis heran. “Kenapa? Kamu tidak senang?” “Senang? Tidak lihat, ya, aku baru saja diperiksa seperti alien?” “Lisa, ini semua demi kebaikanmu. Kamu dengar sendiri kalau kesehatanmu memang bagus, tapi kamu kurang beristirahat. Aku tidak bisa mengambil risiko kehilangan talentku hanya gara-gara terlalu bekerja gila-gilaan tidak ingat waktu. Uang memang bagus, tapi sekali jatuh sakit, maka apa gunanya?” Lisa mencibir sinis, dengan wajah terpasang masker medis dan bersedekap angkuh seraya meliriknya galak, dia menimpali, “oh, ya? Kamu benar-benar manager paling baik sedunia! Kenapa kamu tidak jadi ibu angkatku saja?” “Kamu ini, ya, benar-benar kalau dinasihati! Apak kamu pikir Arkan bisa tahan dengan sikapmu ini? Kalian sama-sama keras, sulit bisa berdamai!" Ketika dua orang ini sibuk berdebat satu sama lain, di ujung lorong lain di sebelah kiri Lisa, tiba-tiba muncul sebuah sosok putih berjalan cepat ke arahnya. “Aduh! Sakit!” keluh Lisa kesal, jatuh terduduk ke lantai hingga satu sisi tepi rok pendeknya robek. “Lisa! Kamu tidak apa-apa?!” seru Joanna prihatin, buru-buru mendekat membantunya berdiri. “Lepas!” gerung Lisa marah, melotot ke arah pria yang baru saja menabraknya begitu saja. “Apa kamu tidak punya sopan santun? Kalau sudah menabrak orang, seharusnya minta maaf! Kenapa malah berdiri sombong di situ seperti patung?!” lanjut Lisa penuh emosi, menunjuk geram ke arah lawan bicaranya. “Lisa! Sudahlah! Jangan ribut di sini! Tidak enak jika dilihat orang!” bisik Joanna cepat, tapi segera didorong keras oleh Lisa. “Hei, dokter sombong! Kamu pikir ini adalah rumah sakit milikmu?! Seenaknya saja berlaku seperti itu! Cepat minta maaf!” protes Lisa marah, berjalan maju dengan kedua tangan di pinggang. Sejujurnya, Lisa hanya cari-cari alasan untuk melampiaskan amarahnya selain kepada managernya. Kebetulan dokter di depannya ini sedang sial dan cocok untuk dijadikan kambing hitam. Lisa tentu tidak bisa menahan diri. Segala perasaan kacau yang dialaminya gara-gara punya tunangan seperti Arkan, membuat akal sehatnya runtuh sedikit demi sedikit! Siapa yang tidak akan gila jika jatuh cinta kepada playboy seperti itu? Lisa juga punya harga diri sebagai seorang wanita! Dokter yang tidak sengaja menabrak Lisa adalah Archer. Pria tampan dengan sikap suka jahil itu, awalnya ingin membantunya dan minta maaf, tapi begitu melihat sosoknya yang menggemaskan marah-marah mirip hamster kecil, membuat hatinya tergelitik untuk mengerjainya sedikit. “Apa kamu bisu?! Cepat minta maaf kepadaku! Kamu minta dilaporkan ke polisi, ya?!” “Lisa! Kamu bicara apa?! Cepat hentikan! Ayo pergi dari sini!” “Jangan mengguruiku! Dia harus diberi pelajaran, Joanna!” Joanna mencoba menenangkan Lisa. Talent-nya itu memiliki temperamen seburuk Arkan. Jika tidak segera dihentikan, maka kemarahannya gara-gara sebuah senggolan kecil saja pasti akan menjadi trending topic di internet. Image baiknya sebagai supermodel cantik dan anggun selama bertahun-tahun akan terancam, dan bisa saja membuat reputasinya jatuh dalam semalam! Archer menikmati tontonan di depannya, bersedekap santai dengan senyum geli dan puas di bibir tipisnya yang menawan. Baru kali ini dia melihat seorang wanita tidak segan-segan untuk bertingkah gila di depannya. Padahal, siapa pun yang bertemu dengannya akan terpikat dan terpana dengan ketampanannya yang terbilang tidak manusiawi. Apa uniknya wanita bermasker ini sampai tidak tersentuh dengan pesonanya? “Wuah! Lihat! Dia masih saja diam! Kamu benar-benar cari masalah denganku, ya? Jangan-jangan, kamu adalah paparazzi yang sedang menyamar? Katakan! Kamu dari perusahaan mana! Aku pasti akan menuntut kalian semua?!” “Lisa! Kamu apa-apaan!” seru Joanna makin panik, menarik wanita cantik itu agar tidak maju mencakar sang dokter. Dokumen pemeriksaan Lisa di tangannya jatuh berserakan di lantai. Di sisi lain, Archer menaikkan kedua alisnya terkejut. Apakah wanita di depannya ini adalah seorang selebriti? Tidak heran di wajahnya terpasang masker. Pakaiannya juga terlalu heboh hanya untuk datang ke rumah sakit sebagai pasien. “Joanna! Jangan mencegahku kali ini! Dia benar-benar pria sombong! Aku tidak peduli dia itu siapa! Beraninya menyenggolku dan tidak minta maaf! Kalau aku tadi terkilir, bagaimana? Aku patah tulang, bagaimana? Apa dia bisa bertanggung jawab?! Karirku menjadi taruhannya!” Lisa marah-marah sambil dipeluk oleh Joanna dari belakang, dan tangan kanannya menunjuk-nunjuk kesal ke arah dokter yang terlihat santai menghadapinya. Wajah cantiknya galak dan penuh ancaman! Melihat ketenangan dan sikap cuek Archer yang seolah-olah tak peduli dengan kemarahannya, Lisa menjerit marah luar biasa dan segera membuka kasar masker medisnya. “DASAR PRIA KURANG AJAR! KENAPA KAMU TERTAWA SEPERTI ITU, HAH?! KAMU GILA, YA?! KE MARI KAMU! KITA GULAT SAMPAI MATI DI LANTAI INI! BIARKAN SEMUA ORANG MENJADI SAKSINYA!” Lisa sudah mirip orang gila yang mengamuk, kedua tangan menggapai-pagai liar hendak meraih pria di depan sana, sementara Joanna setengah mati berjuang memeluknya agar tidak membiarkan talentnya lepas kendali. “Lisa, cukup! Sadarlah! Jangan membuat gosip yang tidak perlu!” Karena tempat Lisa ribut adalah lorong rumah sakit yang cukup jauh dari pintu masuk dan ruang administrasi, maka tidak banyak yang menonton adegan menarik tersebut. “Hei! Kamu! Beraninya terus tertawa di situ! Dasar pria kurang ajar tidak punya sopan santun! Kamu pikir kamu itu siapa, hah! Muka jelek begitu masih beraninya cari gara-gara denganku!” umpat Lisa geram, mata melotot hebat penuh dendam ke arah sang dokter. “Menarik sekali,” gumam Archer, masih tertawa geli melihat tingkah konyol wanita di depannya. Hanya karena sebuah senggolan dia jadi meledak seperti itu? Sepertinya, bukan itu alasannya. Dengan cepat, sang dokter bisa menebak kalau suasana hati Lisa sedang tidak bagus. Tapi, itu tidak membuat semangatnya turun untuk mengusilinya. “Cantik, kamu jangan marah-marah lagi. Nanti tekanan darahmu naik,” bujuknya pelan, tersenyum lembut sambil berjalan mendekat. Syok! Lisa membeku di tempatnya, tangan kanan masih terjulur ke depan. Dokter Archer meraih tangannya yang tergantung di udara, lalu menggegamnya mesra sembari semakin mendekat. “Aku minta maaf. Puas?” “A-apa?!” Lisa linglung, kaget bukan main karena dokter pria itu tiba-tiba mendekat sangat cepat hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter. “Oh, ya. Rumah sakit ini adalah milikku. Lebih tepatnya adalah milik pamanku. Jadi, bukankah itu sama saja kalau rumah sakit ini adalah milikku juga? Dengan begitu, aku bisa bersikap semena-mena sesuai kemauanku, bukan?” Lisa terkejut hingga menahan napas! Seolah batu besar baru saja dijatuhkan ke atas kepalanya! Rumah sakit ini milik keluarganya?! Kemarahan di hati Lisa semakin mendidih dan kembali ingin meledak, mata sudah mulai membulat besar dengan ura-urat merah menonjol di sana, tapi begitu hendak membuka mulut melampiaskan semuanya, detik berikutnya dia hanya bisa membeku syok hingga dunianya menjadi hening. Kejadian itu terlalu cepat sampai Lisa tidak punya waktu untuk mengelak atau pun menghentikannya. Pria sombong itu tiba-tiba saja menciumnya tanpa ragu! “Karena rumah sakit ini bisa dikatakan adalah milikku, maka aku boleh melakukan ini juga, bukan? ” godanya dengan sebelah mata dikedipkan genit, terkekeh lucu sembari mengusap pelan bibir bawah Lisa yang basah oleh ciuman barusan. Lisa yang masih dipeluk dari belakang oleh Joanna, seketika saja mundur dengan kecepatan luar biasa seolah baru saja melihat hantu. Wajah cantiknya pucat dan kaku menyadari apa yang baru saja terjadi. Itu adalah ciuman keduanya yang berharga! Berengsek! Berani sekali dia berbuat kurang ajar seperti itu kepadanya!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD