Bab 166 Ancaman Cinta dari Dokter Archer

1888 Words
#Warning rate 21 + Mohon maaf atas ketidaknyamannya. …………… “Bagaimana? Kamu suka dengan ciuman dari dokter tampan sepertiku? Kamu adalah tipeku. Bagaimana kalau kita pacaran saja?” Dokter Archer mengedipkan sebelah mata lagi, kali ini sangat jahil dan nakal. Melihat itu, darah Lisa seketika mendidih hebat! Supermodel cantik itu langsung menamparnya tanpa ragu! “Berengsek! Kamu pikir dirimu itu siapa?! Beraninya mencium orang sembarangan!” maki Lisa kesal, lalu meraih jubah putih Archer dengan perasaan sangat marah. “Lihat saja! Aku akan mengirimkanmu surat tuntutan!” Joanna panik, segera mencoba melepaskan tangan Lisa dari jubah sang dokter. “Ma-maafkan kami, dokter! Kami janji tidak akan ada surat tuntutan selama kita melupakan saja kejadian ini!” “Joanna! Kamu bicara apa?!” berang Lisa marah hingga matanya membulat hebat. Joanna segera membungkam mulutnya, menatap penuh peringatan. “Kamu gila? Jika sampai surat tuntutan itu diketahui oleh media, kamu bisa bayangkan skandal apa yang akan menimpamu kelak? Ingat, Lisa! Sebentar lagi kamu akan menikah!” Lisa yang mendengar hal itu mulai sedikit waras, tapi matanya masih kesal menatap pria berjubah putih yang tampak terkejut di depannya. “Wuah? Kamu sudah punya pasangan? Sayang sekali. Tapi, aku tidak keberatan jika harus terlibat skandal denganmu,” goda Archer dengan gaya sedikit terkesan playboy, senyumnya manis dan memikat, tapi semua itu membuat api di hati Lisa membara luar biasa! “Kamu! Dokter sialan! Awas kalau kita bertemu lagi!” koarnya marah, menunjuk tepat ke arah Archer, terlihat galak dan mengintimidasi. Namun, di mata sang dokter, pembawaannya sangat menggemaskan dan manis. Ingin sekali dia memasukkannya ke dalam saku jubahnya dan membawanya pulang ke rumah. Sayang sekali dia sudah akan menikah. Archer sedikit menyesal melepas ciuman pertamanya untuk wanita milik dari pria lain. Tapi, dia senang melakukannya dengan wanita bernama Lisa itu. Baru saja dokter Archer ingin mengatakan sesuatu, seorang petugas keamanan berlari-lari kecil mendekat ke arah keributan itu. “Dokter Archer!” “Oh, sudah dapat siapa pemilik mobil itu?” tanyanya cepat, tampak ekspresinya berubah sangat drastis, menakutkan dan gelap. Seolah-olah dia adalah iblis dari kerak neraka. Auranya bahkan sangat mengintimidasi dan kuat. Lisa yang sedang marah-marah dan ingin sekali mencekiknya, seketika saja terkejut melihat perubahan mendadaknya. Apa dia itu psikopat? Hanya dalam hitungan detik sudah berubah sikap? “Saya sudah mencarinya dan bertanya kepada beberapa orang. Katanya mobil dengan plat unik dengan nomor XXXX itu adalah milik dari seorang wanita. Ada yang melihatnya kalau dua wanita bermasker medis keluar dari mobil itu dan masuk ke bagian unit pemeriksaan dokter Amanda.” “Bukankah dokter Amanda bertugas di bagian ginekologi?” “Benar. Dia adalah dokter di bagian itu, tapi saya juga sudah bertanya kepada orang-orang di sana, mereka bilang kedua orang itu sudah lama pergi.” “Apa mobilnya masih di tempat parkir?” Dokter Archer kesulitan mencari pemilik mobil yang telah menabraknya dulu, dan karena dia ada panggilan penting beberapa saat lalu, terpaksalah dia meminta petugas keamanan untuk membantunya. “Untungnya mobil itu masih di sana, Dok. Tapi, jika tidak segera menemukannya, mereka mungkin akan segera pergi dan tidak bisa ditemukan lagi.” Archer tertawa mendengarnya. “Ada-ada saja bapak ini. Saya tinggal bertanya kepada dokter Amanda, bukan? Walaupun tidak bisa menemukan orangnya, informasi itu sangat penting. Terima kasih atas bantuannya, Pak. Nanti saya akan mentraktik satu pos jaga sebagai ucapan terima kasih saya.” “Kalau boleh tahu, kenapa Anda begitu sangat ingin mencari pemilik mobil itu, dokter Archer? Apa dia meminjam uang tapi tidak dikembalikan?” Lisa Rosalinda Altezza dan sang manager membeku pucat sejak tadi mendengar percakapan kedua orang tersebut. Kedua langkah kaki mereka bahkan menjauh secara perlahan tanpa ada yang menyadarinya dan saling berpelukan erat. Bukankah plat nomor mobil yang sedang dicarinya adalah plat nomor mobil Lisa? Archer yang mendengar pertanyaan sang petugas keamanan tiba-tiba menggertakkan gigi marah, kegelapan pekat menjatuhi wajahnya. Tangan kanan mengepal kuat. “Wanita itu melakukan aksi tabrak lari dan hampir saja membuatku terbunuh! Aku ingin meminta ganti rugi dan pertanggungjawaban darinya! Tidak ada kata damai dariku!” geram Archer seolah-olah dia adalah serigala galak yang menggeram bengis, sementara Lisa dan Joanna yang menciut pucat menyadari keadaan sekarang sudah mirip domba yang tersesat dan terpojok di sebuah tebing tinggi. Joanna tahu dengan jelas apa yang terjadi kepada mobil Lisa waktu itu, karena hampir semua masalah yang dibuat olehnya adalah urusannya sebagai manager sang supermodel, tapi dia sama sekali tidak menyangka ada bencana muncul di depan matanya begitu jelas dan terang menusuk mata. “Se-sebaiknya kita segera pergi dari sini, Lisa,” bisik Joanna cepat, menelan ludah gugup. Lisa yang tidak bodoh melihat perubahan dokter Archer yang tidak masuk akal segera mengendus bahaya yang sepertinya akan sulit untuk dihadapi. Belum lagi sikapnya barusan yang dengan santai menciumnya begitu saja. “Oh? Apa aku menakutimu? Aku tidak biasanya marah-marah. Bukan hobiku bersikap tidak keren seperti itu. Tapi, wanita yang hampir menabrak mobilku itu benar-benar tidak terampuni. Untung saja aku tidak apa-apa meski hantamannya aku yakin bisa membunuh orang.” Archer tersenyum lebar ke arahnya dan bersikap ramah kembali. Sang petugas keamanan sudah pergi dengan wajah berseri-seri setelah berkata akan membantunya dengan memeriksa rekaman CCTV rumah sakit. Jelas saja membuat kedua wanita di tempat ini langsung menelan ludah gugup hampir bersamaan. “Ka-kami sedang terburu-buru. Harus pergi sekarang. Selamat tinggal!” seru Lisa dengan akting terbaiknya, berusaha masih terlihat marah dan kesal, tapi kegugupannya terpancar jelas di kedua bola matanya. “Tunggu. Kenapa begitu terburu-buru?” cegat dokter Archer cepat, menghalangi jalan Lisa menggunakan tubuh tingginya. Bibirnya terlihat seksi dan menawan dengan senyum memikat dan tulus. “Kamu tampak gugup. Apa jangan-jangan wanita yang menabrakku adalah kamu? Dua wanita memakai masker medis?” goda Archer main-main, sengaja mengatakannya untuk menjahili Lisa. Tidak benar-benar menuduhnya, tapi sikap Lisa sangat berlebihan sampai kecurigaan muncul di hati sang dokter. Tangan Lisa yang ditahan kembali ditarik cepat, membuat supermodel cantik berkeringat dingin dan berwajah pucat. “Katakan, kamu dari departemen apa di rumah sakit ini? Li... sa? Itu namamu, kan?” ujarnya jahil, sengaja menyebut nama wanita di depannya dengan nada main-main dan sedikit genit. Lisa Rosalinda Altezza diam-diam panik di dalam hati, mencoba menarik lepas tangannya kasar yang lagi-lagi dicengkeram kuat olehnya. “Lepaskan! Kamu pikir menyenangkan mempermainkan orang seperti ini? Dasar pria kurang ajar!” Archer cemberut kecil, membuatnya terlihat semakin tampan dan manis. Dengan iseng dia mengeluh sambil berkata malas-malasan, “aku tidak bermaksud kurang ajar. Tidak menyangka kamu sudah punya calon suami. Kalau tahu sejak awal, aku tidak akan memberikan ciuman pertamaku kepadamu.” “Ci-ciuman pertama?” gugup Lisa linglung. Apa benar itu ciuman pertamanya? Bohong, kan? Dia mau menipunya dan membuatnya terpesona? “Benar. Lucky! Kamu wanita super beruntung. Aku baru seumur hidup ini mencium bibir seorang wanita. Wuah... sepertinya kemurnianku direnggut oleh wanita yang sangat terkenal. Apa kamu adalah seorang artis? Kalau begitu aku super duper beruntung di dunia ini!” Hah? Dia tidak tahu siapa dirinya? Atau pura-pura bodoh? Archer terkekeh menarik melihat wajah linglung Lisa, berkata santai dan sedikit merasa bersalah. “Selama beberapa tahun ini aku tinggal di luar negeri, dan tidak tertarik melihat dunia gosip di mana pun. Maka dari itu aku tidak tahu kamu adalah seorang artis terkenal. Apa aku benar? Kamu main film apa? Aku akan mencoba menontonnya.” Nada suaranya yang terkesan masih main-main dan menyebalkan itu membuat Lisa kesal luar biasa, dan mencoba mendorongnya menjauh. Tentu saja tidak berhasil! “Lepaskan aku sebelum hal ini menjadi serius!” ancam Lisa marah, menatapnya berang. Pria berjubah putih jelas tidak akan membiarkannya lepas dengan mudah, dia malah menariknya lebih kuat hingga masuk ke dalam pelukannya. “Tebakanku benar, ya? Kamu pasti selebriti yang sangat terkenal di negera ini. Wanita yang bersamamu saja sangat hati-hati sejak tadi.” “Kamu!” Ucapan Lisa terpotong cepat, membeku kaget dengan apa yang menimpa bibirnya lagi. Archer memeluk Lisa dengan kuat, dan menciumnya dengan gaya Prancis. Sontak saja, ketika merasakan lidah lain masuk ke dalam mulutnya, Lisa memejamkan mata malu dan takut! Sialan! Dia dilecehkan dua kali oleh orang yang sama dan di hari yang sama pula! Lidah Archer menerebos masuk dan menyapu semua yang ada di dalamnya, membuat tubuh Lisa membeku cukup lama dengan mata terpejam erat. Bahkan Joanna yang melihat adegan berani itu hanya bisa menutupi mulutnya menggunakan kedua tangan. Syok melihat ada pria yang begitu berani terang-terangan melakukan hal seperti itu di depan umum! Ketika selesai mencium Lisa, pria tampan dan jenaka itu menjilati bibirnya sendiri dengan raut wajah puas. “Tidak buruk. Bayaran kecil atas ciuman pertamaku yang melayang menyedihkan. Anggap saja sebagai kenangan manis dariku sebagai ucapan selamat atas pernikahanmu tahun ini.” Archer Alnair Azkara memeluknya semakin erat sambil berbisik di telinganya dengan nada seksi yang menggoda, jahat dan licik, “aku berharap kamu bisa mengingat ciuman kita setiap hari mulai sekarang, nona Lisa. Sepertinya, ini adalah ciuman Prancis pertamamu, bukan? Aku sungguh beruntung kalau begitu.” Lisa tertegun kaget mendengar suaranya yang terdengar sangat seksi dan setengah serak. Seolah-olah itu adalah sebuah lagu nina bobo yang sangat merdu dan memabukkan. Apakah dia adalah seorang playboy? Kenapa begitu ahli menggoda seorang wanita? Ciumannya barusan juga seperti bukan seorang amatir. Archer tersenyum puas dan bangga melihat wajah Lisa yang tercengang kaget dalam diam. Bibir manis dan lembutnya kembali dikecup oleh sang dokter. “Sebaiknya jangan bertemu denganku lagi, nona Lisa. Kamu mungkin akan menyesalinya di masa depan,” rayunya dengan sebelah mata dikedipkan nakal, satu ibu jarinya mengusap lembut bibir sang wanita penuh makna. Lisa mematung kaget di tempatnya, membiarkan saja sang dokter mengusap lembut puncak kepalanya sambil tertawa geli melihat reaksinya yang tampak seperti orang bodoh dan linglung. Apakah itu adalah ancaman cinta darinya? Lisa semakin tidak mengerti dengan apa yang diinginkan oleh sang dokter. “Selamat tinggal, nona cantik,” bisiknya tepat di depan wajah Lisa sambil tersenyum misterius. Lagi-lagi mengedipkan sebelah mata dengan sangat genit dan menyebalkan. Joanna dengan panik segera menghampiri Lisa begitu sang dokter sudah pergi dari hadapan mereka. “Lisa? Kamu tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?” Lisa tidak bisa mengatakan apa pun mengenai apa yang dirasakannya sekarang. Dia tampak sangat linglung, dan bola matanya bergerak-gerak tidak fokus. Satu tangannya menyentuh bibirnya dengan tatapan melamun. “Lisa!” Joanna mengejar sang supermodel yang kini berjalan pelan sambil melamun memikirkan sikap Archer kepadanya barusan. Seumur-umur, baru kali ini Lisa mendapat penghinaan seperti itu, tapi tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Dia kalah telak melawannya! Lisa pernah berharap kalau Arkan yang akan menciumnya panas dan liar untuk pertama kalinya. Penuh cinta dan kegairahan yang meledak-ledak, tapi siapa sangka malah pria asing menyebalkan itu yang melakukannya?! Kenapa dia seperti merasa ternodai? Rasanya hatinya remuk dan patah di saat yang sama. Walaupun Lisa tidak suka dengan ciuman dari dokter pria genit itu, tapi di dalam hatinya, Lisa mengakui ciumannya memang sangat hebat. Ataukah dia saja yang tidak pernah melakukan French Kiss selama ini, makanya merasa itu luar biasa? “Lisa! Sebelah sini!” tegur Joanna prihatin dalam bisikan kecilnya, menarik Lisa yang salah jalur gara-gara terus saja melamun sejak tadi. “Ha-haruskah kita pulang dengan mobil itu? Bagaimana kalau kita ketahuan?” tanya Lisa linglung, tatapannya sangat tidak fokus. Sepertinya masih hanyut oleh kejadian menarik yang dialaminya barusan. “Apa bedanya menggunakan mobil lain? Dia pasti akan segera mengetahuinya cepat atau lambat, bukan?” Lisa yang masih melamun dengan pikiran sangat kacau, bergumam tidak jelas dan setengah berbisik. “Oh... benar juga....”

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD