Bab 142 Melampiaskan Kerinduan Masing-Masing

2081 Words
*** WARNING: RATE 21 PLUS *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA! SEMUA INI HANYALAH IMAJINASI DAN KARANGAN AUTHOR. YANG J E L E K DAN BURUK, JANGAN DITIRU! MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA! ---------------------------------------------- Mendengar teriakan Julian, Casilda segera sadar dan mendorong Ethan menjauh. Sekujur tubuh wanita ini memerah luar biasa! Astaga! Apa yang baru saja ingin dilakukannya? Kenapa bisa-bisanya tergoda dengan pria berengsek seperti Ethan? Gara-gara dia, bukankah hidupnya hancur di masa lalu?! Sialan! “Kamu malu?” bisik Ethan nakal dan mesra di telinga Casilda, lalu kecupannya yang singkat dan dalam diberikan pada pipi sang wanita. Casilda yang semula menunduk menahan malu, sontak menaikkan pandangan bingung ke arah Ethan. Kenapa dia melakukan ini? Jangan bilang Ethan mengenalnya sejak tadi? Apakah dia pura-pura tidak tahu siapa dirinya dan ingin mempermainkannya? Apakah lucu melihat dirinya seperti bola sekarang ini? Kemudian, ingin membuatnya jatuh ke perangkap yang sama? Ethan tersenyum dingin misterius, matanya terlihat puas dan kenyang. Meskipun gagal mencicipi bibir Casilda, tapi dia senang melihat wanita di depannya masih sama lugunya dengan beberapa tahun lalu. “Kak Ethan! Apa yang kakak lakukan? Bercanda dengannya juga tidak perlu sampai seperti itu, kan? Kasihan dia kalau menganggapnya serius,” ujar Julian gugup, tersenyum canggung dengan perasaan sangat kesal di hatinya. Bagaimana bisa Ethan bercanda dengan hal semacam itu? Dia adalah pria yang setahunya tidak pernah ada inisiatif menggoda wanita di tempat umum seperti ini. Apa jangan-jangan si Gendut itu yang merayunya? Memikirkan kemungkinan ini, hati Julian langsung marah luar biasa! Superstar itu maju dengan langkah-langkah cepat dan menarik tangan sang manager, menatapnya berang sambil memaki, “Gendut! Kamu menggoda Kak Ethan, ya? Dia memang pria baik! Tapi, dia bukanlah pria murahan! Beraninya kamu punya nyali menggoda Kak Ethan seperti ini! Masih untung dia tidak marah! Kamu jangan merasa bangga, ya, mendapat kecupannya di pipimu! Dia pasti hanya tidak enak hati! Dasar otak bodoh! Cermin sedikit! Berapa kali harus aku beritahukan kalau kamu itu tidak layak?!” “Ju-Julian! Sakit!” keluh Casilda dengan wajah memuram pucat. “Julian, jaga sikapmu. Sejak kapan kamu bersikap kasar seperti ini kepada seorang wanita?” tegur Ethan dengan wajah menggelap dingin, melepas cengkeraman Julian di tangan Casilda. Auranya sungguh membuat orang sesak napas! “Kak Ethan?” Julian tertegun kaget. “Dia sama sekali tidak menggodaku. Ini hanya salah paham. Mau aku menciumnya atau tidak, apa hubungannya denganmu? Bukankah yang sebaiknya menjaga sikapnya adalah dirimu sebagai seorang superstar?” terang Ethan dingin, mata menyipit menakutkan. Julian mengerjapkan mata tidak percaya. “Kak Ethan? Kamu tidak perlu membelanya! Dia ini memang manager tidak tahu diri! Kamu tidak perlu bersikap baik seperti ini. Kalau kebiasaan nanti bagaimana?” Hati Julian panik! Dia tidak mau kalau Ethan menaruh simpati sedikit saja kepada si Gendut itu. Rasanya sungguh tidak rela! Casilda sangat marah! Memangnya dia ini wanita apaan sampai dia selalu merendahkannya seperti Arkan? Berengsek! Apa perusahaan itu hanya bisa memiliki superstar dengan sifat seburuk mereka? Keterlaluan! Ketika Julian hendak meraih tangannya kembali, Casilda langsung mendorongnya menjauh. “Julian! Kamu tidak masuk akal! Apa yang dikatakan oleh Presdir Ethan barusan benar adanya. Memangnya ini ada hubungannya denganmu? Lagi pula, kejadian tadi benar hanyalah salah paham semata!” Superstar tampan itu tercengang bodoh. Bagaimana bisa kedua orang ini berkata hal tadi adalah sebuah salah paham semata? Jelas-jelas mereka berdua hampir berciuman! Ethan juga malah menciumi pipi bakpaonya itu! Hati Julian langsung marah sekali lagi saat mengingat adegan tersebut! Tidak mungkin Ethan punya selera wanita yang aneh, kan? Apa gara-gara itu sampai sekarang kisah percintaannya selalu tidak jelas? Dia punya selera yang unik? “Ke mari! Kamu jangan macam-macam! Kak Ethan adalah investor penting dan juga adalah sepupuku! Tentu saja semuanya ada hubungannya denganku! Bikin malu saja!” jelasnya kesal, menarik Casilda sekali lagi dengan sangat kasar dan penuh paksaan. Ethan melihat ini langsung menahan wanita berkepang satu itu ke sisinya, memeluknya menggunakan satu lengannya kuat-kuat. “Julian, kamu tidak boleh bersikap seperti ini kepada wanita,” peringat Ethan dingin. Sikap tidak biasa Ethan itu semakin membuat hati Julian tidak nyaman, hatinya seperti dipukul oleh palu sangat keras. Jangan bilang kalau Ethan sungguh menyukai Casilda?! Wanita berkepang satu dalam pelukan sang CEO dingin menggeliat gelisah tidak nyaman. “To-tolong lepaskan saya, Presdir Ethan. Biar saya yang menjelaskannya kepada Julian.” Ethan menunduk dan berbisik hanya untuk Casilda, suaranya sengaja dibuat seksi dan dingin, “kamu akan bilang apa kepadanya? Salah paham lagi? Ratu Casilda Wijaya, kita berdua tahu kalau tadi itu bukanlah sebuah kesalahpahaman semata. Bukan begitu?” Tubuh sang wanita menegang syok! Tidak! Tidak mungkin Ethan benar-benar telah mengenalinya! Melihat kedekatan kedua orang yang baru bertemu itu, Julian benar-benar tidak bisa menerimanya. Keningnya bertaut kencang! Dengan perasaan gugup, dia berusaha mencoba merebut Casilda dengan gaya yang sedikit sopan. “Kak Ethan, aku minta maaf dengan sikap kasarku kepada Casilda. Tapi, bisakah berhenti bermain-main sekarang? Jika ada yang melihat kalian berdua, tentunya akan sangat tidak nyaman bagi kita semua. Kasihan Casilda yang akan menjadi bahan lelucon semua orang.” Ethan mendengus geli, lalu melepas Casilda dengan sangat lembut. Tanpa sadar, Casilda menoleh menatapnya linglung. Dia sebenarnya tahu siapa dirinya atau tidak, sih? “Maaf, Casilda. Kamu terlalu lucu dan menggemaskan. Aku jadi tidak sadar menggodamu seperti tadi. Baru kali ini Julian memiliki manager unik seperti dirimu. Tolong jaga dia baik-baik di masa depan. Anggap saja ciumanku di pipimu barusan sebagai tanda terima kasih sudah menjaga anak nakal itu.” Senyum dingin dewasa Ethan muncul kembali, membuat jantung Casilda berdetak aneh. Tidak! Tidak boleh menyukainya lagi! Lagi pula, dia sekarang adalah istri dari pria lain! Mereka berdua tidak mungkin bisa bersama dalam bentuk apa pun! Toh, masing-masing sudah punya pasangan, bukan? “Maaf, apa yang sedang terjadi di sini? Kenapa kalian bertiga berdiri di lorong seperti itu?” Jasmin tiba-tiba muncul dengan wajah bingung, menatap bergantian ketiga orang di sana dengan tatapan penuh rasa penasaran. Julian berdeham tidak enak hati, lalu segera menarik Casilda ke arahnya. “Tidak ada apa-apa. Hanya sedikit salah paham.” “Tidak ada masalah serius, kan?” tanya Jasmin cemas. Sang superstar mengangguk canggung, dan detik berikutnya hendak menarik Casilda bersamanya. “Aku masih ingin ke toilet!” ucap Casilda cepat, menghentikan langkah kakinya. Menyentak kasar tarikan Julian. Sang superstar tampak sangat kesal, segera mengedikkan kepalanya sebagai tanda mengizinkannya pergi. Ekspresinya menggelap suram, tapi tidak mengatakan apa pun untuk menegurnya lagi. Casilda buru-buru pergi dari tempat yang sekarang terasa aneh itu. Keringat dingin menghujani sekujur tubuhnya. “Ya, ampun! Kenapa Julian bersikap begitu? Memangnya dia itu siapaku sampai berlagak sok seperti suamiku segala? Mau aku bersama siapa, apa haknya? Dasar superstar aneh!” gumam Casilda kesal, berjalan semakin cepat ke arah toilet, dan tanpa peringatan sebuah tangan langsung terjulur ke arahnya begitu dia berbelok ke kanan. Kedua bola mata Casilda membola hebat! Bagaikan terkena de javu, wanita itu tiba-tiba saja ditarik oleh seseorang memasuki sebuah ruangan VIP lain. Casilda meronta sekuat tenaga, tapi tenaga orang itu sangat hebat! Ruangan di sini juga agak gelap sehingga kesulitan melihat wajah sang pelaku! Tapi, bau parfum ini...? Jantung Casilda nyaris berhenti berdetak! Ketakutan langsung menyerbu pembuluh darahnya, seketika tidak bisa bergerak saking kagetnya dengan kebetulan ini! “Beraninya menggoda pria lain di depanku! Dasar babi betina!” geram suara dingin menusuk di belakang telinga Casilda. Sosok itu memeluk erat tubuh sang wanita seolah akan meledakkan paru-parunya! Matilah! Arkan pasti membunuhnya detik ini juga! Ketika Casilda hendak membela diri, orang yang telah menariknya tadi tiba-tiba membalik tubuhnya hingga mata mereka bertatapan. Napas wanita berkepang satu itu seolah dicabut dari dadanya! “A-Arkan... aku bisa jelaskan semuanya...” cicit Casilda dengan wajah memucat kelam, kedua bahunya menciut takut melihat wajah dingin Arkan yang menggelap penuh kemarahan. Sudut bibir aktor tampan itu langsung tertarik sinis dan jahat, berkata tajam super dingin, “kamu tahu apa hukuman karena membuatku marah, bukan?” Casilda menelan saliva kuat-kuat! Menatap gugup suaminya yang tampak seperti akan meledak bak gunung merapi itu. Dia tidak menyangka kalau akan bertemu Arkan di tempat ini, dan dia sedang berpakaian formal dengan balutan jas mewah dan kemeja putih mahal. Jika bisa menebaknya, Casilda berpikir mungkin suaminya sedang bertemu orang penting, atau sedang kencan dengan tunangan tercintanya. “Berlutut! Lakukan sekarang juga di sini! Jangan banyak protes!” titah Arkan dingin, segera mendorong Casilda ke dinding hingga membuat sang istri kaget bukan main. Keduanya sempat terjadi perlawanan kecil satu sama lain, tapi sang wanita akhirnya kalah. Dia tidak ingin membuat keributan, apalagi dua pria lain yang dibencinya ada di tempat yang sama. Selama beberapa menit, bibir Casilda mendapat hukuman yang tidak bisa terkatakan kekejamannya. Digigit, dihisap, dan diserbu oleh lidah Arkan seolah-olah pria itu ingin menerobos dan merobek mulutnya. Begitu selesai menikmati bibir manis istrinya, dan melampiaskan kerinduan gilanya, Arkan dengan wajah gelap dan menahan amarah segera memaksa Casilda berlutut di hadapannya. “Jika tidak membuatku senang, jangan harap keluar dari tempat ini. Beraninya ingin berciuman dan menggoda pria kaya lain. Kamu minta dirantai lagi? Istri tidak tahu diri!” geram Arkan menahan dadanya yang sangat emosi mengingat tidak sengaja melihat adegan ketika Casilda memejamkan mata dan hendak menerima ciuman dari Ethan. Arkan membuka ikat pinggangnya dengan sangat tidak sabaran, dan mata marahnya terus menatap Casilda tanpa kedip. Di dalam diri sang aktor ada ketakutan yang nyata kalau Casilda bisa saja hilang tiba-tiba di udara, dan sulit ditemukan olehnya lagi. Hari ini, sangat kebetulan dia menemukannya ketika sedang menemani Lisa makan bersama. Tapi, apa yang dilihatnya barusan dengan seorang pria? Yang paling menyebalkan adalah malah menjadi manager dari Julian berengsek itu? Hati Arkan panas bagaikan lava yang menggelak tak terkendali! Casilda menggeleng cepat mengetahui apa yang akan dilaluinya, bersandar takut ke dinding di belakangnya. Ruangan ini memang gelap, tapi pencahayaannya cukup untuk mengenali wajah suaminya yang sangat marah. Casilda gemetar ketika Arkan mulai memiringkan kepalanya dan celananya mulai diturunkan kasar. “Hisap yang keras! Tidak boleh ada setetes pun yang tumpah!” Casilda menciut pucat dalam keremangan ruangan itu, wajahnya memucat kelam. Berkali-kali menggelengkan kepala menolak hal itu, tapi Arkan sangat marah dan segera menariknya berdiri. Sang aktor menekan Casilda ke dinding dan berbisik ke telinganya penuh nada kecemburuan dan kemurkaan menjadi satu, “lakukan sesuai perintahku, atau aku akan membuatmu berteriak keenakan di tempat ini sampai semua orang melihat kita berdua.” “Ka-kamu tidak akan berani!” Arkan menyeringai jahat, matanya yang gelap dan dingin penuh amarah dan kegilaan berdenyar dalam keramangan. Cahaya dingin melintas cepat di sana hingga membuat Casilda jatuh terduduk lesu ke lantai. Dia tidak bisa melawan Arkan.... Mau sejauh apa pun dia berlari, takdir seperti mempermainkannya.... “Kesabaranku ada batasnya, Casilda. Ataukah kamu ingin aku menghukummu di rumah saja sampai tidak bisa berjalan selama seminggu penuh?" sinis Arkan dingin, menarik kepangan sang istri sambil menatapnya dingin dan jahat. “Arkan... ini salah...” gugu Casilda yang mulai meneteskan air mata sedih. “Salah? Apanya yang salah? Apa kamu pikir kabur dari suamimu adalah tindakan yang benar?” suara Arkan naik sedikit, membuat Casilda panik dan segera berdiri menutup mulut sang aktor. “Arkan... kamu tahu apa maksudku. Aku tebak dengan pakaian seperti ini, kamu pasti sedang bersama tunanganmu, kan?” “Lantas kenapa? Kita berdua telah menikah, dari segi mananya yang salah? Jangan bicara omong kosong dan buang-buang waktu! Cepat lakukan!” Kedua bahu Casilda ditekan ke bawah hingga berlutut ke lantai, membuatnya linglung mendapati posisi canggung tersebut. Kedua tangan wanita ini gemetar takut meraih depan celana sang suami. “A-Arkan... bolehkah aku dihukum yang lain saja?” tanya Casilda, mendongak dengan wajah memelas kuyu. Kedua mata berkaca-kaca menyedihkan. Sesaat Arkan tertegun kaget. Jantungnya berdebar gila hingga desakan prianya ingin terlepas dari kurungannya, tidak sabar ingin memasukinya dengan cara yang biasa dia lakukan sebagai seorang playboy. Sialnya, harga diri dan gengsi seorang Arkan sang Top Star terlalu tinggi hingga tidak bisa melakukannya! Mau tidak mau hanya bisa menelan kepahitannya hingga ke perut. Dengan wajah menggelap kelam, Arkan membalasnya dingin, “kamu pikir aku akan tersentuh dengan aktingmu ini? Jangan bercanda, istriku!” Raut wajah Casilda seketika berubah kesal, lalu membuang muka sambil mendecih cuek dengan mata mendatar malas. Gagal sudah aktingnya merayu sang suami! “Lakukan dengan benar. Paham?” “Suami sialan! Binatang buas!” Begitu selesai memaki sambil cemberut, Casilda langsung melakukan tugasnya dengan sangat baik! Arkan mendesah kecil keenakan, mata terpejam erat merasakan mulut kecil istrinya. Tidak berapa lama kemudian, kedua orang itu sudah lupa daratan! Mereka bergumul liar dan mesra di lantai meski saling tatap penuh kemarahan dan kebencian! Namun, diam-diam, keduanya sebenarnya melampiaskan kerinduan yang dipendam di hati masing-masing! Adegan di ruangan ini sangat panas dan mendebarkan!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD