Selamat membaca Intan memasuki rumah dengan langkah gontai. Cakra yang tengah duduk di sofa melirik ke arah Intan sekilas. "Sudah aku bilang, kamu nggak akan berhasil membujuk Leylin kembali ke rumah," tukasnya datar dan kembali fokus dengan laptopnya. Intan melangkah dan duduk di sebelah Cakra. Dia menyenderkan tubuh lelah di punggung sofa, lalu menghela napas pelan. "Aku hanya nggak mau lihat mama dan papa sedih karena terus memikirkan kak Leylin. Apalagi sekarang keadaan papa semakin drop, aku nggak tega, Kak," kata Intan dengan nada suara rendah dan tatapan sendu. "Leylin butuh waktu untuk kembali. Entah sampai kapan pun itu, aku yakin dia akan tetap pulang meski harus membutuhkan waktu yang cukup lama," ujar Cakra tanpa menoleh ke arah Intan. "Ini semua salah aku ... kalau aku n