Peringatan! Cerita ini mengandung unsur dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan.
New York.
Shaenteen Company.
Jam di dinding ruangan Navisha menunjukan waktu 08.15 waktu New York. Navisha memandang gedung-gedung pencakar langit di hadapannya dengan tatapan kosong.
Kini hujan tengah mengguyur kota New York dengan sangat deras, Navisha semakin erat memeluk tubuhnya sendiri saat udara dingin menerpa tubuhnya yang hanya berbalut blazer biru muda.
Dari atas balkon kantornya yang berada di lantai tertinggi, Navisha bisa melihat hiruk-pikuk jalanan kota yang tengah di guyur hujan deras.
3 tahun, 3 tahun sudah berlalu sejak dirinya pergi meninggalkan tanah kelahirannya, Indonesia. Meninggalkan kedua orang tuanya, keluarganya, sahabatnya dan juga pria yang menjadi cinta pertama dan terakhirnya.
Navisha memilih untuk kembali pergi menjauh, kembali mencoba untuk menata hati dan juga hidupnya. Meskipun Navisha akui, seiring dengan berjalannya waktu, ia tetap tidak bisa untuk melupakan pria yang amat sangat ia cintai.
Pria yang menjadi cinta pertamanya, pria yang membuatnya bahagia dan sedih di saat yang bersamaan, pria yang hanya menganggapnya seorang sahabat, tak lebih. Ia lebih memilih membawa sebagian dari diri pria yang ia cintai pergi bersamanya.