“Jadi Anda ini dosennya Zivaa anak saya?” tanya Sukma, senyum yang terukir di wajah wanita paruh baya itu sangat mirip dengan Zivaa. Shaka mengangguk, “Benar, Bu. Nama saya Arshaka, panggil saja Shaka.” Dengan sopannya pria itu memperkenalkan diri. “Saya mengajar di kampus barunya Zivaa.” “Akbar pertama kali lihat malah mikirnya ini temen Mbak Zivaa,” sahut remaja yang duduk di sebelah Shaka. “Ganteng banget.” “Iya, muda dan tampan sekali wajahnya.” Sukma ikut-ikutan memuji. Disela perbincangan, Sukma tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia berbisik pada putrinya, mengajukan Tanya mengenai ketidakhadiran seseorang. “Selama Ibu di rawat, Seno tidak datang menjenguk, Nak. Biasanya dia pasti sangat heboh kalau dengar Ibu masuk rumah sakit.” “Kenapa mendadak bahas Seno, Bu?” Zivaa terlihat ti