“Mas Shaka sudah makan?” Zivaa melontarkan tanya sembari bersikap seolah sibuk mengetik pekerjaan kantor di laptopnya. Yang sebenarnya dia hanya mencatat hal-hal tidak perlu saja, agar perhatiannya teralih dari Shaka. Masalah pertama sejak diijinkannya Shaka menginap di kost ini adalah keduanya bagai dua orang bodoh yang sangat canggung dan kaku dalam berinteraksi. Shaka mencoba asik dengan handphonenya, sementara Zivaa yang jelas tidak bisa tidur dengan nyaman memilih berpura-pura bekerja. “Belum. Sebetulnya dari sejam lalu saya sudah order makanan untuk kita, Zi. Tapi yang antar nolak melulu,” gerutu Shaka, terdengar kesal. Matanya mulai lelah menatap layar gadget, “Padahal saya janji kasih tip lebih. Tapi tetap aja gak ada yang mau.” Sementara Zivaa hampir jantungan sebab Shaka mengg