PULANG

1353 Words
                Setelahnya mereka menghabiskan makanan diselingi dengan obrolan – obrolan sederhana agar mereka bisa lebih dekat satu sama lain, dari satu jam obrolan singkat mereka Kinan jadi sedikit banyak tau tentang Pras, di luar ekspektasi nya ternyata Kinan sadar bahwa Pras tidak se-cuek itu, ternyata jika dari obrolan mereka Kinan dapat menyimpulkan bahwa Pras sedikit mengetahui beberapa hal tentang dirinya, seperti Kinan suka apa, kebiasaan Kinan sewaktu sekolah atapun kejadian – kejadian konyol yang pernah mereka lewati bersama semasa sekolah. Yaa cukup menyenangkan. Dan begitupula dengan Pras. Ia tidak menyangka bahwa Kinan akan se-asik ini jika berbincang dengannya. Padahal di pikiran Pras selama ini adalah, Kinan adalah wanita yang kaku, yang enggan berbicara banyak di hadapan laki – laki. Ternyata Kinan menyenangkan , wawasannya cukup luas, pantas saja kemarin ia menerima gelar cumlaude ketika wisuda.                 “Jadi kamu belum pernah pacaran nan?” Tanya Pras, Kinan menggeleng kemudian tersenyum                 “Mana sempet mas, aku dari dulu sibuk kerja terus, biar hutang bapak lunas. Lagian mana boleh dulu aku pacaran sama mas Harun sama mas Galih. Bisa – bisa di gorok leherku” Jawab Kinan, kini makanan utama mereka telah habis, di hadapannya kini ada segelas ice cream berukuran jumbo yang entah bisa Kinan habiskan atau tidak.                 “Kok ibuk mu tiba – tiba setuju ya pas, bapak minta kamu ke ibuk buat jadi istri saya? Padahal kamu banyak yang mau kan di kampung? Temen – temen sepermainan saya dulu suka banget ngintilin kamu, rela bolos Cuma buat nongkrong di SMP, padahal waktu itu kami lagi ada try out ujian nasional pas kelas 12” Jelas Pras, seketika Kinan tersipu malu, padahal ia tidak merasa se-terkenal itu.                 “Mas Pras gimana? Pasti mantan nya banyak ya mas?” Tanya Kinan , seketika Pras yang sedang menikmati ice cream nya seketika tersedak, kemudian tertawa karena merasa lucu mendengar pertanyaan dari Kinan                 “Lah kok ketawa mas? Bener kan yaaa” Sambung Kinan. Lagi – lagi Pras tertawa. Dan mungkin Kinan akan kaget jika mendengar jawaban dari Pras.                 “Gak pernah nan, belum pernah. Saya juga sama seperti kamu. Saya sibuk, sibuk belajar. Jadi pilot persaingannya susah” Jawab Pras, seketika mata Kinan membulat seakan tak percaya dengan apa yang baru saja Pras katakan. Tapi memang benar adanya, hampir tiga puluh tahun hidup di dunia, pras belum pernah merasakan yang namanya pacaran, jika menyukai lawan jenis pernah, namun ia tak sampai ke jenjang yang lebih serius. Rasanya belum pas saja, untuk di jadikan pacar, atau paling tidak pras sudah bosan duluan sebelum menyatakan perasaannya.                 “Beneran Kinann…” Ucap Pras lembut, Kinan jadi merasa degdegan sendiri, mendengar tutur lembut ucapan Pras barusan.                 Setelah lama berbincang, mereka akhirnya selesai, sebenarnya Pras ingin lebih lama lagi bersama Kinan, namun Kinan mengaku masih memiliki banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan sehingga mereka tidak bisa lebih lama lagi.                 “Kamu gak apa – apa nan, nge kost di tempat seperti itu?” Tanya Pras, sesaat setelah mereka berdua naik ke mobil, bersiap untuk mengantarkan Kinan pulang. Kinan mengangguk                 “Se-ramai itu kamu nyaman?” Tanya pras lagi                 “Iya mas, lagian gak apa – apa juga kok, tergantung budget juga” Jawab Kinan,  Pras menghela napas                 “Nanti kalau udah nikah, kita beli rumah di sekitaran sini ya nan” Ucap Pras. Kinan membolakan matanya, Kok beli rumah kayak mau beli ikan teri sih mas?  Tanya Kinan dalam hati                 “Kok kayak kaget banget?” Tanya Pras , lagi.                 “Ya lagian mas bilang mau beli rumah kayak mau beli ikan teri”   Jawab Kinan. Pras ingin tertawa hanya saja ia masih terlalu merasa canggung dengan Kinan   *****                 Setelah mengantar Kinan pulang, Pras juga langsung pulang kerumahnya, berhubung besok ia harus bekerja, ia memiliki jadwal terbang seharian bolak balik Jakarta-Bali. Jadi sebisa mungkin ia harus cepat pulang menyiapkan perlengkapannya dan juga menyiapkan tenaganya sebab besok ia akan bekerja seharian full dan pasti membutuhkan banyak tenaga.                 Sesampainya di rumah, Pras langsung menyiapkan barang yang ia perlukan, sebenarnya agak repot juga. Mengingat ia harus merapihkan barang – barang sekaligus membersihkan rumahnya sebelum pergi. Pras adalah tipikal laki – laki yang, kalau mau meninggalkan rumahnya. Pasti rumahnya harus bersih, Pras tiba – tiba berpikir , andai saja ia menikah sejak dulu mungkin sekarang ia sudah ada yang mengurus atau paling tidak, ia tidak akan se kerepotan ini.                 Sementara ia membereskan barang – barangnya, Pras langsung berpikir tentang tempat yang Kinan tinggali saat ini, Pras kembali berpikir bahwa tempat tersebut kurang layak untuk di tinggali oleh seorang karyawan yang pergi subuh pulang sore, belum lembur. Bagaimana bisa Kinan istirahat jika tempatnya saja sebising itu. Pras memikirkan beberapa hal, seperti, membelikan Kinan rumah, atau paling tidak membelikan Apartement untuk Kinan. Sekaligus rumah yang bisa mereka tinggali setelah menikah nanti.                 Setelah menyiapkan perlengkapan untuk besok, Pras langsung mengambil ponselnya, mencari kontak seseorang untuk bisa mengurus pembelian rumah yang nantinya akan ia dan Kinan tinggali selepas menikah. Rumah Pras akan terlalu jauh jika Kinan harus tinggal disini walaupun nanti Pras bisa memfasilitasi Kinan sebuah mobil. Jadi jalan yang terbaik adalah Pras akan membelikan Kinan rumah.                 “Halo mas Bayu, ini saya Pras”  Ucap Pras setelah ia mendengar suara orang yang ia telepon                 “Daerah perkantoran ada gak mas yang siap huni? Yaa setipe lah sama rumah saya yang sekarang, iya. Oh ada? Bisa hari ini saya lihat? Oke mas, sampai ketemu”  Pras menutup teleponnya. Pras segera mengganti bajunya kemudian berangkat menemui seseorang yang bisa membantunya untuk mengurus pembelian rumah baru nya.                 Sesampainya di sana Pras bertemu dengan Bayu, orang yang sama yang ia temui ketika mau membeli rumah yang sedang ia huni saat ini, Pras di perlihatkan sebuah rumah yang letaknya cukup strategis, tidak terlalu jauh ke bandara dan dekat ke kantor Kinan. Baguslah. Rumah dengan dua lantai, dan enam kamar. Luasnya yaa lumayan lebih besar dari rumah Pras sekarang. Ada kolam renang di belakang beserta taman juga, space untuk tiga mobil cukup, Pras suka. Dan Pras langsung deal hari itu juga.                 “Saya ambil yang ini ya mas” Ucap Pras, Bayu sudah tidak kaget lagi dengan client nya yang satu ini, tidak ribet, tidak neko – neko dan yang jelas tidak PHP.                 “Saya urus ya surat – suratnya mas, nanti kalau sudah siap saya hubungi mas Pras lagi” Ucap Bayu, Pras tersenyum, kemudian mengangguk. Setelah itu Pras pulang lagi, ia ingin istirahat sebelum menghabiskan tenaganya untuk esok hari *****                 “Sudah siap nan?” Tanya Pras, Kinan mengangguk. Iya , sekarang adalah hari sabtu. Pras sedang tidak ada jadwal penerbangan, dan Kinan sudah libur. Hari ini mereka akan berangkat ke kampung, berdua, naik mobil. Biasanya, Pras akan memilih untuk naik pesawat, agar lebih cepat. Namun entah mengapa saat ini ia semangat untuk menyetir mobil. Mungkin sedang ada Kinan.                 “Sudah mas” Jawab Kinan. Sekarang Kinan sedang duduk di samping Pras, dengan pakaian yang cukup sederhana namun tetap membuat Kinan terlihat cantk, apalagi saat rambutnya ia ikat ke atas hingga memperlihatkan leher nya yang jenjang. Cantik sekali. Pras hanya gengsi untuk sekedar memuji calon istrinya itu.                 Mereka cukup lelah, karena harus menghabiskan 12 jam penuh di dalam mobil,  namun Pras terlihat biasa – biasa saja, padahal biasanya baru dua atau tiga jam lebih , ia akan mengeluh bosan. Namun saat bersama Kinan, ia malah tidak mengeluh sama sekali. Padahal mereka hanya berbincang biasa – biasa saja. Namun Pras merasa nyaman.                 Sesampainya di kampung, Pras menurunkan Kinan di depan rumahnya. Tentu saja disertai dengan tatapan aneh dari para tetangga, sementara itu setelahnya Pras langsung pulang menuju rumah bapaknya. Sesampainya di rumah, Pras di sambut oleh Bapak dan juga mbah nya, mereka sedikit kaget melihat kehadiran Pras yang tiba – tiba. Biasanya Pras harus di suruh pulang dulu jika bapaknya merasa Pras sudah lama tidak pulang. Itupun ia pulang jika mbah nya turun tangan.                 “Mas, kamu kok pulang tiba – tiba? Ada apa mas?” Tanya Bapak nya khawatir, Pras menegak segelas air mineral, kemudian duduk di hadapan bapaknya.                 “Kinan setuju pak, nikah sama Pras. Besok, bapak temani Pras ya, datang ke kakaknya Kinan”  Ucap Pras, Bapaknya hanya melongo mendengar ucapan anak sematawayang nya itu. setelah diberitahu perihal ini, Pras bahkan tidak pernah menyinggung hal tersebut, tiba – tiba ia datang dan memberi kabar baik.                 “Kata siapa mas?” Tanya, Bapaknya, lagi.                 “Dateng ya pak besok, Kinan udah setuju” Ucap Pras, bapaknya hanya melongo, dan mengangguk polos.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD