Wedding Preparation

1125 Words
                                “Sudah siap nan?” Tanya Pras, Kinan mengangguk. Iya , sekarang adalah hari sabtu. Pras sedang tidak ada jadwal penerbangan, dan Kinan sudah libur. Hari ini mereka akan berangkat ke kampung, berdua, naik mobil. Biasanya, Pras akan memilih untuk naik pesawat, agar lebih cepat. Namun entah mengapa saat ini ia semangat untuk menyetir mobil. Mungkin sedang ada Kinan.                 “Sudah mas” Jawab Kinan. Sekarang Kinan sedang duduk di samping Pras, dengan pakaian yang cukup sederhana namun tetap membuat Kinan terlihat cantk, apalagi saat rambutnya ia ikat ke atas hingga memperlihatkan leher nya yang jenjang. Cantik sekali. Pras hanya gengsi untuk sekedar memuji calon istrinya itu.                 Mereka cukup lelah, karena harus menghabiskan 12 jam penuh di dalam mobil,  namun Pras terlihat biasa – biasa saja, padahal biasanya baru dua atau tiga jam lebih , ia akan mengeluh bosan. Namun saat bersama Kinan, ia malah tidak mengeluh sama sekali. Padahal mereka hanya berbincang biasa – biasa saja. Namun Pras merasa nyaman.                 Sesampainya di kampung, Pras menurunkan Kinan di depan rumahnya. Tentu saja disertai dengan tatapan aneh dari para tetangga, sementara itu setelahnya Pras langsung pulang menuju rumah bapaknya. Sesampainya di rumah, Pras di sambut oleh Bapak dan juga mbah nya, mereka sedikit kaget melihat kehadiran Pras yang tiba – tiba. Biasanya Pras harus di suruh pulang dulu jika bapaknya merasa Pras sudah lama tidak pulang. Itupun ia pulang jika mbah nya turun tangan.                 “Mas, kamu kok pulang tiba – tiba? Ada apa mas?” Tanya Bapak nya khawatir, Pras menegak segelas air mineral, kemudian duduk di hadapan bapaknya.                 “Kinan setuju pak, nikah sama Pras. Besok, bapak temani Pras ya, datang ke kakaknya Kinan”  Ucap Pras, Bapaknya hanya melongo mendengar ucapan anak sematawayang nya itu. setelah diberitahu perihal ini, Pras bahkan tidak pernah menyinggung hal tersebut, tiba – tiba ia datang dan memberi kabar baik.                 “Kata siapa mas?” Tanya, Bapaknya, lagi.                 “Dateng ya pak besok, Kinan udah setuju” Ucap Pras, bapaknya hanya melongo, dan mengangguk polos.     ***** “Assalamualaikum” Ucap Pras beserta rombongannya di depan pintu rumah Kinan, seketika seisi rumah tersebut saling berkumpul, dan berlari menuju arah pitu. Karena kaget melihat rombongan kepala desa yang datang, padahal Kinan memberitahu siapa – siapa tentang kedatangannya. Bahkan Galih dan Harun, juga baru tiba, sekitar sepuluh menit yang lalu, Kinan belum sempat mengobrol, rencananya Kinan akan memberitahu kakaknya sambil meminum teh pagi. Tapi siapa sangka, mereka datang se – pagi itu. “Waalaikum salam, pak Rahmat. Masuk pak, masuk” Ucap Galih sopan. Kinan berdiri mematung di tempatnya, menatap Pras yang juga sedang menatap ke arahnya, menatap mata Kinan yang nampak berbinar melihat kehadirannya. Pras datang dengan tampilan yang rapih, kasual, dan, tentu saja, tampan. Ia nampak jauh lebih bersinar di banding yang lain, jelas saja, muda dan tampan. Apa yang kurang dari seorang Pras? Tidak ada. “Waah maaf mas Galih, mas Harun. Bapak datang pagi – pagi sekali ya?” Pak Rahmat berbasa basi, Galih dan Harun, sekarang duduk di samping pria paruh baya tersebut. Dan tersenyum, sebenarnya, mereka tidak kerepotan sama sekali, hanya saja penasaran dengan maksud kedatangan pak Kades beserta beberapa orang rombongannya. “Wah ndak apa pak, maaf iniloh pak ada maksud apa sampai ramai – ramai datang begini? Apa ada acara kampung yang butuh bantuan saya sama mas Galih?” Tanya Harun, belum sempat pak Rahmat menjawab, Kinan sudah datang, membawa sebuah nampan berisi teh untuk para rombongan Pras. “Di minum pak, mas.” Ucap Kinan. Setelahnya ia masuk kembali ke dapur, menghilang dari balik pintu. “Oalah, nak Kinan belum beritahu mas Harun dan mas Galih ya?” Tanya Pak Rahmat Harun dan juga Galih menggeleng                 “Jadi… maksud kedatangan Bapak dan rombongan kesini, mau memberitahu, sekaligus, mengantar anak Bapak… Prasetyo untuk melamar Kinan, untuk meminta Kinan kepada kalian berdua selaku keluarga Kinan, untuk dijadikan keluarga kami. Dalam artian sebagai istrinya Prasetyo. Itu maksud kedatangan kami semua mas Galih, mas Harun.” Ucap Pak Rahmat, Galih tersenyum ramah kemudian memanggil Kinan, setelah Kinan duduk di antara dirinya dan Harun, barulah ia kembali bersuara.                 “Mengenai keputusan semacam itu, saya pribadi, beserta Harun sudah setuju pak. Tapi apalah daya kami jika yang bersangkutan belum memberi jawaban. Jadi sekarang, untuk hal itu saya serahkan kepada Kinan. Kinan , Pak Kades datang bersama Mas Pras, untuk meminang kamu. Bagaimana, apakah kamu bersedia?” Tanya Galih, Kinan tersenyum malu – malu kemudian mengangguk. Seketika, semua orang di ruangan tersebut mengucap syukur, Alhamdulillah.                 Tak selayaknya orang yang di jodohkan pada umumnya, mereka bahkan terkesan seperti orang yang berpacaran, penolakan hanya terjadi di awal, selebihnya tidak. Semuanya berjalan lancar. Setelah meresmikan tanggal pernikahan mereka, Pras dan Kinan kembali ke Jakarta untuk mengurus persiapan pernikahan mereka yang lain, seperti dekorasi undangan, gedung dan lain – lain. Sepertinya mereka akan sibuk satu bulan belakangan ini.                 “Mau pernikahan yang seperti apa nan?” Tanya Pras, Kinan menoleh, menatap wajah calon suaminya itu dengan tatapan yang tak biasa                 “Emm, iya , kayak nikahan orang – orang mas” Jawab Kinan seadanya, ia memang se – sederhana itu, tidak mau neko – neko , ia bahkan tidak pernah bermimpi pernikahannya harus seperti apa. Jadi jika ditanya ia mau pernikahan yang seperti apa, ya Kinan tidak tahu.                 “Gak mau kayak Tasya Farasya? Rachel Vennya? Atau siapa gitu influencer yang kamu suka?” Tanya Pras, lagi . Kinan terkekeh pelan, sebenarnya Pras tidak sedang melawak hanya saja ia merasa lucu ketika Pras tiba – tiba menyebutkan Influencer kesayangan Kinan.                 “Mas Pras tau darimana?” Tanya Kinan                 Pras Spontan menjawab “Dari Ige Story kamu, kamu suka banget repost postingan mereka” Kinan terkekeh pelan “Enggak kok mas, yang biasa – biasa aja” Jawab Kinan, setelahnya Pras mengangguk, pertanda mengerti. *****                 Pras tidak langsung mengantarkan Kinan pulang, melainkan, ia ingin mengajak Kinan, melihat – lihat rumah baru yang kemarin sepakat untuk ia beli. Sebenarnya dokumennya belum selesai namun Bayu sudah memberikan kuncinya kepada Pras.                 Kinan bahkan masih tertidur pulas, ia kelelahan.Pras? entah kenapa bersama Kinan membuatnya jauh lebih kuat dan bersemangat dari biasanya. Entah , Pras juga tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, tiap kali bangun tidur, dan memikirkan Kinan, ia lebih bersemangat dari biasanya. Padahal entah sudah berapa tahun terakhir, hidup Pras biasa – biasa saja tidak pernah se – semanngat itu jika baru bangun tidur.                 “Engghh” Kinan tersadar ketika Pras menginjak Rem. Kinan mengerjapkan matanya, berusaha menyadari mereka ada di mana.                 “Kita dimana mas?” Tanya Kinan, Pras tersenyum kemudian meminta Kinan turun                 “Yuk turun dulu” Ucap Pras, Kinan mengangguk, kemudian turun dari mobil dan mengikuti Pras. Pras membuka pintu rumah tersebut, masuk , dan di susul oleh Kinan. Kinan sendiri nampak keheranan, ia menatap Pras dengan tatapan yang seolah – olah merasa sungkan karena harus masuk ke rumah orang sembarangan.                 “Mas, gak sopan ih, masa rumah orang main masuk aja” Ucap Kinan, sekarang ia berdiri tepat di belakang Pras                 “Gak sopan gimana nan, ini rumah kita” Jawab Pras yang sukses membuat Kinan melongo
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD