Di celakai

1872 Words
Saat mendengar gelak tawa kami dari dapur tiba-tiba ibu mertuaku datang dan tentu saja aku kembali dimarahi sebab Katanya aku mengganggu dirinya dan juga Laras yang sedang asyik menonton di ruang tengah Seketika aku diam dan juga aku minta Mbak Sri dan juga mas Pras untuk diam lebih baik Aku mengalah daripada ibu mertuaku itu terus-terusan marah kepadaku Sebab aku juga kasihan kepadanya Siapa tahu gara-gara ia memarahiku ia bisa menjadi sakit dan juga sebagai orang yang lebih muda aku lebih memilih untuk mengalah "Kalian ini kayak nggak ada adab sama sekali ini tuh masih abis magrib dan kalian udah tertawa seperti orang gila kalian nggak pikir apa kalau kalian nggak ganggu orang lain, Mas Ibu mau kamu mengajari istri dan juga membantu kamu untuk lebih tahu sopan santun apalagi kalau ada tamu yang datang ke rumah itu lho Laras sama ibu keganggu gara-gara ketawanya Kinan Ibu nggak suka "ucap ibu mertuaku sembari menatapku dengan Tatapan yang sinis aku yang sudah terbiasa akan amarahnya hanya bisa tertunduk dan dan meminta maaf "Maaf ya bu lain kali Kinan enggak Ketawa kenceng-kenceng lagi"ucapku tanpa berani menatap matanya karena sudah beberapa kali aku minta maaf sembari menatap matanya dan aku malah semakin dimarahi Katanya aku tidak punya sopan santun sama sekali " ibu, maaf kalau Mas terlalu berlebihan sama ibu dan Mas akan akan membela istri mas tapi sebaiknya menurut Mas kalau Ibu enggak suka sesuatu sama Kinan tolong ya Bu dibicarakan baik-baik saja nggak perlu sampai membentak-bentak Kinan seperti itu kasihan juga Dianya soalnya dia juga lagi hamil kasihan dianya Kalau mentalnya sampai terganggu Emang ibu mau kalau s**u ibu kenapa-kenapa gara-gara ibunya stress gara-gara dimarahin terus? " ucap mas Pras sembari menarikku kedalam rangkulannya iya ya berbicara begitu halus kepada ibunya hingga membuat ibunya diam Setelah itu tidak ada lagi kegaduhan walaupun aku tertawa di rumah bersama Mbak Sri dan juga mas Pras apapun Aku istirahat siang ketika mas Pras tidak ada ibu mertuaku sudah tidak pernah lagi menegurku sama sekali dan ia hanya berbicara kepadaku ketika ia mulai lapar dan ia meminta untuk di masakan sesuatu. Aku pikir Mertuaku itu memang sudah benar-benar berubah Semua itu bahkan berlangsung selama dua minggu lamanya jadi selama dua Minggu itu Mertuaku sama sekali tidak banyak bicara dan bahkan sudah tidak pernah marah-marah lagi kepadaku Aku bersyukur sekali karena aku mulai merasakan bagaimana Ibu Ratih yang dulu Aku pikir masalah tidak berhenti sampai di situ ternyata masalah lain datang dari Laras dan kita sudah berapa kali aku mendapatinya sedang cari-cari Perhatian Kepada suamiku semisal Jika Kami sedang makan bersama ia akan menyerobot tempatku untuk duduk di dekat suamiku Atau paling tidak ia akan berusaha menggantikan Tugasku mengambilkan makanan untuk suamiku Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya namun Untung saja mas Pras akan akan menolak jika Laras berusaha mencari perhatian kepadanya "Kamu nggak usah repot-repot Laras kamu bukan istri aku dan itu juga bukan tugas kamu untuk menyiapkan makananku itu tugas Kinan Istriku kamu cukup menyiapkan makanan mu sendiri tanpa merepotkan istriku"ucap mas Pras yang saat itu langsung menolak piring yang berisi nasi dan juga lauk yang disiapkan oleh Laras untuknya dan malah mengambil piring yang masih berisikan nasi dari tanganku Setelah kejadian itu ternyata sikap Mertuaku kembali seperti semula kepadaku, ia kembali terus-terusan memarahiku dan juga beberapa kali mendorongku hingga aku hampir terjatuh. Tak terhitung Sudah berapa kali aku menangis di depannya namun ia sama sekali tidak peduli dengan apa yang Iya lihat. Tak terhitung juga sudah berapa kali mas Pras menegur ibunya sendiri namun ibunya seakan-akan tidak peduli dengan apa yang ia lihat dan juga ia dengar , baginya Iya tidak pernah salah karena ia adalah orang tua dan aku harus menuruti apapun yang ia katakan. Aku pikir penderitaanku akan terus berlanjut namun Entah mengapa tiba-tiba bertuah laki-lakiku tiba-tiba datang dari kampung untuk mengunjungi kami padahal Iya adalah seorang pejabat desa yang seharusnya ia terus-terusan berada di kampung. Tapi aku begitu bersyukur ketika beliau datang mertua perempuanku alias ibunya mas Pras tidak berani lagi untuk menggangguku, kedatangan berita laki-lakiku membuat mantan istrinya itu berasa tidak nyaman berani dirumah dan sehingga ia memilih untuk pergi tapi entah kenapa dia tidak mengajak Laras untuk pergi padahal Ia datang bersama wanita itu dan Entah kenapa wanita itu tidak ikut bersama ibu mertuaku. Saat kami makan malam bersama tiba-tiba tanpa diundang Laras bergabung bersama kami rumah, Mertuaku nampak kaget akan kehadiran seorang perempuan dengan jilbab panjang yang menutupi tubuhnya. Bertu aku pikir bahwa laras adalah temanku namun aku membantahnya Aku menjawab bahwa Laras bukanlah siapa-siapa kami dan Laras hanyalah datang bersama Mantan istrinya atau ibu mertuaku. "Loh temen mu dateng toh nan, kok ndak di panggil makan sih nak?" Tanya Ayah mas Pras sembari menatapku dengan Laras secara bergantian. "Bukan pak, dia bukan temannya Kinan. Dia perempuan yang datang sama ibu ke sini" Jawab mas Pras sembari menatap Laras " loh Bukannya ibu mu sudah pulang? " tanya ayah mertuaku lagi kepada Putra semata wayangnya " iya tapi nggak tahu kenapa dia masih disini " jawab mas Pras sementara Laras Ia hanya diam saja sembari menunduk padahal Ia tidak Biasanya seperti itu. Padahal biasanya ia akan bertingkah semena-mena apalagi jika hanya kepada aku. Ayah Mertuaku diam tidak menyuruh Laras duduk atau pun bergabung dengan kami tapi waras ia memilih untuk bergabung bersama kami Walaupun dia tidak diajak. Mas Pras sendiri sudah berulang kali untuk meminta Laras untuk segera pergi dari rumah kami namun Entah kenapa wanita itu memilih untuk tinggal lebih lama Padahal ibu mertuaku sudah lama pergi dari rumah ini. Sebagai sesama wanita aku sendiri tidak paham apa yang ada dalam pikirannya padahal jika berada di posisinya jangankan untuk menginap selama lebih dari sebulan setengah hari pun aku tidak mau jika aku tidak kenal dengan siapa pemilik rumah. Setelah makan aku langsung membereskan meja makan dan Laras seperti biasa ia akan kembali ke kamarnya hingga pagi datang. Iya kan baru keluar kamar ketika mengetahui bahwa kami sudah akan makan atau pun akan melakukan sesuatu. Dia bertingkah seolah-olah kami ini adalah keluarganya padahal sebagai tuan rumah aku dan mas Pras justru merasa risih karena kehadirannya di rumah ini. Berhari-hari mas Pras menghubungi ibunya untuk menyuruh Laras pergi dari rumah kami namun ibunya malah balik memarahi mas Pras karena kata ibunya mas Pras sangat tidak menghormati tamu. Aku juga sudah berbicara baik-baik dengan Laras memberitahunya bahwa setidaknya ia harus tahu diri jika bertamu ke rumah orang apalagi sudah sampai selama itu namun jika aku yang memberitahunya tentu saja Laras akan berbuat semena-mena denganku ia tidak segan-segan untuk membentakku apalagi jika Suamiku sedang tidak ada di rumah. Kami berdua bahkan sudah kehabisan cara untuk memberitahunya agar pergi dari rumah kami secepatnya karena kelakuan Laras sudah diluar Nalar kami. Tiba saatnya saat kami sudah mulai tidur tiba-tiba suamiku memiliki ide mumpung Ayahnya masih berada di rumah ini ia akan meminta beliau untuk berbicara kepada Laras agar wanita itu bisa pergi dari rumah kami. Tanpa tunggu lama akhirnya mas Pras Turun ke bawah lalu berbicara kepada ayahnya ia mengatakan bahwa aku dan juga dirinya sungguh sangat merasa tidak nyaman akan kehadiran Laras dan juga mas Pras menjelaskan bagaimana kelakuan buruk wanita itu. Keesokan harinya sebelum kami sarapan bersama ayah Mertuaku sudah berdiri tepat di depan kamar Laras menunggu wanita itu keluar dari sana, saat wanita itu keluar dari kamar yang ia tempati Iya langsung ditarik oleh ayah Mertuaku untuk duduk di ruang tamu. " Mbak, Saya tidak tahu siapa kamu dan Dari mana asal kamu. Kita berdua bahkan tidak saling mengenal satu sama lain Dan saya yakin bahwa kamu juga tidak kenal dengan anak dan juga menantu saya jadi saya minta kepada kamu secara hormat tolong tinggalkan rumah ini sekarang juga karena kami sedang tidak menyewakan salah satu kamar kami untuk dijadikan kos-kosan sementara untuk kamu "ucap Ayah Mertuaku dengan begitu lembut kepada Laras Wanita itu hanya Diam seribu bahasa tidak merespon ucapan Mertuaku sama sekali " kita ini bukan keluarga dan kamu juga bukan teman dari menantu saya jadi sebagai muslim yang yang tahu aturan bahwa tidak seharusnya seorang wanita yang bukan anggota keluarga tinggal bersama dengan keluarga yang lain tanpa sebuah persetujuan. Jadi saya harap selambat-lambatnya setengah jam dari sekarang kamu harus meninggalkan rumah ini " ucap mertuaku lagi yang kali ini sedikit lebih keras dibanding yang tadi. Lagi-lagi Laras hanya Diam seribu bahasa seakan-akan ia tidak peduli dengan apa yang Mertuaku itu ucapkan. Karena jengkel dengan kelakuan Laras yang seakan-akan tidak tahu diri tiba-tiba mas Pras berdiri dari tempatnya kemudian masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh Laras tidak lama kemudian ia keluar dengan menarik sebuah koper dan menaruhnya di depan Laras " sebagai tuan rumah dan sebagai kepala rumah tangga disini saya saya meminta kamu secara tidak hormat untuk keluar dari rumah saya sekarang juga " ucap mas Pras sembari menatap Laras dengan Tatapan yang seakan-akan ia begitu benci dengan wanita itu Tentu saja Laras tidak langsung pergi Iya tinggal dulu diam selama beberapa saat kemudian saat mas Pras membentaknya sekali lagi barulah ia berdiri dan menyeret kopernya keluar dari rumah kami tanpa sepatah kata pun tanpa perkataan Terimakasih ataupun apa yang bisa keluar dari mulutnya. Selepas kepergian Laras rumah kami Terasa seperti rumah lagi rasanya sudah damai tanpa adanya ocehan kemarahan Mertuaku setiap hari ataupun bentakan Laras terhadapku. Bukan karena aku tidak suka dimarahi ataupun ditegur oleh Mertuaku hanya saja aku yang tidak terbiasa diperlakukan seperti itu merasa aneh kepada diriku sendiri Berbulan-bulan rumah itu terasa damai tanpa kehadiran orang lain di rumah itu selain aku dan juga mas Pras dan tentu saja Mbak Sri yang terus-terusan menemaniku menemani hari-hari kosongku sembari menunggu suamiku pulang bekerja Tibalah saatnya kami melakukan acara 7 bulanan dan tentu saja sebagai anak mas Pras mengundang ibunya untuk datang ke rumah kami saat acara berlangsung tapi dengan catatan Laras tidak boleh ikut, new Mertuaku saat itu menyetujuinya namun saat hari H tiba Iya datang namun bersama Laras tentu saja hal tersebut membuat mas Pras kembali marah untuk pertama kalinya dalam hidupku aku melihatnya marah kepada ibunya sendiri sebab Iya begitu tidak suka dengan kehadiran Laras di rumah kami. " Mas sudah bilang sama ibu kalau Mas nggak suka kalau ibu bawa-bawa Laras ke sini. Laras itu bukan siapa-siapa kita Bu Jadi ibu nggak ada kewajiban untuk mengundang Laras kesini sekalipun Laras itu adalah keluarga kita kalau saya tidak mengundang Laras Ibu tidak hak untuk membawa wanita itu ke rumah saya Apalagi saya sudah Tekan kan kepada Ibu bahwa saya tidak ingin melihat adanya Laras di acara penting kami " ucap suamiku kepada ibu mertuaku Dan seakan tidak tahu malu Laras hanya langsung masuk kedalam rumah kami tanpa dipersilahkan. buru-buru aku langsung menghadangnya aku langsung melarangnya untuk masuk ke dalam rumah namun Entah kenapa secepat kilat ia tiba-tiba mendorongku hingga Aku terjatuh dan dan terjadilah pendarahan kepadaku. Saat itu yang aku dengar adalah berbagai macam teriakan dari para tamu dan juga keluarga kami tapi selang beberapa lama aku tidak bisa mengingat apapun Setelah itu aku sudah tidak ingat lagi apa yang terjadi kepadaku setelahnya namun saat bangun yang pertama kali aku lihat adalah selang infus yang menempel pada punggung tanganku dan juga ada suamiku yang sedang duduk tepat di sampingku. "Non kamu udah sadar "desis mas Pras sembari mengelus Rambutku dengan lembut. Tiba-tiba terlintas di ingatanku tentang kejadian tadi siang aku langsung melirik ke arah perutku dan dengan penuh rasa syukur ternyata kandunganku sepertinya tidak apa-apa karena perutku tidak mengempes " Mas bayinya tidak kenapa-kenapa kan? " Tanyaku kepada mas Pras yang secepat kilat dibalas anggukan oleh Nya Aku kembali bersyukur karena setidaknya baikku tidak kenapa-kenapa
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD