When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Melelahkan, itu yang saat ini sedang dirasakan oleh keluarga Sukmaya. Belakangan ini kejadian demi kejadian menghiasi keseharian mereka dan cukup membuat lelah. Lelah hati, lelah pikiran dan lelah jiwa. Tak ada yang menginginkan kejadian tak mengenakan ini, tapi keadaan membuat keluarga yang penuh kasih sayang dan cinta itu mengalami kejadian demi kejadian tak masuk akal secara bertubi-tubi. Rey kembali pingsan, Ayah menggendongnya kembali ke atas ranjang. Tata dan Ibun menyandarkan tubuhnya di dinding, sedangkan ayah bersandar pada ranjang, mbok juga memilih untuk menyandarkan tubuhnya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Mata saling menerawang dan menormalkan detak jantung yang sebelumnya sempat memburu. Tata merasa marah, kesal dan emosi karena merasa abangnya itu sangat bodoh