"Narendra Adinata!"
Suara bentakan itu menyadarkan Narendra dari lamunan dan menatap Tamara dengan bingung, pasalnya sang ibu menampilkan raut wajah garang seperti induk singa yang siap untuk menerkam mangsanya.
"Ada apa Mama sampai berteriak seperti itu?" tanya Narendra dengan raut wajah datar.
"Justru kamu yang kenapa sih, dari tadi Mama ajak ngomong malah diam aja?" tanya Tamara dengan ketus.
"Sudah selesai belum makannya, Mah? Kalau sudah ayo kita pergi," ajak Narendra yang sebenarnya tidak suka melihat kebersamaan Dinara dengan Leo.
"Mama belum selesai makan, Rendra. Bisa tunggu sebentar lagi enggak sih?" desis Tamara dengan mata mendelik.
Narendra hanya dapat menghela napas kasar dan membiarkan Tamara untuk menghabiskan makanannya, tapi pria itu tak dapat mengalihkan pandanga
