Tania melihat jam di dinding kamar hotel yang ditempati oleh dirinya. Sudah pukul sebelas malam, Ken belum kembali. Tania dari tadi sudah memikirkan bagaimana caranya dia kabur dari sini. Tapi bukannya terpikirkan cara kabur dari sini. Malahan dia tidak tahu keluar dari dalam kamar yang terkunci oleh Ken. Lelaki itu memang niat sekali untuk mengurungnya di sini, dan tidak membiarkan ia terbebas dari dalam sini. Tania kembali berjalan menuju balkon kamar. Lalu matanya menatap pada rumah sakit yang tidak jauh dari sini. Tania menghapus air matanya kasar. Memegang dadanya penuh harapan. Agar ia bisa untuk ke sana dan pergi dari hidup Ken yang sangat kejam sekali padanya. Lelaki itu bukanlah manusia yang pantas untuk dipuji dan dilihat dari penampilan juga tingkahnya selama ini. Ken yang