Chapter 5 : POV Rissa

854 Words
Sudah nggak ada uang. Hidup lagi pahit-pahitnya. Kedatangan dua laki-laki b******k pula! Aku menyebutnya ini adalah musibah dan kesialan dalam hidup. Aku juga nggak habis pikir, kenapa juga mereka datang di saat bersamaan?Mereka benar-benar lupa apa sama yang namanya hati nurani dan rasa belas kasihan sama cewek kayak aku? Sudah nyakitin. Berani muncul tiba-tiba dengan muka tanpa dosa lagi. Benar-benar kayak SET.. ( nyebut sendiri aja dalam hati) Dikira gampang gitu ketemu mantan pacar dan mantan suami dalam keadaan lagi nggak baik-baik aja? Sudah anak sakit, kondisi lagi capek-capeknya, sekarang hati ikutan capek cuma karena ketemu sama mereka. "Aku tidak pernah lupa kalau kamu pernah menjadi suami apalagi Ayahnya Azhar." "Kalau begitu kenapa kamu mengusirku. Apa karena dia kamu jadi begini?" Aku melihat buaya bertampang manusia ini menunjuk bossku. Aku menghela napas dengan gusar sambil bersedekap dan menaikkan daguku tanpa rasa takut. "Dih, ngapain? Terlalu bagus kalau aku ngusir kamu cuma karena dia! Dia siapa? Cuma sampah!" "Kamu itu ya-" "Jahat banget mulutmu bilangin saya sampah?" "Lebih baik kalian pulang! Sudah cukup nyakitin nya. Kalau mau nyakitin jangan disini. Disini orang baik, nggak pantas di zholimi terus." "Bagaimana dengan Ayahmu yang b******k itu?" sela Ayahnya Azhar tiba-tiba Aku melihat Buaya bertampang manusia ini malah makin ngegas. Aku malas menyebut namanya. Oke karena ini baru awal pertemuan kita, aku akan kasih tahu namanya. Dia adalah Ansel. Ayah dari putraku Azhar. Seperti arti namanya kalau dia itu bangsawan. Tetapi memang iya. Dia memang orang kaya. CEO salah satu perusahaan ternama yang bergerak di bidang pangan kota ini. Saking kayanya dia bebas ngandelin apa-apa pakai kekuasaan dan hartanya. Termasuk membalas dendamnya padaku melalui pernikahan. Kalau membahas Ansel, aku jadi teringat masalalu Ayahku yang ikut menjadi pria b******n. Kalian tahu kenapa akhirnya kami menikah? Semua karena Ayahku. Ayahku menipu Ibunya dengan sejumlah uang milyaran berkedok asmara. Lalu tanpa aku sadari, Ansel datang ke dalam hidupku. Aku pikir didunia ini masih ada sosok pria yang tulus dalam memberikan cinta. Tetapi ternyata aku salah lagi... Setelah Boss menyakitiku, kini Ansel pun menjadi pria kedua yang ikut menorehkan luka. Diam-diam Ansel menikahiku hanya karena ingin membalas rasa kebenciannya pada nasib orang tuanya yang kandas akibat orang ketiga, yaitu Ayahku sendiri. Dan semua itu terungkap begitu aku hamil Azhar. Dia meninggalkanku bersama wanita ular yang menjadi selingkuhannya. Tanpa Nafkah lahir dan batin termasuk kewajibannya. Aku menjadi korban rasa sakit ini dari tindakan Ayahku yang b******k. Padahal awalnya aku tidak tahu apa-apa. Yang aku tahu Ayah pergi meninggalkan Ibuku disaat Ibu sedang berjuang melawan kanker sampai di penghujung usianya. "Kenapa diam? Sudah aku duga. Kamu tidak akan bisa menjawab ketika aku menyebut nama Ayahmu kan!?" "Aku diam karena akhirnya aku sadar satu hal. Aku kasian padamu." "Kamu, kasian sama aku? Ck!" "Aku kasihan karena orang seperti dirimu yang masih di kasih kesempatan untuk hidup malah sibuk ngumpulin dosa." "Alah! Nggak usah sok nyeramahin diriku! Justru kamu yang terlihat kasihan. Hidup miskin dan tidak di perdulikan sama orang." "Siapa bilang kalau Rissa tidak ada yang peduli? Justru saya orang yang perduli sama dia!" Aku terkejut kalau tiba-tiba Boss ikut menyela di sela-sela perseteruan kami. Sekarang aku melihat Boss semakin berani didepan buaya itu. Astaga kenapa malah jadi begini sih? Si boss juga. Sok banget jadi pahlawan. Apa bedanya dia sama si buaya itu? 11 12 juga nyakitin! "Oh ya? Apa karena kalian pernah bersama? Atau jangan-jangan sudah bersama?" "Anda jangan ngasal ya kalau bicara." "Kenapa? Mau marah? Silahkan. Ambil aja Rissa, toh dia bekasku juga." Tiba-tiba Boss tertawa. Nada suaranya seperti tertawa meremehkan. Moga aja dia nggak sampai keceplosan soal- "Jadi situ bangga? Ck! Asal anda tahu ya, justru saya orang pertama yang tidur sama dia. Bukannya kebalik ya?" Astagaaaaaaaaaaa.... Ya Allah KEENAAANNNN!! Oke CUKUP SUDAH! Byurrr!!! "Astaga!" "RISSA!" Napasku sampai tersenggal-senggal. Aku mencoba menahan amarah sejak tadi. Tetapi sekarang aku sudah tidak bisa lagi setelah ucapan Boss barusan yang memalukan! Allah sudah baik menjaga aib masalalu itu tapi dengan bodohnya dia malah membongkarnya. Aku melihat Si Buaya dan si Boss basah kuyup setelah aku menyiram keduanya dengan seember air yang kebetulan punya tetangga sebelah. Aku nggak mikir lagi pakai izin segala sama tetangga soal airnya yang kupakai buat menyimbur kedua anak dajjal ini. Gampanglah, besok langsung ku ganti airnya. Aku melihat si Buaya menatapku marah. "Rissa apa yang kamu lakukan?!" "Masak!" "Ya nyiram lah! Nggak lihat apa?" "Rissa, kenapa kamu menyiram saya juga?" Boss pun ikutan protes. "Yang cari duluan masalah dia, bukan saya." "Kamu siram aku pakai air apa? Kenapa bau gini?!" "Air Ruqiyah! BIAR JIN DAN SETAN CEPET PERGI DARI SINI! NGERTI? "Kamu-" "Mbak, Mas," Tiba-tiba tukang sate yang tadinya tanpa kusadari sudah menyaksikan adegan drama ini sambil ngipas-ngipas bakar Satenya. Kini dengan lempengnya nawarin kami sate sambil nyengir tanpa dosa. "Ini satenya sudah siap. Ayo dimakan dulu Satenya, setelah itu bisa lanjut lagi drama sinetronnya.." "Lama-lama ku bakar juga abangnya ini biar jadi sate!" kesalku dalam hati. Kalau kalian ada info cara pergi ke planet Mars. SPILL!! Aku capek hidup di bumi soalnya. **** ? Rissa mulai nyerah guyss.. Wkwkw Halo, makasih sudah baca. Nantikan selanjutnya chapter 6 Pov Keenan ya✨ Sehat selalu, With Love Lia Instagram : lia_rezaa_vahlefii
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD