bc

Nostalgia

book_age18+
34
FOLLOW
1K
READ
HE
escape while being pregnant
confident
heir/heiress
blue collar
drama
bxg
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Menjadi Single parents memang tidak mudah bagi wanita seusia Rissa. Belum lagi kebutuhan hidup yang terus menuntut dirinya untuk bekerja mencari uang. Sampai akhirnya, tawaran kerja dengan penghasilan yang di butuhkan tiba-tiba datang menghampirinya. Seharusnya Rissa tertarik dan menerimanya. Apalagi sudah hampir 2 bulan lamanya Risa menganggur. Tetapi jika tempat bekerja tersebut milik sang mantan. Apakah Risa sanggup kembali bertemu dengan Boss nya?

chap-preview
Free preview
Chapter 1 : POV Rissa
Jangan lupa follow Innovel LiaRezaVahlefi atau i********: lia_rezaa_vahlefii sebelum lanjut baca agar bisa mendapatkam notif update bab selanjutnya. Terima kasih Happy Reading ✨? **** Halo, perkenalkan aku Risa. Umurku sekarang sudah 28 tahun. Di usiaku yang sekarang ini, aku tidak menyangka statusku sekarang berubah menjadi seorang Ibu. Ini hal yang sangat tidak mudah. Apalagi tanpa adanya seorang suami yang mestinya bertugas menafkahi kami, aku dan putraku. Dimana saat teman-teman seusiaku pada sibuk berkarir, mengejar prestasi, berjuang menjadi wanita independen. Sedangkan aku? malah sibuk momong anak bahkan mirisnya lagi jadi pengangguran. Bukannya tidak mau bekerja, hanya saja sekarang aku lagi usaha melamar pekerjaan dimanapun yang sedang menerima lowongan. Tadinya aku berpikir untuk istirahat sejenak setelah masa kontrak 3 tahun bekerjaku habis, memakai sisa uang tabungan yang ada untuk kebutuhanku dan anakku. Tetapi kenyataannya, tidak sesuai ekspetasi. Tiba-tiba Ibuku sakit. Beliau terkena kanker. Walaupun ada jaminan kesehatan, tetap saja kebutuhan harus terus terpenuhi. Terlebih selama ini beliau bekerja untuk menghidupi biaya pendidikan adikku. Kami hidup berempat. Aku, anakku, Ibuku dan Adikku. Tanpa Ayah, tanpa suami. Karena mereka semua pergi meninggalkan tanggung jawab. Sungguh menyedihkan bukan? Beginilah hidup. Kadang aku berpikir kapan aku bisa menjadi orang kaya dan banyak uang? Apakah suatu saat aku bisa seperti tokoh-tokoh wanita didalam cerita fiksi yang akan bertemu dengan pria tampan CEO kaya raya atau semacamnya? Atau sugar Daddy yang siap menikahiku atau Sultan kaya raya yang mau mengadopsiku sebagai anak angkat? Sejujurnya, aku capek hidup seperti ini yang sulit keuangan dan himpitan ekonomi meskipun sebenarnya kehidupan kami malah terbilang sederhana. Tiba-tiba ponselku berbunyi dengan nada dering yang full dan berhasil mengusik anakku. Di saat yang sama, anakku langsung menangis. Tidurnya terganggu. Aku menghela napas dengan gusar. Hidup lagi capek-capeknya anak malah menangis. Pengen banting aja ponsel ini tapi aku sadar justru benda ini adalah benda terpenting dalam hidupku. Aku menatap layarnya, nomor baru tak di kenal. "Hallo?" "Selama siang, dengan Ibu Rissa?" "Iya benar. Maaf dari mana?" Suara tangisan anakku semakin kencang. Aku berusaha mau menenangkan tetapi di satu sisi aku sedang menerima panggilan. "Kami dari Toko Donat Yummy ingin memberi tahu jika berkenan Ibu Rissa bisa melakukan interview besok pagi di tempat kami." "Apa?" Aku berusaha untuk fokus. Tetapi suara tangisan anakku semakin menyebalkan. Akhirnya aku mempercepat langkahku menuju pintu kamar adikku. Aku membuka paksa dan semua itu berhasil membuat adikku terkejut ketika sedang asyik-asyiknya bersantai di kamar. Kedua mataku menatapnya tajam sambil menutup speaker ponselku. "Game online terus. Dasar nggak berguna!" "Eh ada apa ini? Datang-datang main meledak aja kayak kompor." "Jagain Azhar sebentar." "Aku sibuk, Kak. Nggak lihat apa aku jadi pengacara?" "Pengacara apanya?" "Pengangguran banyak acara!" Dengan kesal aku merampas ponselnya. Amarahku tambah memuncak sampai-sampai aku lupa kalau saat ini panggilan itu masih berlangsung. "Mau aku banting hpmu?! HAH!" "Lah, Kakak nggak rugi apa mau banting? Kan yang beliin juga Kakak." "Oke!" Tanpa diduga Adekku yang bodoh ini langsung bertindak cepat. Merampas HPnya yang jelek ini. "Astaga nggak pakai beneran juga kali, Kak!" "Ya habisnya-" "Iya Oke oke, Aku jagain Azhar. Puas?!" Dengan kesal dia berdiri. "Bisa belikan adeknya Hp bekas doang ngebossy nya keterlaluan banget. Apalagi HP ip? Bisa-bisa di tendang aku dari sini.." Akhirnya Adekku yang menyebalkan ini keluar kamar. Aku mencoba mengatur nafas dengan normal setelah mendengar ocehannya. Sudah pengangguran begini capek apalagi marag-marah? Untung gratis, kalau marah itu bayar bisa-bisa duitku bakalan habis setiap hari. Kalau sudah jengkel lama-lama ku jual aja dia! Tetapi akhirnya.. Aku tercengang. Panggilan berakhir. Seperkian detik aku terdiam hanya untuk menatap layar ponselku dengan suram. Rupanya dia mengakhiri panggilan ini secara sepihak. Sekarang aku harus bagaimana? Apa iya aku harus ke lokasinya langsung dan bertanya? Bertanya apa benar kalau namaku akan di interview. Jujur, sebenarnya aku tidak enak. Dan juga aku malu. Tetapi mengingat interview adalah hal yang terpenting soal pekerjaan. Masa iya aku tolak? Setelah di pikir-pikir.. Sepertinya aku harus kesana dan menanyakan secara langsung ke bagian kantor atau mungkin bagian HRD. Masalah aku di tolak atau apa, itu urusan belakang. Yang penting aku sudah berusaha. Bukankah pejuang nafkah harus semangat? **** Keesokan harinya.. Sudah 15 menit aku terdiam sambil duduk di atas motorku dengan bengong. Antara ragu atau yakin, apakah benar aku bisa interview hari ini sementara panggilan kemarin terputus secara sepihak. Gara-gara drama adekku kemarin, semuanya jadi begini! Kesel sendiri jadinya. Cuaca kali ini benar-benar panas. Sepanas hati yang lama-lama mulai emosi karena baru ingat beras dirumah mau habis. Belum lagi suara indah bunyi token listrik yang memalukan ketika di dengar tetangga kanan kiri. Aku menghela napas. Tidak ada cara lain selain akhirnya aku kembali menyalakan mesin motor dan menuju basement parkiran motor. Masa bodoh lah seandainya kalau memang nggak jadi interview. Urusan malu bisa belakangan, yang penting nyoba dulu. Aku memasuki toko kue itu dan menuju etalase yang didalamnya terpajang deretan display kue-kue yang cantik dan manis. "Selamat pagi, Kak. Silahkan di pilih kuenya." Aku menatap salah satu pelayan toko yang tersenyum ramah ke arahku. Aku pun mengangguk paham. "Begini Kak , kemarin siang saya di hubungi oleh salah satu pihak toko ini. Katanya hari ini saya ada interview kerja." "Oh yang kemarin Kakaknya marah-marah di telpon itu ya?" "Ha?" "Eh." Aku langsung melongo kaget dan dia tersenyum salah tingkah, tapi di satu sisi aku juga malu. Bisa-bisanya aibku tanpa sengaja di ketahuinya. Lama-lama beneran ku jual aja ginjal adekku itu, bukankah semuanya gara-gara dia? "Maaf Kak, maksud saya memang benar kemarin siang saya ada hubungin Kakak untuk keperluan interview. Kebetulan pemiliknya sudah menunggu. Lewat sini Kak." Akhirnya aku mengikutinya menuju sebuah lorong koridor yang lurus kedepan. Setelah itu belok kanan menaiki anak tangga menuju lantai 2. Ntah kenapa tiba-tiba perasaanku tidak enak. Ini sudah kesekian kalinya aku melakukan interview. Seharusnya tidak masalah sih. Tapi nggak tau kenapa begitu samar-samar aku menciun aroma kue di oven, pasta, dan aroma bahan kue yang sedang di proses membuatku merasa familiar. Tok! Tok! Tok Aku ikut berhenti begitu dia mengetuk salah satu pintu yang kini ada di depan kami. Begitu samar-samar terdengar suara izin masuk dari dalam, dia menatapku. "Silahkan masuk, Kak." Aku mengangguk. "Terima kasih," "Sama-sama, permisi." Aku menarik napas dalam-dalam lalu dengan pelan membuka pintunya dan memasukinya. Tapi secepat itu juga aku menghentikan langkahku. Tatapanku terhenti pada satu titik dimana seorang pria duduk yang kini sibuk membuka berkas lamaran milikku. "Silahkan duduk." Sekarang aku ngerti, kenapa semua aroma tadi terlalu familiar. Aku sadar, dari dulu dia suka memasak dan membuat kue. Bahkan tata boga pun jurusannya sewaktu sekolah. Rasanya mau pergi aja. Tapi bagaimana dengan kebutuhan hidupku? Jengkelnya lagi aku baru ingat pampers anak tinggal 2 biji. Di satu sisi, misalnya aku pergi sekarang apakah sama aja seperti membuang rezeki? Akhirnya aku pasrah. Duduk dengan perasaan tidak enak dan campur aduk. Kalian tahu kenapa? Rupanya pemilik toko kue yang ada didepanku ini adalah MANTANKU! ***** Masya Allah Alhamdulillah ? Halo, ini cerita terbaru aku. Selamat bertemu dengan Rissa. Si cewek yang Sederhana dan juga tegas ✨ Tapi nggak tahu ya soal cinta, bisa tegas atau nggak hhe. Sampai bertemu kembali di chapter selanjutnya ? Oh iya Jangan lupa beri votenya ?? Trima kasih.. With Love? Lia Instagram : lia_rezaa_vahlefii

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

My Secret Little Wife

read
115.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook