Chapter 15 : POV Rissa

625 Words
Jam sudah menunjukkan pukul dini hari. Di mana-mana orang pada tidur dan menghilangkan rasa lelah. Aku malah masih di luar rumah dengan sakit hati yang tidak akan pernah ada obatnya. Percuma pulang kalau di bawa tidur tetapi rasa sakitnya masih terasa sampai besok. Saat ini aku sedang mengendarai motorku dengan kecepatan sedang. Setelah aku di serang habis-habisan di atas tempat tidur oleh Ansel, rasanya aku seperti tidak mampu lagi berpijak di atas bumi. Air mata sudah mengering dengan kedua mataku yang sembab. Aku masih sesenggukan bersama rasa perih bekas tamparan yang menyiksa di pipiku. Dan bodohnya lagi, setelah aku keluar dari rumah di b******k itu. Tanpa sadar aku langsung menghubungi si Boss. Mungkin karena efek aku teringat tidak pernah di sakitin secara fisik sama dia. Tetapi kesadaranku langsung kembali begitu suara Shafira terdengar dan mendengar kata menikah. Astaga.. Apa yang baru saja aku lakukan? Dan kenapa juga tiba-tiba Shafira menyebut kata menikah? Bapaknya memang edan! Bisa-bisanya anak sekecil itu di ajarin omongan orang dewasa. Makanya aku langsung mematikan panggilan secara sepihak. Kalau tidak, bisa-bisa si boss langsung lebay dan sok perduli sama aku gara-gara dengar aku seenggukan. Aku mematikan mesin motorku. Berhenti di sebuah taman pinggir kota yang terhampar rerumputan hijau terawat. Di tengah-tengahnya ada lampu taman dan di sebelahnya ada bangku memanjang berwarna hitam. Aku menghela napas. Tempat ini tidak berubah sejak dulu. 10 tahun yang lalu ketika aku sedang menangis setelah di sakitin oleh siapapun, aku langsung kesini. Duduk di bangku itu karena aku ingin menyendiri tanpa di ganggu oleh siapapun. Dan malam ini, aku baru saja di sakitin. Aku ingin menyendiri duduk disana. Tetapi masalahnya, jika aku melakukannya lagi apakah tidak terlihat seperti kembali ke masalalu? Akhirnya aku tidak perduli. Aku pun turun dari motor dan berjalan sebentar hanya untuk duduk di bangku ini. Aku memegang dadaku yang sesak. Udara malam yang begitu dingin dan sejuk ini rupanya tidak bisa membuat rongga dadaku menjadi lega setelah apa yang terjadi. Apalagi setelah mendengar titah si b******k itu. "Aku akan mengembalikan Azhar padamu. Tetapi kita tidak akan bercerai!" Semua yang aku perjuangkan sangat sia-sia. Aku sudah menggugatnya lebih dulu. Karena alasan dia suami yang b******k dan dzolim. Tetapi kenyataannya, semua itu gagal total begitu dia menggunakan semua kekuasaan dan kekayaannya hanya untuk melemahkanku. Aku juga pernah melaporkannya ke kantor polisi karena kekerasan yang dia lakukan. Sialnya dia malah bertindak hal yang sama. Sampai-sampai aku tak habis pikir, apa gini nasib orang-orang kecil yang sering kalah terhadap penindasan dari orang-orang yang berkuasa dengan uang? "Akhirnya ketemu." Aku terkejut. Dengan cepat aku berdiri dan menoleh ke belakang. Astaga, ngapain si boss kesini?! "Apapun yang terjadi, kamu tidak pernah berubah." "Sebaiknya anda pulang." "Kenyataannya kamu selalu kesini hanya untuk menyendiri setelah di sakitin." "Maaf Boss, saya mau pulang. Permisi." "Bahkan satu jam setelah putus pun, aku melihatmu disini Rissa. Meskipun saat itu aku hanya bisa melihatmu dari jarak jauh." Aku langsung menghentikan langkah begitu mendengar semua ucapan itu. Hatiku malah kayak di remas-remas. Kalau sebelumnya aku jengkel, ini malah nyentuh sampai ke dalam. Ternyata emang bener. Ini pasti gara-gara aku nggak pernah di sakitin secara fisik sama dia, makanya begitu Ansel menyakitiku semuanya menjadi seperti ini. "Jauh di mata, dekat di hati. Seperti itu dulunya setelah kita putus." "Boss!" "Kita memang pernah saling melupakan. Walaupun sebenarnya melupakannya itu benar-benar seutuhnya atau tidak. Tetapi karena takdir pertemuan kita, semua masa lalu itu seperti membersamai kita untuk kembali menjadi kesempatan kedua." Aku membalikkan badanku. Aku menatapnya dengan lelah sekaligus jengkel. "Kalau mau cari kesempatan kedua. Kenapa anda tidak nikah aja sama wanita lain biar nggak melow mulu!" "Memangnya kamu mau, gantiin posisinya?" **** Bingung antara gemes sama si boss atau kasian sama Rissa ??? Makasihh ya udah baca. Sehat selalu buat kalian ? With Love, Lia Instagram : lia_rezaa_vahlefii
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD