Tiba-tiba saat itulah An kembali. Ya aku kembali mendekati dua kakak tiriku. Aku mendekati Egao, dan menundukan kepalaku lalu menghajar mereka berdua hingga mereka tidak sempat mempersiapkan diri dan terjatuh ke tanah. Aku kembali menundukan kepalaku, dan pergi meninggalkan mereka berdua. “Sakit.....sakit sekali!” ucap keduanya. Secepatnya bersiap-siap untuk berangkat sekolah, aku telah mengenakan seragam sekolah, sepatu dan tas. Aku pun bergegas keluar dari kamar, menuruni tangga dan menuju ruang makan. Kulihat ayah, ibu dan dua kakak tiri itu telah berkumpul disini. Di depan mereka telah tersaji makanan berbagai hidangan. Aku segera duduk di samping kakak laki-laki, Yasashi. “An, nanti kamu akan berangkat sekolah bersama ibu ya?” ucap ibuku. “Oh, baiklah” jawabku menurut. “Ibu,