Prov. Zhi Zhe.
Terus berlari menjauh dari keluarga itu, aku tidak menyangka ibu tiriku sangat kejam. Ucapannya sungguh membuatku ketakutan, aku harus berlari darinya sekarang. Aku harus pergi.
Tetapi langkahku terhenti, begitu aku menabrak seseorang dan membuatnya jatuh ke tanah. Seorang pelajar berpakaian rapi dengan beberapa temannya. Orang yang kutabrak itu segera di bantu oleh temannya untuk berdiri dan aku segera berdiri lalu meminta maaf. Aku tidak melihat wajahnya, aku terus menundukan kepalaku ke bawah.
“Maaf, maafkan saya!” ucapku yang tanpa panjang lebar lagi, aku segera berdiri dan kembali berlari.
Tidak lama kemudian, ayah dan ibu tiri datang. Mereka berdua menanyakan gadis muda. Kebetulan orang yang mereka tanyakan adalah orang yang pernah di tabrak gadis muda.
“Maaf, apakah kalian melihat gadis muda di sekitar sini? Dia berambut panjang, dia lari ketakutan!” tanya ayah.
“Ah, apakah gadis muda muda.... oh ya, dia lari kesana! Dia seperti buru- buru” ucap salah satu dari mereka.
“Terima kasih” jawab ayah merendahkan tubuhnya bersamana dengan ibu tiri.
Kemudian ayah dan ibu tiri kembali berlari mencari gadis muda yang terus berlari tanpa henti.
Sekelompok pelajar pria yang mendapat pertanyaan itu mulai mencurigai dua orang itu.
“Ah, ini aneh! Dia baru saja bilang gadis muda dan dia lari ketakutan kan?” tanya salah satu dari mereka.
“Ya benar, memang ada apa?”
“Apakah mungkin mereka penculik?”
“Hey, mana ada penculik serapi itu? Lihat saja penampilannya seperti orang kaya!”
“Yos! Tapi bukankah jaman sekarang tidak mengenal siapa pelaku kejahatan?”
“Ah.....benar, sebaiknya....!” tanpa menunggu aba- aba teman- temannya lebih dulu pergi mengejar dua orang itu.
Seorang pelajar pria yang tertinggal pun segera menyusul teman- temannya.