When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Zanko pun berpikir gadis itu tidak akan terbangun jika ia bersikap lembut padanya, Zanko mulai mengepalkan tangannya dan ingin mengetuk pintu sekeras mungkin. Tapi ia tidak melakukan itu, tangannya terhenti begitu pintu kamar ini dibuka oleh gadis itu. Gadis itu terlihat rapi, wajah yang segar dan tidak terlihat seperti sedang tidur. “Hei, apa kamu itu benar- benar tidur atau hanya pura- pura?” tanya Zanko. Memperhatikan Zanko yang memang wajah sedikit kesal padaku itu. Aku hanya memasang wajah datar menyikapinya. “Oh, ada apa? Apa tidak pernah melihat gadis yang rapi? Apa temanmu itu semuanya bersikap tidak sopan? Mengetuk pintu itu dengan tangan biasa saja, tidak perlu mengumpalkannya seperti ingin menghajar orang lain!” jawabku menyindirnya. “Ah, soal itu! Ini kulakukan karena aku p