39

223 Words

“Hah, melelahkan sekali. Perempuan tua itu terus saja keras kepala. Ya tapi jika aku disini, maka aku tidak akan bisa lagi bertemu dengan sahabat masa kecilku. Dia sudah berjanji akan kembali setelah lama berpisah. Surat- surat darinya sudah habis di bakar, aaaa.... kenapa aku membiarkan orang lain tahu tentang surat itu? Menyebalkan! Gadis di perguruan itu selalu saja mencari masalah denganku. Gara- gara dia suratku terbakar. Menyebalkan! Pokoknya sebal! Ya.... tapi sekarang dia tidak ada sini, sekarang aku akan aman darinya yang menyebalkan itu. Tapi... tapi sekarang aku harus berhadapan dengan mereka. Aarkh.... mengapa hidupku tidak pernah bahagia? Selalu saja dalam masalah. Aku... aku rindu ibu!” keluhku sembari menangis. Aku benar- benar tidak bisa menerima kepergian ibuku, aku tidak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD