61

216 Words

Kami duduk di bawah pohon ketika itu. Saat itu aku juga dipenuhi rasa bosan, dan ingin mengeluh. Tapi Undine datang menemaniku. “Ada apa? Hah, wajahmu itu! Kamu kesal, apa ada seseorang yang membuatmu kesal?” tanyanya padaku. “Ya, teman- temanku sangat tidak suka aku ada di perguruan. Mereka bilang aku ini anak perempuan, tidak pantas mendekati guruku sendiri. Memang siapa yang mau dekat dengannya! Aku mendekatinya karena ingin belajar darinya. Apa itu tidak boleh, Kak Undine?” Undine tertawa kecil padaku, ia ikut melemparkan batu ke danau hingga air danau mengeluarkan riak air. “Hah, apa yang tidak boleh sih? Mereka hanya cemburu padamu. Kamu tumbuh menjadi gadis yang cantik! Gurumu berusia berapa tahun?” “Oh, guruku itu sama sepertimu. Dia tidak suka disebut olehku sebagai guru, kat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD