Bersama di dalam mobil dengan seorang penumpang special membuat Nuri tidak banyak bersuara. Dia sangat gugup karena baru pertama kalinya bersama dengan Hans. “Hati-hati. Aku yakin kau tahu bahwa aku belum nikah,” kata Hans mengingatkan karena Nuri seringkali meliriknya. “Tapi kawin udah, kan, Pak,” balas Nuri sambil nyengir. “Berhubung aku lelaki normal maka aku jawab sudah. Bagaimana denganmu, sudah kawin belum,” sahut Hans melirik Nuri. Senyum geli tidak dapat ditahan Hans ketika melihat warna merah di pipi Nuri. Seandainya hubungan mereka lebih baik dan dia jujur pada Nuri sudah pasti dia bisa melakukannya tanpa khawatir di tegur Nuri. “Enak ya, pak, kalau lelaki. Mau kawin gak ninggalin bekas, beda sama perempuan,” jawab Nuri. “Memangnya kenapa kalau perempuan. Memangnya ada lar