Khawatir

1108 Words

    Hujan sudah turun sejak subuh. Untuk sebagian orang pengaruh hujan yang turun pada pagi buta adalah sebuah godaan untuk terus selimutan.     Namun, godaan seperti itu tidak berlaku pada Nuri. Sejak dinihari tidak lama setelah waktu berganti, Nuri dibangunkan oleh ibunya yang panic.     Ingatan tersebut sangat membekas karena Ibunya tidak pernah panic dalam menghadapi berbagai situasi tetapi pada saat itu, ibunya begitu berbeda.     “Nur…babe…babe, Nur,” ucap Irma tidak jelas.     “Babe kenapa, Mak?” tanya Nuri.     Ayahnya adalah orang paling sehat yang selama ini Nuri ketahui. Bahkan untuk sakit kepala saja, ayahnya tidak pernah merasakannya.     “Emak juga kagak tau. Mending elu telepon Yadi, suruh cepetan dia dateng. Bilang Encangnya sakit, badannya panas napasnya sesek,” per

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD