Memilih jeda

1003 Words
    Di tengah kepadatan aktivitas dan kesibukan mereka mencoba hal-hal baru dalam proses tumbuh, terkadang pertumbuhan yang dipaksakan meninggi akan menimbulkan banyak permasalahan, ketika kita tidak siap atau belum memiliki pondasi yang kuat, untuk itu mereka memilih ‘Jeda’, bukan untuk berhenti berjuang serta berkembang, melainkan untuk meluruskan niat dan tujuan.     Seperti yang sedang dialami oleh Dayat dan Safitri, di saat mereka sedang berada di puncak perkembangannya, di kala popularitas dan kemampuan mereka telah diakui oleh banyak orang sehingga memunculkan banyak kepercayaan kepada mereka, fikiran mereka bergerak mundur teringat akan pembahasan forum kiswah dua minggu lalu yang disampaikan oleh Awan, membahas tentang tema ‘pacaran dalam Islam’ di dalam forum itu Awan mengutip satu ayat di dalam Al-Qur’an surat An Nur:26 yang berbunyi  “Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.”     Ayat tersebut sangat terngiang dalam benak fikiran Dayat dan Safitri, dalam fikirannya bergejolak mengatakan.     “Allah tidak mungkin salah dalam memilihkan jodoh kita, orang baik akan dipertemukan dengan orang baik, jika ukuran baiknya adalah dengan kondisi kita yang sekarang, maka aku juga akan mendapatkan jodoh sesuai dengan ukuran baik yang sekarang aku miliki, padahal di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih baik dibandingkan aku, betapa beruntungnya mereka jika Allah gariskan jodoh yang jauh lebih baik pula.” Dialog Dayat dan Safitri dalam fikirannya mengingat apa yang disampaikan oleh Awan.     Maka keesokan harinya mereka berdua memutuskan untuk bertemu membahas mengenai kegundahan fikiran mereka, sembari memakan ramen kesukaan mereka di salah satu café bernuansa jepang yang berada di daerah pasar lama Tangerang, Dayat memulai obrolan mereka.     “Bee, gue kemarin teringat sama apa yang disampaikan oleh Kak Awan dalam forum kiswah dua minggu lalu, gue berfikir jika Allah gak pernah salah dalam setiap janjinya, salah satunya berkenaan dengan jodoh, jika kita berada pada level sekarang, maka jodoh kita juga akan mengikuti level kita yang sekarang, lain halnya kalau kita ingin terus berbenah diri, berkarya, dan menebar manfaat yang jauh lebih luas lagi, maka bisa jadi kualitas jodoh kita akan berada jauh di level kita sekarang, lu juga mikir gitu engak?” Ucap Dayat sembari menatap wajah Safitri.     “Sama gue juga punya fikiran yang sama dengan lu Honey, gue juga merasa output dari dua orang yang saling mencintai adalah membangun rumah tangga yang berkualitas, supaya kita bisa membentuk madrasah keluarga yang berkualitas, maka dua orang yang saling mencintai tersebut harus menjadi keluarga yang berkualitas pula dengan level terbaiknya.” Jawab Safitri sembari tangannya menaruh sumpit di atas mangkok ramennya, agar ia bisa fokus menjelaskan kepada Dayat.     “Oke, kalau gitu kita punya pemikiran yang sama, kita harus bisa mencapai titik level tertinggi kualitas diri kita masing-masing. Gue punya ide, bagaimana kalau kita ‘jeda’ dulu hubungan kita?” Ucap Dayat sembari menopangkan kepalanya di kedua telapak tangannya.     “Maksud lu gimana Honey? Kita putus gitu?” Jawab Safitri sembari mengkerutkan dahinya karena bingung dengan ungkapan Dayat.     “Enggak Bee, kita berdua hanya ‘Jeda’ saja, kita mengalihkan fokus hubungan kita pada pengingkatan kualitas diri kita masing-masing dulu, supaya kita mampu menjadi pribadi berkualitas, hingga kelak kita mampu membangun keluarga yang berkualitas pula, gimana menurut lu?” Ucap Dayat.     “Oh… kalau begitu gue setuju dengan usulan lu, kita tetep komitmen untuk fokus dulu pada perbaikan kualitas diri kita masing-masing, kelak ketika kita sudah menggapai puncak kualitas terbaik diri kita, kita bisa siap bersatu kembali, seperti janji Allah, orang baik akan dipertemukan dengan orang baik pula.” Jawab Safitri sembari merekahkan senyum manisnya kepada Dayat.     “Yups… betul jika kita sudah mencapai titik terbaik versi diri kita masing-masing, kita akan kembali menjalin hubungan kita yang jauh lebih baik dan serius kembali, dan kelak disaat masa itu tiba gue akan membersamaimu mengarung kehidupan untuk selamanya.” Ucap Dayat sembari merekahkan senyum di wajahnya.     Begitulah cerminan kepribadian mereka, usia muda mereka tidak berbanding lurus dengan pemikirannya, pemikiran mereka sudah melesat jauh kedepan melebihi usianya, semua itu karena didikan dari Awan dan Fatih yang tidak pernah berhenti memberikan mereka masukan dan pemahaman tentang hidup dan Islam, kini mereka fokus dengan pengembangan diri mereka masing-masing agar mereka mampu menjadi versi terbaik mereka, Dayat yang tidak pernah absen menjadi pembawa acara, menulis, mengikuti banyak kejuaraan dan berdakwah, Hampir semua event sekolah selalu Dayat yang dipilih sebagai pembawa acarannya, dia juga sering ikut kejuaraan debat serta cerdas cermat, dia pernah memenangkan juara pertama debat pelajar tingkat provinsi hingga berhasil menjadi juara kedua tingkat nasional bersama Wawan .     Sementara Safitri sibuk dengan proyek event sekolah, selalu memberikan pidato di setiap event sekolah, ikut kejuaraan dongeng dan berhasil meraih juara terbaik tingkat provinsi, mengikuti kejuaraan karya ilmiah hingga menjadi juara pertama tingkat nasional, membuat video podcast, hampir setiap minggunya suara rekaman motivasi darinya mengudara di podcast rohis dan sekolah. Begitu juga dengan Danila hampir setiap hari kita bisa melihat tempelan quotes motivasi dan artikel buatannya di mading-mading sekolah serta mushollah, Danila pernah ikut lomba artikel ilmiah pelajar tingkat nasional, dia berhasil mendapatkan juara terbaik kedua. Wawan yang selalu dimintai tolong berkomunikasi dengan pihak sekolah saat event berlangsung, ia juga aktif di kegiatan intership di kementerian pendidikan, sudah banyak sertifikat yang ia kumpulkan dalam partisipasinya di setiap program intership yang diikutinya. Sedangkan Mutmainnah dengan keterampilan bermusiknya hampir setiap event sekolah dia selalu tampil, dan juga suara musiknya senantiasa mengiringi waktu istirahat siswa di sekolah, dia juga pernah iku kejuaraan keterampilan siswa tingkat nasional dan berhasil menjadi juara terbaik ketiga dalam bidang musik.     Mereka semua sedang dalam proses tumbuh, mereka menjalaninya dengan tenang karena mereka telah meluruskan niatnya agar terus bisa menebar karya serta manfaat sebesar-besarnya, selepas memilih ‘jeda’ dengan hal-hal yang bisa menghambat proses tumbuh mereka, tak terasa kini mereka sudah naik ke tingkat tiga SMK, waktunya mereka harus bersiap menghadapi tantangan karir kedepannya, agar mereka bisa mencapai kesuksesan karir sesuai dengan passionnya. Ini bukan perkara bisa atau tidak bisa, melainkan perkara mau atau tidak mau. Selama kita masih ada di dunia, sukses dan gagal sifatnya hanya sementara. Teruslah mencoba untuk memasuki seluruh pintu usaha. Yakinlah Allah tak akan menyia-nyiakan usaha hambaNya  

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD