Masa pengenalan lingkungan sekolah Part-2

1057 Words
    Keesokan harinya, hari ketiga masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tiba, hari ini merupakan hari terakhir mereka berlima menjabat status sebagai calon siswa baru, dan di hari itu juga mereka akan diresmikan menjadi siswa-siswi SMK LANTERA.  Langit pagi saat itu sedang sedikit tertutup awan mendung, Dayat, Wawan, Danila, Safitri dan Mutmainnah datang tepat waktu di sekolahnya, kali ini mereka memakai seragam olah raga SMP sembari tetap memakai nama d**a yang bertuliskan nama dan jurusan mereka, kemudian mereka langsung memasuki kelasnya masing-masing, di dalam kelas seperti biasa kakak pembimbing mereka sudah menunggu di dalam kelas.     “Bagaimana kabar kalian? masih semangat mengikuti MPLS hari terakhir ini?” Ucap kakak Pembina dengan suara lantang seperti biasanya.     “Semangat kak.” Sahut kami secara bersamaan dengan nada yang masih lemas karena lelah baru sampai sekolah.     “Ayo diulang, kali ini harus lebih semangat lagi, masa calon siswa-siswi SMK LANTERA lemes begini? Gimana kabarnya kalian semua?” Ucap kakak Pembina dengan nada yang jauh lebih kencang dibandingkan sebelumnya untuk memberikan semangat kepada siswa baru.     “Semangat kak.” Jawab seluruh siswa dengan suara lantang yang kompak.     “Nah begitu dong, oke kali ini kita akan mengikuti demo ekstrakulikuler, jadi silahkan siapkan dan bawa alat tulis kalian masing-masing, nanti akan ada dua sesi demo, sesi pertama demo lapangan yang dilakukan oleh ekskul PMR, pramuka, paskibraka, seni tari, taekwondo, dan paduan suara. Sedangkan untuk sesi kedua yang demo kelas dilakukan oleh ekskul rohis, basket, futsal, marawis, dan debat Bahasa inggris. Bisa di fahami? Apakah ada yang di tanyakan?” Ucapan kakak Pembina dengan pelan-pelan dan lancar menjelaskan ke seluruh siswa.     “Tidak ada kak.” Jawab kami serentak.     “Kalau begitu kita langsung ikuti demo ekskul sesi pertama di lapangan, silahkan bawa alat tulis kalian dan ikuti kakak keluar ke lapangan.” Ucap kakak Pembina sembari membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya keluar pintu kelas.     Seluruh siswa dikumpulkan di lapangan sekolah sembari membentuk barisan huruf U, para kakak pembimbing hampir sepuluh menit sibuk merapikan barisan para siswa baru di lapangan, setelah barisan telah rapi dan kondusif acara demo ekstrakulikuler sesi pertama di lapangan dimulai. Ekskul PMR menjadi penampil utama dengan menyuguhkan teatrikal simulasi tanggap bencana, dilanjutkan ekskul pramuka dengan simulasi mendirikan tenda, kemudian paskibraka dengan atraksi baris-berbarisnya, ekskul seni tari dengan menyuguhkan tarian papua, ekskul taekwondo menyuguhkan atraksi simulasi pertandingan dan gerakan kunciannya, dan ekskul paduan suara dengan tampilan kemampuan bernyanyinya dengan menyanyikan lagu nasional, mereka tampil secara bergantian di tengah lapangan, masing-masing ekskul mencoba untuk memberikan suguhan terbaiknya agar mereka mampu memikat hati para siswa-siswi baru untuk bergabung dengan ekskul mereka.     Hampir satu jam lebih tiga puluh menit berjalan demo ekstrakulikuler sesi pertama di lapangan berjalan, Dayat dan Safitri menjadi anak yang paling antusias untuk mengamati setiap demo yang disuguhkan, sedangkan Wawan, Danila dan Mutmainnah kurang antusias menyaksikannya, mereka cenderung cuek kurang tertarik dengan ekskul yang ada di sesi pertama ini. Dayat kala itu memutuskan bergabung dengan ekskul pramuka, sedangkan Safitri mendaftar ekskul PMR, yang dulu selama masa SMP dia geluti juga.     Sesi pertama demo ekskul selesai, semua siswa masuk ke ruang kelas masing-masing untuk mengikuti sesi kedua demo ekskul, ekskul pertama yang melakukan demo ialah ekskul rohis (Kerohanian Islam) dengan menampilkan cuplikan video yang menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya rohis, program-programnya yang fokus pada agama dan pembinaan karakter remaja, kemudian disusul oleh ekskul basket dan futsal yang sama-sama hanya mengirim perwakilan pengurusnya dan menjelaskan secara lisan di depan siswa, yang terakhir adalah ekskul debat Bahasa inggris mereka menampilkan power point yang berisi visi-misi dan programnya kepada siswa. Sesi kedua demo kelas tidak berlangsung lama hanya dalam waktu satu jam. Selama satu jam tersebut Wawan, Danila, dan Mutmainnah adalah anak-anak yang paling serius dan atusias dengan ekskul rohis.     “Ini yang selama ini aku cari, aku ingin tetap mengondisikan nilai-nilai agama dengan ikut ekskul rohis.” Ujar Mutmainnah sembari menggerakkan pena di tangan kanannya untuk menulis ekskul rohis di formulir pendaftaran ekstrakulikuler.        “Aku tertarik ikut rohis.” Ujar Danila dan Wawan     Sedangkan Dayat dan Safitri justru dibuat kaget oleh penjelasan ekskul rohis, karena selama ini pandangan mereka tentang ekskul rohis hanya ceramah dan mengaji saja monoton, namun setelah melihat demo ekskul rohis fikirannya jadi terbuka jika ekskul rohis di SMK LANTERA ini berbeda, tidak hanya membahas ceramah dan mengaji saja melainkan masih banyak program menarik lainnya.     “Gila, gue kira rohis cuman ngaji dan duduk dengerin ceramah aja, kalau kayak begini programnya gue jadi tertarik gabung.” Ucap Dayat dan Safitri sembari fokus mengamati video yang sedang di putar di layar proyektor kelas. Dayat dan Safitri akhirnya juga mendaftar di ekskul rohis, mereka ikut dua ekskul di sekolah, Dayat pramuka dan rohis, Safitri PMR dan rohis, sedangkan Wawan, Danila dan Mutmainnah hanya ikut satu ekskul yaitu rohis.     Sudah dua jam tiga puluh menit demo ekskul berjalan, semua ekskul sudah mengenalkan diri mereka satu persatu dan juga seluruh siswa sudah memilih ekskul yang nantinya akan mereka ikuti. Kini seluruh siswa dipersilahkan untuk istirahat dan menjalankan sholat dzuhur dahulu selama empat puluh lima menit, selepas itu mereka semua dikumpulkan di lapangan sekolah untuk mengikuti acara penutupan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) sekaligus peresmian mereka sebagai siswa-siswi baru di SMK LANTERA.     Kring…kring…kring… Bunyi bel sekolah sebagai tanda bahwa jam istirahat telah usai.     Seluruh siswa-siswi berbaris rapi di lapangan upacara sembari ditemani terik matahari siang itu yang sesekali memancar dari celah-celah awan mendung yang mengitari birunya langit Tangerang kala itu, mereka dengan khikmat mengikuti setiap prosesi upacara penutupan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), upacara itu diawali dengan sambutan dari kepada sekolah yang singkat namun penuh dengan makna bagi seluruh calon siswa-siswi baru SMK LANTERA.     “Selamat kalian esok akan mulai memasuki babak baru dalam kehidupan kalian, ibarat sebuah buku, seburuk atau sekusut apapun lembaran buku sebelumnya, selalu ada lembaran baru yang siap untuk kita buka dan ukir kembali cerita kita, selamat berjuang anak-anakku.” Bunyi pidato singkat kepala sekolah yang mampu menggelorakan semangat calon siswa-siswi kala itu.     Acara peresmian siswa baru kemudian ditutup dengan simbolis pemakaian almamater sekolah SMK LANTERA oleh perwakilan siswa dan siswi baru, dan juga diringi dengan pelepasan balon warna-warni dengan ada secarcik kertas putih berisikan impian mereka selama menempuh pendidikan di SMK LANTERA yang mereka langitkan secara bersamaan dengan balon warna-warni mereka, warna-warni balon terbang melukis langit Tangerang kala itu. Serangkaian prosesi seremonial tersebut melambangkan bahwa mereka semua telah resmi menjadi siswa dan siswi SMK LANTERA, raut wajah mereka semua begitu gembira kala itu, sebegitu bangganya mereka sampai-sampai mereka tak melepas baju almamater sekolah mereka, mereka gunakan hingga mereka kembali ke rumah mereka masing-masing.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD