Kisah Dayat Part-3

1975 Words
    Kegembiraan Dayat seketika menghilang, raut wajahnya begitu kusam, ia berfikir pasti Emaknya tidak sepakat dengan pilihannya, ia merasa kalut dan sedih. Dayat melangkahkan kakinya pelan ke luar kamar tidurnya menuju ruang tengah depan TV tempat Bapak dan Emak berada, ia duduk di samping Bapak.     “Dayat kamu yakin mau sekolah di SMK?” Ucap Emak kepada Dayat.     “Iya mak…Dayat yakin.” Jawab Dayat pelan sembari menundukkan kepalanya.     “Yakin? Nanti nyesel. Jauh lho sekolahnya dengan rumah? Nanti kamu capek.” Sahut Emak yang masih berusaha meruntuhkan keyakinan Dayat.     “Yakin Mak, Dayat sudah memikirkannya.” Jawaban Dayat berusaha dengan sisa-sisa keberaniannya untuk meyakinkan Emak.     “Ya sudah kalau memang itu pilihanmu, kamu harus siap konsekuensinya dan jangan menyesal nantinya ketika sudah memilih masuk SMK dan tidak memilih pilihannya Emak.” Ujar Emak dengan terpaksa menerima keputusan Dayat.     Sontak hal tersebut membuat Dayat merasa kaget seakan tidak percaya jika Emak tiba-tiba menerima keputusannya, ia sempat terdiam beberapa saat. Fikirannya mencoba mencerna keadaan yang ada, tak lama merekalah senyuman dari wajah Dayat, Dayat senang akhirnya kedua orang tuanya merestui sekolah pilihannya. Dengan adanya restu dari kedua orang tuanya, Dayat mendaftar di SMKN LANTERA dengan diantar oleh Bapak yang saat itu rela cuti kerja untuk menemaninya daftar sekolah, sembari menaiki motor bebek supra mereka berdua berangkat menuju sekolah untuk mendaftarkan diri, Dayat sedang bersemangat pada hari itu, langkahnya cepat badannya tegap pergi menuju sekolah pilihannya. Sesampainya di sana Dayat disambut dengan kerumunan orang tua beserta anak-anak mereka yang sama-sama ingin mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di SMK LANTERA, dengan membawa MAP hijau Dayat melangkahkan kakinya menuju meja registrasi untuk menyerahkan berkas yang sudah ia bawa sebagai persyaratan untuk mendaftar di sekolah SMK LANTERA, selepas itu Dayat menunggu beberapa menit untuk menjalani tes kesehatan, ketika namnya dipanggil untuk menjalani tes kesehatan, ia melangkahkan kakinya dengan penuh semangat serta percaya diri bahwa dia akan bisa diterima bersekolah di sini. Hampir lima belas menit Dayat menjalani tes kesehatan, hasilnya akan diumumkan bersamaan dengan hasil dari tes tulis yang akan di adakan keesokan harinya.     Ada yang mengatakan jika seseorang menginginka sesuatu yang sangat ingin dia raih, maka ia akan berusaha sekeras mungkin agar keinginannya tersebut bisa tercapai. Begitupun dengan Dayat, malam harinya ia habiskan waktunya untuk belajar mempersiapkan tes tulis, ia buka satu persatu buku pelajarannya selama SMP, ia seluncurkan jarinya di layar ponsel miliknya untuk mencari bahan-bahan latihan di google, hingga tanpa terasa malam itu Dayat terlelap di tengah semangatnya belajar mempersiapkan tes masuk SMK LANTERA. Tak beberapa lama terdengar suara ganggang pintu kamar Dayat terbuka, ada Emak Dayat yang masuk kamar Dayat bermaksud melihat kondisi Dayat yang semalaman tidak keluar kamar sama sekali, ketika Emak memasuki kamar Dayat, ia melihat sang anak sedang tertidur pulas karena lelah ditengah serakan buku-buku pelajarannya, melihat hal membuat hati Emak terenyuh melihat kegigihan Dayat dalam mempersiapkan tes masuk, ia rapikan semua buku yang berserakan di kamar Dayat, sembari ia ambil selimut untuk menutupi tubuh Dayat supaya tidak kedinginan serta supaya ia merasa nyaman dalam tidurnya.     Keesokan harinya Dayat bersiap pergi ke sekolah untuk menjalani tes tulis, ia tampak bersemangat dengan raut wajah percaya diri akan bisa sukses karena ia telah matang secara persiapan, tak lupa sebelum berangkat Dayat meminta do’a kepada kedua orang tuanya agar diberikan kemudahan serta kelancaran dalam menajalani tes tulis hari ini. Kali ini ia berangkat menuju sekolah tidak diantar oleh Bapak, karena Bapak sedang ada kerjaan, ia pergi sendirian dengan menaiki angkot menuju SMK LANTERA, butuh waktu agak lama dalam perjalanan dengan menaiki angkot dibandingkan ketika naik motor sama Bapak, ia butuh waktu satu jam untuk bisa sampai di SMK LANTERA, selama perjalanan di dalam angkot sesekali Dayat membuka buku catatan hasil rangkuman dari proses persiapannya semalam agar nanti sewaktu menjalani tes tulis bisa lebih siap lagi. satu jam berlalu, angkot yang dinaiki Dayat sudah sampai di depan pintu gerbang SMK LANTERA, ia turun sembari memberikan uang lima ribu rupiah sebagai ongkos angkot yang dinaikinya. Ia langkahkan kakinya dengan percaya diri memasuki sekolah, hari itu ada berbagai tes tulis yang Dayat jalani mulai dari tes potensi akademik hingga tes kepribadian, Dayat jalani dengan serius serta gembira karena itu merupakan pilihannya sendiri ingin masuk SMK. Selepas menjalani Tes, Dayat langsung pulang ke rumah karena pengumuman tesnya baru keluar satu minggu lagi. Oh iya waktu itu Dayat jadi mengambil jurusan Analis kesehatan di sana. Sesampainya di rumah Bapak berpesan kepada Dayat.     “Dayat, kamu tadi sudah berusaha untuk bisa masuk ke sekolah pilihan kamu, sekarang kamu harus rajin berdo’a semoga Allah mengabulkan keinginan kamu.” Ujar Bapak kepada Dayat sembari melepaskan jaket yang digunakannya.     “Iya pak Dayat pasti akan selalu berdo’a waktu selesai sholat supaya Dayat bisa keterima di sana, Bapak juga do’akan Dayat ya?” Jawab Dayat.     “Pasti, orang tua mana sih yang enggak mau melihat anaknya bahagia.” Ujar Bapak kepada Dayat.     Satu minggu telah berlalu, tiba saatnya hari pengumuman penerimaan siswa baru di SMKN LANTERA diumumkan, saat itu Hari Senin pagi, langit Tangerang begitu cerah terikanya seolah ingin menyapa bahagia. Hari itu pengumuman hasil penerimaan siswa baru di tempel di sekolah, sehingga jika Dayat ingin mengetahui dia keterima sekolah atau tidak, ia harus pergi mengunjungi sekolah SMKN LANTERA, akan tetapi Bapak hari itu tidak bisa mengantarkan Dayat pergi ke sekolah karena jatah cuti Bapak sudah habis, sedangkan Emak harus menjaga adik-adiknya Dayat yang masih kecil dan tidak bisa ditinggal. Akhirnya Dayat memberanikan diri untuk kesekian kalinya pergi sendiri ke sekolah dengan menaiki angkot sembari latihan karena ke depannya kalau ia sekolah di sana, ia akan berangkat sendiri dan akan rutin naik angkot, ia berangkat ke SMK LANTERA sembari bersemangat, ia percaya bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati proses. Dayat sudah melakukan ikhtiar dengan belajar mempersiapkan tes tulisnya dengan matang, tak lupa juga berdo’a pun juga sudah ia lakukan.     “Mak, Dayat pamit pergi dulu ke SMK LANTERA ya untuk melihat hasil pengumumannya? Do’akan supaya Dayat diterima.” Ucap Dayat sembari cium tangan Emak.     “Iya ati-ati. Ini uang saku buat kamu.” Jawab Emak sembari memberi uang saku dari saku bajunya.     Kaki Dayat melangkah ke luar rumah dengan cepat, sembari berlari menuju jalan depan gang untuk bisa naik angkot, ia tidak sabar untuk mengetahui hasil penerimaan siswa barunya. Selama perjalanan, sebagai orang biasa sesemangat langkah Dayat ketika berangkat menuju SMK LANTERA di dalam angkot Dayat tetap merasa deg-degan enggak karuan ia memikirkan hal paling terburuk yang akan dialaminya, ia merasa khawatir kalau nantinya ia enggak keterima, karena perjuangannya enggak mudah bisa masuk ke sekolah pilihannya, ia tau bahwa SMK LANTERA merupakan sekolah favorit yang pasti persaingannya tidaklah mudah. Waktu sudah berlalu selama satu jam di dalam angkot, akhirnya angkot yang dinaiki Dayat sampai di depan sekolah SMK LANTERA. Sesampainya di depan gerbang sekolah SMK LANTERA Dayat turun dari angkot, lima ribu rupiah ongkos ia berikan ke Abang angkotnya. Selepas itu ia lari masuk ke dalam sekolah, ia berjalan menuju papan putih yang berada di tengah lapangan sekolah yang sedang dikerumuni oleh banyak anak sepertinya yang sedang berharap-harap cemas untuk melihat hasil penerimaan siswa baru, papan putih tersebut merupakan tempat pengumuman penerimaan siswa baru ditempelkan, Dayat harus bersedak-desakan agar ia bisa melihat lembaran kertas putih yang berisi nama-nama siswa yang diterima menjadi siswa baru di SMK LANTERA, ia lihat satu persatu lembaran kertas putih yang berisi nama siswa yang diterima, ia naik turunkan telunjuk tangannya ke atas dan ke bawah dari satu kertas ke kertas lainnya mencari namanya, dan akhirnya Dayat melihat namanya ada di sana.     “Alhamdulillah.” Ucap Dayat seketika terharu karena diterima di sekolah SMK LATERA sekolah pilihannya.     Perasaan deg-degan Dayat saat itu seketika berganti menjadi ucapan syukur kepada Allah atas apa yang ia raih kala itu, buru-buru ia beranjak pergi meninggalkan kerumunan anak yang memenuhi papan putih, ia pergi menuju ke depan gerbang sekolah, mencari angkot untuk dinaiki pulang ke rumah, sudah hampir sepuluh menit ia menunggu angkot, ia tengok kanan-kiri tidak ada satu pun angkot yang lewat, hingga akhirnya lima menit setelahnya ia melihat ada angkot warna hijau-putih datang dari arah kiri ia berdiri, itu adalah angkot yang megarah ke rumahnya, ia ulurkan tangan kanannya untuk memberikan tanda ke Abang angkotnya bahwa ia hendak menaiki angkot tersebut. Angkot itu berhenti tepat di seberang Dayat berdiri, buru-buru ia hampiri angkot tersebut dan menaikinya. Selama berada di dalam angkot Dayat sangat bergembira sembari sesekali ia tersenyum sendiri bahagia karena ia bisa keterima di sekolah pilihannya, sampai-sampai senyum bahagia Dayat berbuah pertanyaan dari seorang Ibu-Ibu yang sedang duduk di depan bangku Dayat.     “Nak, kamu baru pulang sekolah ya? Kelihatannya kamu sedang bahagia sekali hari ini.” Tanya Ibu-Ibu tersebut.     “Ehh, iya Bu. Saya baru saja pulang dari melihat pengumuman penerimaan siswa baru di sekolah SMK LANTERA pilihan saya Bu, dan alhamdulillahnya saya keterima di sana.” Ujar Dayat sembari merekahkan senyuman kepada Ibu-Ibu tersebut.     “Wah pantesan Nak, dari tadi Ibu lihat kamu senyum-senyum sumringah terus. Selamat ya Nak, semoga sukses serta lancar sekolahnya nanti.” Ucap Ibu-Ibu tersebut kepada Dayat.     “Iya amin Bu, terima kasih banyak atas do’anya.” Balas Dayat.     Sebuah percakapan menemani perjalanan pulang Dayat ke rumah dengan seorang Ibu-Ibu yang tak sempat mengetahui namanya, tidak terasa Dayat sudah satu jam lamanya perjalanan di atas angkot menuju rumahnya, ia juga tak sabar untuk memberikan berita gembira kepada kedua orang tuanya, ia tengok jam yang ia gunakan di tangan kanannya, sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Angkot yang dinaiki Dayat sampai di depan gang rumahnya, ia berikan uang lima ribu rupiah dari dalam saku seragamnya kepada Abang supir angkot, setelah itu ia langsung berlari menuju rumahnya.     “Assalammualaikum… Dayat pulang.” Ucap Dayat sembari terengah-engah nafasnya.     “Wa’alaikumsalam… Sana buruan mandi lalu sholat.” Jawab Emak yang baru keluar dari kamar.     “Baik Mak, Bapak hari ini pulang jam berapa?” Ucap Dayat.     “Jam 5 sore harusnya Bapak sudah pulang, ada apa? Tumben tanya Bapak pulang jam berapa.” Jawab Emak keheranan.     “Dayat mau menyampaikan sesuatu kepada Bapak dan Emak.” Ucap Dayat.     “Ya sudah nanti nunggu Bapak pulang kerja saja, sekarang kamu mandi dan sholat sana dulu.” Jawab Emak.     “Baik Mak, Dayat mandi dan sholat dulu.” Ucap Dayat sembari langsung menuju kamarnya untuk melepas baju seragam yang ia gunakan serta bergegas mandi dan sholat ashar.     Selepas Dayat selesai mandi dan sholat ia langsung menuju ruang tamu yang ternyata di sana sudah ada Emak sedang bersantai sembari memegang HPnya, Dayat duduk di kursi depan Emak, Dayat menunggu kepulangan Bapak dari tempat kerjanya, sudah hampir setengan jam ia menunggu Bapak pulang, tiba-tiba dari depan teras rumah terdengar suara motor datang, buru-buru Dayat beranjak pergi dari tempat duduknya dan melihat ke luar, ternyata benar yang datang adalah Bapak.     “Bapak baru pulang?” Ucap Dayat sembari menghampiri Bapak yang sedang memarkirkan motornya.     “Ehh Dayat, Assalammualaikum… ia Bapak baru pulang, tadi lagi macet di jalan.” Jawab Bapak sembari terkaget ada Dayat menghampirinya.     “Ayo masuk Pak, Dayat mau menyampaikan sesuatu ke Bapak dan Emak. Emak sudah menunggu di ruang tamu.” Ucap Dayat sembari membantu membawakan tas bawaan Bapak.     “Tumben, mau menyampaikan apa nih?” Jawab Bapak keheranan.     “Bapak masuk dulu nanti kita bicarakan di ruang tamu aja pak.” Ucap Dayat. Sesampainya mereka di ruang tamu, Bapak mengambil posisi duduk di sebelah Emak, sedangkan Dayat mengambil posisi duduk di depan mereka berdua, sembari membenarkan posisi duduknya Dayat memulai pembicaraan.                 “Bapak dan Emak, tadi kan Dayat habis dari SMK LANTERA untuk melihat hasil pengumuman penerimaan siswa baru, dan kabar gembiranya adalah Alhamdulillah Dayat keterima masuk sana Pak, Emak.” Ucap Dayat sembari menatap Bapak dan Emak dengan mata berkaca-kaca bahagia.                 “Alhamdulillah kalau begitu, selamat ya nak, setelah ini sesuai dengan janji kamu kemarin kepada Emak kamu harus siap menjalani semua konsekuensinya dan harus konsisten semangat dalam belajarnya.” Ucap Bapak.                 Dayat merasa sangat bahagia saat itu ia bisa keterima di sekolah pilihannya, selepas itu ia bersemangat untuk mempersiapkan segala hal untuk masa awal masuk sekolah SMK, karena seminggu lagi Dayat akan menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMK. Sebuah lembaran perjalanan baru bagi seorang Dayat, ia berharap di perjalanan barunya nanti ia akan bisa mendapatkan banyak hal-hal baru yang bisa membuatnya terus berkembang menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi kedepannya.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD