Sepeninggal Stephanie dari tempatnya mencuri dengar, percakapan di ruang tengah terus bergulir. Masih dengan topik yang sama, yakni tentang Daniel. Hanya saja kini sedikit meluas.
“Kak Cleo dari tadi diam saja. Kok nggak ada komentar sedikit saja? Sudah beres baca semua berita yang ada di situ?” usik Ryan. Ditatapnya Sang Kakak Ipar.
Yang ditanya hanya tersenyum tipis.
Ardi menatap Sang Istri. Di saat yang bersamaan, Cleo juga tengah menatapnya, seakan-akan meminta persetujuannya untuk mengutarakan pendapatnya. Ardi paham arti tatapan itu.
“Cleo, ada apa? Ada yang sedang mengganggu pikiranmu? Bilang saja,” suruh Ardi.
Cleo meletakkan telepon genggamnya ke atas meja.
“Kalian yakin, sudah membaca semua postingan dari akun media sosial milik Bu Chelsea? Atau jangan-jangan, hanya membaca dari berita daring yang mengutip postingannya saja lalu ditambah-tambahi dengan opini mereka?” tanya Cleo kemudian.
Ardi dan Ryan serempak menggeleng.
“Enggak juga sih. Ada apa memangnya?” tanya Ardi kemudian. Tampak keengganannya.
Hm. Pantas, pikir Cleo.
Cleo langsung mengambil lagi telepon genggamnya dan membuka halaman terakhir yang tadi dia tinggalkan. Dia menunjukkan apa yang dilihatnya kepada Ardi.
“Aku boleh ngomong jujur nggak ke kalian?” tanya Cleo kemudian.
“Ya ngomong saja Kak,” timpal Ryan cepat.
Cleo mengerling kepada Sang Suami yang tampak sedang membaca apa yang terpampang di layar telepon genggamnya lantas meneguk minumannya sebelum mengemukakan pendapatnya.
Dan sebelum dia sampai ke sana, dia mengutip beberapa postingan dari akun media sosial Bu Chelsea, yang tampaknya sengaja diset ke ‘public’ sekarang. Padahal menurut para warganet, sebelumnya akun tersebut adalah ‘privat’. Menurut Cleo, ini unsur kesengajaan, supaya masyarakat luas membaca semua postingannya.
“Itu baru satu hal. Dan lihat dari semua foto yang ada di sana. Aku ini bukan pakar micro expression, tapi kalau boleh jujur, aku nggak melihat Daniel yang sekarang di foto itu. Dia malah tampak tertekan nyaris di semua foto yang ada. Termasuk..., foto pertunangannya. Senyumnya Daniel seperti terpaksa. Seperti menjalani sebuah hubungan yang tidak membuat dia bahagia. Beda auranya dengan saat dia bersama Steph.”
“Cleo, nggak usah membicarakan dia. Nggak penting,” potong Ardi. Tampak jelas betapa dia tak suka.
“Kak Ardi, jangan begitu dong. Jangan dipotong dulu. Ini kan ada hubungannya. Ayo Kak Cleo, lanjutkan saja,” timpal Ryan.
Cleo menatap Ardi, seperti minta pendapat lagi. Ardi terpaksa menganggukinya.
Cleo balas mengangguk pada Sang Suami.
“Oke, lalu yang kedua. Nih baca saja dari caranya Bu Chelsea memilih kata. Menakutkan sekali, Seorang Istri dari Bos besar seperti Pak Victor, Seorang Sosialita yang lingkup pergaulannya luas dan mustinya juga terpilih, tapi bisa-bisanya melontarkan kata-kata nggak pantas begini. Mengerikan. Ya aku paham sih, perasaan Seorang Ibu yang sedang marah karena merasa Anaknya disia-siakan. Tapi nggak harus begini juga. Sepertinya penguasaan dirinya masih kurang. Sejujurnya aku nggak habis pikir, taruhlah saat ini dia sedang marah, tapi masa iya dia nggak malu saat membaca sendiri semua postingannya itu?” ucap Cleo, melontarkan kalimat retoris sebagai penutup.
“Hm..., yang mana sih Kak?” tanya Ryan penasaran karena merasa tertinggal di bagian itu.
“Coba kamu baca lebih lanjut, Ryan.”
Ryan manggut kecil dan segera merespons dengan menggulir cepat jemarinya di atas layar telepon genggam.
Tak perlu berlama-lama, dia segera mendapatkan jawabannya.
Matanya segera terbelalak membaca beberapa di antaranya :
Momen indah dan kebersamaan itu dalam sekejap telah terkoyak. Lenyap tanpa bekas. @Dms_789 bukan hanya menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan oleh kami sekeluarga, bahkan juga mempermainkan Putri kami dan memberikannya harapan palsu untuk kedua kalinya. Bagaimana ini penjelasannya Pak @Agustin_R?
Jangan berpikir Keluarga kami begitu inginnya untuk berbesan dengan Keluarga Sanjaya. Sama sekali tidak. Ini adalah masalah bagaimana dua Orang yang saling mencintai dan telah mengikat janji, dua keluarga yang telah begitu dekat, lalu dibohongi secara sepihak. @Dms_789, bukan begini cara mengakhiri sebuah hubungan. Kamu mendekati Putri kami baik-baik, kamu memberikannya janji, dan kamu juga yang membujuknya kembali ke tanah air, tetapi ternyata hanya untuk kamu kecewakan. Bersikaplah bertanggung jawab. Kalau mengawali sebuah hubungan dengan baik, akhirilah dengan baik pula. Jangan jadi Manusia Pengecut dan bersembunyi di balik bayang-bayang Ayahmu Pak @Agustin_R dan kebesaran nama Beliau sehingga publik tahunya kamu benar.
Ingat Pak @Agustin_R, hukum karma itu tetap ada. Putra Anda, @Dms_789 telah memperlakukan Putri kami dengan buruk. Bukan mustahil Dua Putri Anda, @Brenda_San dan @Gina_San akan mendapatkan perlakuan serupa dari Pria yang mereka cintai kelak. Bukankah kedua Putri Anda juga belum menikah saat ini, Pak @Agustin_R? Jadi, siapkan mental saja. Hanya masalah waktu. Sekali lagi, ini masalah waktu semata. Setiap perbuatan baik atau buruk, akan da balasannya. Tidak harus dari Pihak yang dijahati, bisa saja dari Orang lain.
Tidak ada satu hubungan pun yang bisa selamanya mulus. Setiap hubungan pasti memiliki tantangannya sendiri. Itu yang menimpa Putri kami. Dan ketika hubungan mereka merenggang, masuklah Sang Pengganggu, Si Penggoda, Seorang Wanita yang konon bekerja sebagai Tenaga Marketing di sebuah Perusahaan Penanaman Modal Asing.
Dan mungkn lantaran tak dapat membedakan antara komoditas yang harus dia jual dengan harga dirinya yang mungkin saja tidak ada, Si Penggoda tersebut merangsek ke dalam hubungan Putri kami dengan @Dms_789. Apakah Si Pengganggu telah menjual diri? Sepertinya obral, atau bisa jadi gratis. Kabarnya mereka sudah tinggal satu atap di apartemen @Dms_789.
Pesan saya untuk Para Kaum Wanita dan khususnya mereka yang mempunyai Seorang Putri, jagalah Putri Anda baik-baik. Jangan biarkan dia mudah percaya dengan janji-janji muluk dari Seorang Laki-laki, terutama yang semacam @Dms_789.
Kalau saja kami tahu lebih awal, kami nggak akan pernah membiarkan Putri kami menjalin hubungan dengan @Dms_789.
Adalah baik, semua dapat terungkap pada saat ini. Artinya, Putri kami tak lagi dibohongi. Adalah baik semua diketahui lebih awal. Nggak bisa dibayangkan akan sehancur apa perasaannya kalau telanjur melangkah ke gerbang pernikahan dengan Seorang Laki-laki yang mudah tergoda dengan w************n.
Ryan tak sanggup lagi membaca kelanjutannya.
“Ini! Apa-apaan sih! Wanita ini benar-benar gila! Kata-katanya itu lho, seperti Orang yang nggak berpendidikan saja! Dia nggak cuma menyumpahi Kakak dan Adiknya Daniel, tapi juga menjelek-jelekkan dan memfitnah Steph! Kurang ajar dia!” geram Ryan.
“Nah itu dia. Menurutku, Sebenarnya yang dikatakan sama Daniel itu benar. Mereka sudah putus hubungan sejak lama. Tapi soal ini memang hanya Daniel dan Steph yang tahu lebih rinci. Juga mungkin Inge sendiri. Dan menurutku juga, Ibunya Inge ini yang ngotot mau berbesan sama clan Sanjaya.”
Ardi tak berkomentar.
“Iya tuh Kak. Aku jadi jengkel. Kenapa Steph kok dibawa-bawa sama dia? Kelihatannya keluarganya dia susah move on dari Daniel. Aku jadi menduga-duga, sebenarnya pasti Daniel sudah menjelaskan status hubungannya sama Si Mantan Tunangannya itu, tapi mereka nggak terima.”
Ardi mengibaskan tangannya.
“Kita nggak perlu ngomongin ini lagi.”
Ryan mengerutkan kening.
“Kenapa Kak?”
“Aku nggak terlalu tertarik untuk tahu. Yang jelas, aku nggak bisa mempercayakan Stephanie sama Laki-laki yang macam itu.”
“Di..., tapi bagaimana kalau Steph masih mencintai dia? Lagi pula coba berpikir dengan lebih jernih deh. Dinilai sendiri saja dari cara Si Bu Chelsea ini berekspresi. Aku kok, jadi menganggap, yang ngawur itu memang Pihak Yang Cewek. Terus, ini baru dari Pihak Cewek yang bilang. Sementara Pihak Daniel belum ada komentar apa-apa. Kan selalu ada tiga versi dalam setiap kisah. Versi yang Dituduh, Versi Yang menuduh, serta Kebenaran itu sendiri.”
Ardi mengembuskan napas dengan berat.
“Justru itu. Dia nggak mencoba klarifikasi, kan? Makanya, Cleo, nggak usah ngomongin Daniel lagi. Kalau dia bisa memperlakukan Mantannya seperti itu, aku khawatir dia bisa juga memperlakukan Steph seburuk itu.”
Cleo mengusap-usap lengan Sang Suami.
“Hei..., kamu kok negatif begitu kalimatnya, Di? Kan kamu sering bilang, kata-kata adalah doa.”
Ardi terbungkam.
“Makanya, anggap saja masalah ini selesai sampai di sini. Yang terpenting buat kita, jaga Steph saja. Malah bagus semuanya terungkap lebih cepat, jadinya Steph terhindar dari kemungkinan buruk. Anak itu kadang masih terlalu polos dan terlalu kekanakkan. Jangan sampai dia jatuh cinta pada Orang Yang Tidak tepat. Dia itu terlalu berharga. Permatanya Papa dan Mama. Sudah kewajiban kita buat menjaga dan melindungi dia.”
Berkata begitu, Ardi lantas bangkit dari sofa.
Cleo dan Ryan saling berpandangan.
Ardi tak peduli. Dia melangkah meninggalkan ruang tengah.
Ryan mengangkat bahu.
“Jadi bingung, itu barusan, Kak Ardi atau..., eng..., maksudku, Kakak Iparnya Kak Cleo yang itu, ya? Jadi susah membedakannya. Kok lama-lama cara bicaranya jadi mirip? Cara berpikirnya juga. Kak Cleo sih, kasih mereka sering ketemu. Jadi deh, Suaminya terpengaruh tuh,” ucap Ryan seenaknya.
Cleo memejam mata dan menggeleng perlahan.
“Ryan! Kamu itu! Jangan seperti itu! Bagaimanapun, Kak Bobby itu Kakaknya kalian.”
“No comment,” ujar Ryan enteng.
Mengikuti jejak Ardi, Ryan juga meninggalkan ruang tengah, sambil menambahkan, “Jagain baik-baik Suaminya Kak. Jangan sampai cara bertindaknya ikutan grusa-grusu dan ucapannya kasar. Bahaya.”
Cleo hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya saja.
Dia tahu, sudah percuma untuk mengatakan apa-apa lagi. Tak ada niatnya untuk memanggil mereka berdua kembali.
Kini tinggallah Cleo sendirian. Duduk termenung di ruang tengah.
Aku nggak yakin Steph sudah bercerita sama Ardi atau Ryan, kalau melihat bagaimana sikap mereka barusan. Barangkali aku harus mendampingi Steph selama dia ada di sini, supaya dia ada Teman untuk bicara. Kadang-kadang ada sesuatu hal, yang hanya bisa dibicarakan antar sesama Wanita. Kasihan Steph, nggak ada Kakak Perempuan. Lagi pula, Steph itu agak tertutup sih Anaknya,” gumam Cleo pelan. Dikenangnya lagi momen di rumah sakit, ketika dia memergoki air mata Stephanie bergulir namun Stephanie tak mau mengatakan apa penyebabnya.
*
$ $ Lucy Liestiyo $ $