Pecat

557 Words
LJ Entertainment. Lee Joana berjalan dengan gaya sombongnya seperti biasa. Kali ini dia mengenakan gaun selutut berwarna merah, dilapisi mantel kulit dengan panjang selutut berwarna hitam. Boot kulit yang sebetis dengan tinggi hak sekitar sepuluh senti meter. Rambutnya disanggul, lalu mengenakan fascinator berwarna merah dengan berlian diatasnya. Entah bagaimanapun tema pakaiannya, dia pasti akan mengenakan lipstick merah ditambah kacamata hitam. "Selamat pagi Nona," ucap para karyawan yang melihat Joana. Sebenarnya karyawan disana lebih baik menghindar daripada harus berpas-pasan dengan Joana. Jika mereka berpas-pasan, maka pasti ada saja yang akan dipecat hari ini, dengan berbagai alasan. "Selamat pagi, Nona," ucap seorang wanita muda sambil menunduk. Joana berhenti, lalu menatap wanita tersebut, "Kau ..." Joana baru mengucapkan satu kata. Namun, karyawan yang lain ikut tercekat di tempatnya dan saling berbisik. "Apakah dia korban hari ini?" bisik salah seorang karyawan wanita bagian permodelan. "Bukankah dia anak baru? ya ampun kasian sekali," sambung karyawan lainnya. Joana menatap wanita itu tajam. Wanita muda tersebut tak berani mengangkat pandangannya karena merasa terintimidasi. "Kau membawa kopi? jauhkan benda itu dariku." Ucap Joana dengan wajahnya yang tak ramah. "M-Maaf Nona," "Nona, kau benci bau kopi? maaf. Aku tidak tahu itu," tiba-tiba Joana malah mengingat Wooseok. Wajah ceria laki-laki itu dengan senyum hangatnya mampu membuat Joana berbaik hari itu dan tak langsung memecatnya, karena dia hampir menabrak Joana dan hampir menumpahkan kopi ke Joana. "Siall," ucap Joana sambil menutup matanya. Mencoba menghilangkan bayangan Wooseok dari kepalanya. "M-Maaf Nona, saya terpaksa membeli kopi karena disuruh staff," wanita itu ketakutan mendengar umpatan Joana. "Gawat. Sudah dimulai, wanita itu akan jadi pengangguran hari ini," bisik karyawan yang menonton. "Bawa kopimu dan enyah dari hadapanku!" perintah Joana. "B-Baik Nona," Wanita itu langsung berlari menjauh dari Joana. Para karyawan yang lain sangat lega sekaligus heran karena Jo tidak memecat wanita itu. Joana berbalik, lalu tiba-tiba seorang wanita lain menabraknya. Joana bergeming dari tempatnya, sementara wanita itu, langsung membungkuk dengan santai, dan tersenyum. "Berani-beraninya dia menabrak CEO Jo, kurasa dia akan dipecat," bisik karyawan wanita yang dari tadi memperhatikan Joana. "Dia tidak mungkin dipecat. kau lihat dia siapa? Dia Laura Kim. Artis tersohor LJ Entertainment. Dia banyak membawa keuntungan ke perusahaan. Tak mungkin CEO memecatnya," sambut teman di sebelahnya. "Selamat pagi, Nona Lee," ucap wanita tersebut. Wanita itu nengenakan mantel panjang, tangannya dimasukkan ke saku mantel, rambutnya terurai dengan riasan tipis serta mengenakan lipstick berwarna peach di bibirnya. "Pagi-pagi begini, kau mau kemana?" tanya Joana dengan nada suara datar. "Ah, aku bekerja lembur dan sekarang mau pulang." "Baiklah, terserah kau saja. Menyingkir dari hadapanku," "Baik, Nona," wanita yang bernama Laura Kim tersebut menunduk sambil menyeringai, dan berlalu melewati Joana. "Nona Kim," panggil Joana. Laura berbalik lalu menatap Joana lekat, "Jaga kesehatanmu," ucap Joana kemudian, lalu langsung bergegas menuju lift. "Kau lihat. Itulah keistimewan Laura Kim. Karena CEO takut rugi jika memecatnya, dia jadi artis yang sombong," bisik karyawan wanita itu. Laura melewati mereka dan menatap sini. Dua karyawan tersebut membungkuk dan segera bubar. Joana tiba di ruangannya, dia duduk di depan meja kerja, menyilangkan kakinya, memutar kursinya satu kali, lalu mulai menelpon. "Sekretaris Kang. Segera ke ruanganku. Sekarang!" perintah Joana. Tak berapa lama, Sekretaris Kang tiba. Dia mengetuk pintu tiga kali lalu segera masuk ke ruangan Joana. "Selamat pagi, Nona. Anda memanggil saya?" "Kang Juri. Artis yang sedang naik daun itu ..." "Maksud Nona, Laura Kim?' "Iya. Pecat dia sekarang juga!" TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD