"Astaga, Asifa. Putrimu ceriwis sekali. Seperti siapa?" Tanya Devira yang sudah berada di dekat mereka. Dicubitnya pipi Rara dengan perasaan gemas. "Dia titisan Amma. Jelas kalau bagai langit, dan bumi dengan Sifa. Sifa itu lemah lembut, tidak banyak bicara, kalau masak jagonya." Arka yang mendekat menjawab pertanyaan Devira. Asifa hanya tersenyum saja. Adam yang mencoba untuk tidak memperhatikan Asifa, akhirnya menatap wajah wanita yang dulu sangat ia cinta. 'Dulu? Ya dulu, karena sekarang, bagiku terlarang untuk terus mencintainya.: Adis juga menatap lekat wajah Asifa, setelan tahu, kalau ibunya Rara ternyata adalah Asifa, nama yang pernah ia dengar sebagai seseorang yang membuat hati Adam terluka. Tak bisa Adis pungkiri, kalau Asifa cantik. Wajahnya lembut, sikapnya anggun. Tutur k