Bab 14. Kendali Mirza

1142 Words

Cuaca pagi begitu dingin, Yumi keluar dari market yang berada tak jauh dari lokasi rumah sakit. Dia membeli beberapa minuman dan makanan di pagi itu. Mungkin Arvin belum sarapan pagi, pikirnya. Yang dicemaskannya hanyalah Arvin. Karena itu, dia tak ingin meninggalkan Arvin selama Arvin belum menyuruhnya pergi atau ingin sendiri. Dia berjalan santai dan memasang headphone ke telinganya. Tak ingin mendengar suara lain selain music dari mp3-nya. Lilitan syal di leher tak lantas menghangatkan. Cuaca benar-benar dingin, salju juga begitu tebal. Tapi tetap saja, salju di Jepang benar-benar indah. Dia terhenti sejenak di depan rumah sakit. Tak jauh dari tempatnya berdiri, dia melihat seorang pria tampan nan berkelas yang tadi sempat memarahi Arvin. Pria itu bersama seorang wanita yang seperti

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD