5

1611 Words
"Lahhh kok gitu ngancemnya sih. Gua bilangin ke Aksa nih kalo Lo ada hubungan sama Kala. Pasti dia belum tau kan?" tanya Gema kepada Kalila. "Ya terserah aja. Yang penting kalo Lo ngasih tau Kala awas aja" ujar Kalila. Setelah mengatakan hal itu, Kalila pun kembali ke mejanya lagi dan memakan nasi goreng yang masih belum habis. Sementara teman-teman Aksa saat ini memilih untuk aman saja dan tidak memberi tahu ke Kala. Lagi pula juga sepertinya Aksa tidak ingin mereka semua ikut campur padanya. Saat ini Kalila makan sembari membatin mendumel tentang Kala. Ia tak habis pikir kenapa Kala harus punya teman banyak sehingga membuat dirinya tidak bisa tenang jika di luaran. Ia takut Kala akan menemukan nya dan memberi tahu tempat tinggalnya kepada keluarganya. Ia tidak mau itu terjadi. Sementara itu sedari tadi Aksa di luar juga melihat mereka semua yang ada di dalam. Aksa melihat Kalila mendatangi teman-teman nya dan seperti nya teman-temannya itu tahu sesuatu tentang Kalila hingga membuat Kalila panik dan sepertinya ada ancaman dari Kalila untuk teman-temannya itu. Aksa pun mematikan rokoknya dan masuk ke dalam ketika ia melihat Kalila sudah selesai makan. Ia langsung mendekati Kalila pada saat ini juga. "Ada masalah apa Lo sama temen-temen gua tadi?" tanya Aksa saat ini. "Hah? Ga papa kok. Balik sekarang yok. Kan gua belum beli helm. Gua abis ini mau tidur ngantuk" ujar Kalila dan Aksa pun tak bertanya lagi tuk saat ini. Aksa pun membayar makannya itu dan ia berpamitan kepada yang lain. Aksa dan Kalila sudah meninggalkan warteg tersebut dan saat mereka pergi, kawanan polisi memakai motor mendatangi warteg tersebut yang mana membuat anak-anak SMA yang ada di dalam pun berlarian karena mereka ketahuan membolos saat ini. Kalila tampak terkejut ketika ia melihat nya di jalanan. Untung saja mereka berdua sudah pergi meninggalkan warteg itu. "Itu temen-temen lo pada di tangkap sama polisi. Lagian juga berani banget sih mereka itu pada berangkat tapi ke warteg ga ke sekolah. Gila banget mana banyak juga yang ada disana" ujar Kalila kepada Aksa itu. "Halah kayak Lo belum pernah bolos aja. Sekarang kalo ga bolos Lo namanya apa?" tanya Aksa kepada Kalila. Kalila pun saat ini hanya diam saja karena ia sudah ke skak dengan omongan dari Aksa. Jika di lanjutkan maka akan terjadi perang dunia ketiga antara Aksa dan juga Kalila tersebut. "Turun lo" ujar Aksa kepada Kalila di depan bengkel yang membuat Kalila pun melotot tak percaya. Ia berpikiran bahwa ia diturunkan oleh Aksa disini. "Astaga, gara-gara perkataan tadi aja Lo mau nurunin gua di tengah jalan kayak gini? Woy Aksa Lo laki ga sih" ujar Kalila sudah marah-marah ke Aksa. "Anjir lah. Turun dulu Lo jangan banyak omong dulu. Ikut gua sini masuk ke dalam" ujar Aksa dan akhirnya Kalila mengikuti Aksa. Ternyata di dalam bengkel tersebut juga ada banyak helm. Ya, selain bengkel disini juga tempat jual helm. Kalila pun merasa bersalah ke Aksa tapi ia malas untuk minta maaf. Kalila sedang memilih helm untuk dirinya dan ia pun langsung mendapat kan helm yang ingin ia beli yaitu helm berwarna hitam. Setelah itu ia pun membayarnya dan mencari keberadaan dari Aksa. Ternyata Aksa bergabung dan sedang mengobrol bersama montir yang ada di bengkel itu saat ini. "Udah dapet?" tanya Aksa dan diangguki oleh Kalila pada saat ini. Aksa pun berpamitan kepada temannya dan mereka berdua kembali ke kos mereka. Tepat saat mereka sampai di kos, Pak Kos meminta mereka untuk mengambil kompor dan gas untuk kos mereka. Kompor ini hanyalah kompor satu tungku saja, dan gas nya juga hanya gas kecil berisi 3 KG saja. Mereka membawa nya ke kos mereka dan saat ini mereka sudah di dalam kos. "Aduh capek banget deh gila. Sa, pasang itu gasnya" ujar Kalila menyurh. "Yee kenapa Lo nyuruh gua. Lo aja sana yang pasang. Gua ga bisa masangnya. Ntar malah meledak gimana coba" ujar Aksa kepada Kalila. Kalila pun cemberut dan ia keluar ingin meminta bantuan. Akhir nya ia menemukan ada tentangga kosnya yang belum pernah ia lihat sebelumnya ada di depan kamarnya. Wajahnya tampak tampan dan sepertinya ia anak kuliahan. "Maaf Kak, gua Kalila anak kos baru disana. Gua mau ngrepotin bentar nih Kak...." ujar Kalila menggantung karena tidak tahu nama cowok tersebut. "Kelvin, nama gua Kelvin. Boleh, minta bantuan apa?" tanya Kelvin itu. "Ah iya Kak Kelvin, jadi ceritanya gua ga bisa masang kompor gas. Temen gua juga ga bisa katanya takut meledak. Kalo Kak Kelvin bisa boleh minta tolong buat masangin hehehe" ujar Kalila kepada Kelvin tersebut itu. "Ohh Kompor Gas? Oke gua bisa. Dimana?" tanya Kelvin dan setelah itu Kalila membawa Kelvin masuk ke dalam kamarnya. Kelvin awalnya tampak terkejut ketika ternyata teman yang Kalila maksud itu adalah cowok. Tapi ia tidak memusingkan hal itu juga karena memang ini adalah kos-kosan bebas. Kelvin pun sudah selesai memasang kompor itu dan tadi juga sudah ia coba kompornya apinya nyala. Kalila pun mengucapkan terimakasih ke Kelvin. Begitu pun juga dengan Aksa meski pun Aksa hanya sekadar untuk formalitas saja. Saat ini Kelvin pun berpamitan dari kamar Kalila dan ia juga mengatakan bahwa Kalila membutuhkan bantuan bisa meminta tolong kepada dirinya. Setelah kepergian Kelvin Kalila pun saat ini duduk di kasur dan ia melihat Aksa yang sedang bermain mobile legend. Ia kesal kepada Aksa karena tadi Aksa kurang baik dengan Kelvin padalah Kelvin sudah sangat membantu. "Lo perasaan main game mulu deh bikin gua pusing tau ga. Lo mainnya di pojok sama gua mau tidur" ujar Kalila kepada Aksa dan karena tidak ingin memperpanjang masalah akhirnya Aksa pun saat ini berpindah tempat dan duduk. Meskipun ya ia masih ada di kasur tapi ia sudah berada di pojok kasur. Setelah Aksa berpindah, Kalila pun saat ini rebahan dan akhirnya tidur. Ia benar-benar sangat capek sekali pada saat ini. Ia berharap tidak akan ada yang menganggu tidurnya. Ia pun sudah tertidur dengan cukup pulas saat ini. Sementara itu Aksa baru saja selesai menyelesaikan gamenya itu. Ia baru sadar ketika Kalila sudah tertidur pulas. Saat ini Aksa memutuskan untuk membuat nasi karena ini sudah akan siang. Entahlah apakah dia masih ingat cara membuat nasi atau tidak yang penting ia saat ini akan mencobanya. "Semoga bener deh airnya. Kayak ya bener kok kan itu pakek jari juga ngukurnya. Udah bener ini mah" ujar Aksa kepada dirinya sendiri meyakinkan. Setelah itu ia melihat-lihat bahan makanan yang tadi mereka beli. Dan akhirnya Aksa memilih untuk memasak nugget saja karena nugget tentunya sangat gampang sekali hanya dengan menyiapkan minyak, api dan memasukkan nugget hingga warnanya coklat keemasan lalu diangkat. Aksa pun saat ini sudah memasak nuggetnya itu. Ia menggoreng semuanya mengingat disini mereka sama seklai tidak punya kulkas jadi mereka harus menghabiskan semuanya. Lagi pula ininjuga nanti bisa di panaskan untuk nanti malam atau besok. Aksa pun saat ini sudah selesai menggoreng. Hal itu bertepatan dengan Kalila yang saat ini terbangun dari tidurnya karena menghirup aroma nugget yang menggugah selera. Kalila pun mengecek dan ternyata Aksa habis menggoreng nugget pada saat ini. "Lo bisa goreng nugget? Lo juga bisa buat nasi? Gila" ujar Kalila dengan heran karena jujur saja sampai saat ini dirinya masih belum bisa membuat nasi. Jika hanya menggoreng-goreng saja ia bisa meskipun tidak lihai juga. "Lah emang kenapa kalo.gua bisa buat nasi sama goreng? Ada masalah? Ga ada kan? Ya udah kalo gitu" ujar Aksa menjawab pertanyaan dari Kalila. "Ishhh tau deh" ujar Kalila sebal dan kesebalannya itu bertambah ketika handphone nya entah kenapa berdering saat ini. Dan seringnya tidak mati. "Siapa sih yang nelfon gua tuh. Ga tau apa orang lagi abis bangun tidur udah gitu lagi kesel juga" ujar Kalila dengan cemberut dan saat ia melihat siapa yang menelfon itu, ia langsung teringat dengan teman-teman Aksa tadi. Mampus gua, ini Kala. Apa jangan-jangan tadi Gema atau Dhika ngasih tau ke Kala ya. Wah awas aja mereka kalo sampe ngasih tau. Batin Kalila itu. Kalila pun keluar dari kamar dan saat ini dirinya mengangkat telfon itu. "Kalila Lo dimana sih woy. Lo kemana aja? Kenapa ga berangkat? Lo ga papa kan? Ga ada kejadian apa-apa kan?" tanya Kala berderet pada saat ini. "Gua ga papa Kala, udah deh diem aja Lo. Gua besok berangkat sekolah. Kalo Lo tau gua sekarang dimana Lo jangan ngasih tau keluarga. Gua ga mau mereka tau. Kalo mereka sampe tau gua bakalan kabur lagi lebih jauh. Dan kalo mereka taunya dari Lo, gua ga akan maafin Lo" ujar Kalila yang langsung mematikan panggilan itu dan ia mengirim pesan kepada Kala untuk tidak perlu khawatir karena ia berada di tempat yang aman. Setelah itu ia masuk. "Nelfon sapa Lo sampe di luar kayak gitu nelfonnya" tanya Aksa. "Yeee kepo ya Lo. Udah ga usah kepo. Makan aja sana Lo" ujar Kalila. "Idih siapa juga yang kepo. Dasar pede gila" ujar Aksa dan setelah itu ia pun memakan makanan mereka. Saat ini Aksa sedang memakan masakan dirinya yang bagi dirinya ini benar-benar sangat enak sekali. Lezat sekali. Kalila pun melihat Aksa memakan makanan itu dengan nikmat dan ia penasaran memangnya rasanya bagaimana. Karena hal itu akhir nya saat ini Kalila pun juga ikut makan. Lagi pula ini juga sudah siang jadi sudah wajar jika Kalila makan lagi. Dirinya mengambil nasi dan juga nugget yang tadi di buat oleh Aksa. Selain itu ia juga mengambil saos yang tadi mereka beli tersebut. Saat satu suapan pertama masuk ke mulutnya, Kalila benar-benar tidak percaya bahwa ini sangat enak sekali. Dia pun memakannya dengan sangat lahap. Bahkan saat sudah ga ha ia menambah lagi baik nasi maupun nuggetnya. Aksa yang melihat itu pun cukup bangga dengan masakan nya yang ternyata not bad lah. Makanannya juga masih bisa di telan oleh mulut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD