7

1602 Words
"Ini cilok di depan Univ Garuda ya kak?" tanya Yumna saat pertama kali ia memakan cilok tersebut karena ini sangat mirip yang di depan Univ Garuda. "Iya Na, kok tahu? Kamu sering beli ya? Emamg enak sih cilok disana. Makanya tadi pulang kampus terus kalian bilang kalo lagi kumpul ya Kakak beliin aja heheh" ujar Kelvin tersebut. Kelvin ini memang tipikal cowok yang mudah sekali baik dengan orang, penyayang dan juga mudah disayang juga. "Tau dong kak. Aku kan sering banget beli disana. Pokoknya tiap pingin cilok pasti larinya ke sana, ga kemana-mana lagi heheheh" ujar Yumna itu. "Kalila, di makan cilok nya. Enak kok serius deh" tawar Kelvin itu dan Kalila mengangguk saat ini. Ia mengambil cilok tersebut dan memakannya. "Wahh serius ini emang enak banget ya. Ini tepat nya di depan mana Kak Kelv? Kayaknya sih Lila bakalan sering beli disini deh" ujar Kalila tersebut. "Hahaha di bilang juga pasti enak banget kok. Itu di depan rektorat persis. Cuman ada satu cilok disana jadi ga akan bingung kok" jawab Kelvin tersebut. Setelah itu mereka melanjutkan makan mereka lagi sembari mengobrol juga. Sementara itu, Aksa saat ini sedang berada di basecamp SMA Pancasila. Ia tadi memang kesana setelah terjadi percekcokan antara dirinya dan Kalila. Disana ada beberapa temannya yang tadi juga ada di warteg membolos itu. Saat ini mereka sedang bercerita tentang tadi yang hampir di tangkap polisi. "Gila banget sumpah deh. Denger sirine kita semua langsung nyebar anjir, untung aja polisi nya cuman dua aja. Coba kalo banyak hadeh ga bisa bayangin deh gua mungkin sekarang masih ada di kantor polisi" ujar Dhika. Dan melihat Dhika serta Gema disana membuat Aksa teringat akan cerita Kalila dengan Kala. Ia masih penasaran sebenarnya apa hubungan Kala dan Kalila. Ia pun akhirnya mencoba untuk bertanya kepada Dhika dan Gema itu. "Lo berdua kenal sama Kala kan? Dan tadi gua tau kalo Lo berdua ngobrolin tentang Kala sama Kalila. Mereka ada hubungan apa?" tanya Aksa. "Wait... Wait deh, gua ga ngerti apa yang kalian lagi omongin deh. Sumpah, ini maksud nya apa sih? Jadi siapa Kalila? Terus Kala yang Lo maksud itu Kala anak Garuda atau bukan Sa? Lo Deket sama dia? Perasaan cuman sebatas tau aja ga sih?" tanya Gibran yang merupakan teman dekat dari Aksa tapi tadi Gibran memang tidak ikut membolos jadi ia belum tau tentang apa yang tadi terjadi di warteg. Teman-teman yang lain juga belum mengatakan kepada mereka tentang apa yang tadi terjadi di warteg tersebut. "So, Aksa tadi dateng ke warteg sama cewek namanya Kalila. Nah gua sama Dhika kayak sempat tau wajahnya makanya kita cari lah itu di Ig, ternyata bener. Fotonya dia ada di feed instagramnya Kala" ujar Gema itu. "Ya terus sekarang hubungan nya Kala sama Kalila apa? Terus hubungan Lo sama Kalila apa Sa?" tanya Gibran kepada Aksa tersebut pada saat ini. "Ga penting hubungan gua sama dia. Gua sekarang tanya hubungan Kala sama Kalila apa?" tanya Aksa tersebut melihat ke arah Gema dan Dhika. "Nah itu, kita juga ga tau sebenarnya apa hubungan antara mereka. Cuman kalo dari prediksi gua tuh ya gini Sa. Si Kala itu pacaran sama Kalila, soalnya tadi waktu gua sama Gema ngomong tau dia dari Ig Kala, dia langsung datengin kita berdua terus ngancem kalo ga boleh bilang dia ada disini sama Kala. Intinya jangan sampe Kala tau dia ada disini gitu deh. Kan make sense kalo dia pacarnya Kala terus dia ga mau Kala tau dia ada disini karena dia kesini sama Lo" ujar Dhika yang memang masuk di akal jawaban nya. Namun saat ini Aksa sedang berpikir karena dia pernah melihat Kala jalan dengan cewek lain yang itu bukan Kalila. Ah tapi ya sudah lah, ngapain juga ia memikirkan Kalila dan juga perasaan Kalila, toh dia bukan siapa-siapanya juga. "Sa, Lo beneran keluar dari rumah?" tanya Gibran membuat yang lainnya saat ini menghentikan aktivitas mereka karena terlalu terkejut dengan perkataan dari Gibran. Jelas mereka tidak salah dengar pada saat ini itu. "Siapa yang ngasih tau Lo? Mereka pasti ga akan sadar" ujar Aksa. "Bibi ngasih tau gua, dia khawatir banget sama Lo. Lo sekarang tinggal dimana? Mau gua pinjemin apart gua?" tanya Gibran kepada Aksa tersebut. "Ga usah lah Bran, gua udah ada tempat tinggal kok. Santai aja. Kalian semua kenapa pada bengong? Kesambet tau rasa kalian" ujar Aksa tersebut. Sementara yang lainnya saat ini langsung melakukan aktivitas mereka lagi. Mereka tidak menyangka bahwa ternyata Aksa memiliki masalah yang cukup serius hingga dirinya memilih untuk keluar dari rumahnya. Padahal Aksa terkenal sangat kaya, ia juga merupakan pewaris tunggal beberapa perusahaan yang di kelola oleh Papanya. Namun ya, uang bukan lah segala nya. Buktinya Aksa, dengan banyak uang dia tidak bisa merasakan bahagia. "Lo sekarang tinggal dimana? Lo ga tinggal di kolong jembatan kan?" tanya Gibran yang memang saking dekatnya dengan Aksa berani dengannya. "Ga lah, gila apa Lo. Gua ada ngekos, Lo ga perlu tau lah dimana. Yang penting gua masih aman-aman aja. Besok gua juga udah berangkat sekolah lagi" ujar Aksa kepada Gibran dan Gibran pun akhirnya mengangguk juga. "Lo kalo ada apa-apa bilang ke gua yak" ujat Gibran diangguki oleh Aksa. Mereka saat ini sedang makan dan bermain game di basecamp mereka itu. Basecamp ini sebenarnya adalah rumah dari Gibran dan Aksa yang mereka beli dengan hasil mereka dulu ikut balapan liar. Namun saat ini mereka sudah berhenti ikut balapan liar. Sebenarnya Aksa bisa saja tidur di basecamp itu, tapi ia ingin benar-benar keluar dari zona nyamannya sendiri. Ia ingin hidup yang benar-benar hidup di luar. Ia juga ingin tahu seberapa lama lah kedua orang tua nya itu sadar dan mencarinya. Atau mereka tidak akan sadar-sadar juga? Entah lah Aksa sedang tidak ingin memikirkan itu. Sementara itu Kalila saat ini masih mengobrol dengan yang lainnya. Ini sudah sore dan Aksa belum keliatan batang hidungnya sampai sekarang ini. Sebenarnya Kalila takut jika ia harus berada di kamar kos nya malam-malam sendiri. Ia takut karena ia belum terbiasa sendirian, jika sudah terbiasa mah ia akan berani jika di tinggal sendiri pun kecuali kalau listriknya mati ia mungkin akan menjerit karena jujur saja ia sangat takut dengan kegelapan itu. "Kamu sama Aksa itu satu sekolah? Pacaran atau gimana La? tanya Yumna dengan penasaran. Yang lainnya juga bersiap untuk mendengarkan. "Ah, Lila sama Aksa? Ga satu sekolah Kak. Kan Lila di SMA Garuda nah Aksa itu di SMA Pancasila. Kita juga ga pacaran, ga mungkin wkwwk Aksa bukan tipe Lila sih" ujar Kalila berkata jujur kepada Yumna tersebut saat ini. "Loh, terus kalo bulan pacar sama temen apa dong? Kok kalian sampe bisa tinggal bareng gitu?" tanya Yumna kepada Kalila karena pembicaraan seperti ini sudah biasa di bicarakan di kos-kosan bebas tersebut juga. "Ahh itu mah karena kemarin tinggal 1 kuncinya eh kamarnya maksudnya kak. Jadi mau ga mau ya di bagi jadi dua deh. Awal nya ga kenal Lila sama Aksa tuh, ketemu aja baru disini kok" ujar Kalila menjawab nya. "Ohh jadi gitu, tapi kakak liat-liat kalian biasa aja kok ga aneh-aneh juga" ujar Yumna sembari tersenyum kepada Kalila. Mereka pun memakan cilok dan buah lotis lagi. Kalila benar-benar suka dengan cilok yang dibawa Kelvin. Maghrib pun akhirnya tiba juga dan mereka kembali ke kamar mereka masing-masing. Ini yang tidak di sukai oleh Kalila, dia harus sendirian di kamar. Ia pun mengutuk Aksa yang belum pulang juga sampai saat ini. Akhirnya Kalila saat ini menghidupkan lampu dan membuka pintu kamarnya, lalu ia keluar dan saat ini duduk di depan kos nya sembari bermain handphone. "Loh La, kok ga masuk? Nanti masuk angin sama di gigit nyamuk loh La, nyamuk nya disini bandel- bandel" ujar Aksa kepada Kalila tersebut saat ini. "Eh Kak Kelvin hehhee iya Kak, nanti aja kak" ujar Kalila ke Kelvin itu. "Kenapa? Kamu takut ya di dalem sendirian?" tanya Kelvin ke Kalila uang seratus persen sangat benar itu. Kalila pun mengangguk dengan canggung. "Hahaha udah Kakak duga, ya udah kalo gitu bentar ya" ujar Kelvin lalu ia saat ini masuk ke dalam kamarnya, Kalila tidak tahu apa yang dilakukan oleh Kelvin. Tapi tak lama kemudian Kelvin datang dengan membawa dua mug coklat panas. Ia juga kembali ke kamarnya lagi lalu datang dengan membawa selimut dan Sutan karena ternyata memang banyak nyamuk bandel disini. "Nah udah siap deh, ini coklat angetnya enak loh. Pokok nya coklat hangat buatan kakak itu udah terkenal di orang-orang yang ngekos disini. Semuanya udah pernah nyoba dan katanya enak. Ah iya pakek Sutan ini sama selimut ya supaya ga digigit nyamuk dan ga kedinginan" ujar Kelvin tersebut. "Astaga Kak Kelvin baik banget sih. Kakakable banget tau ga. Beruntung poll deh punya tentangga kos kayak Kak Kelvin ini. Makasih banyak ya Kak Kelvin. Udah mau nemenin disini juga" ujar Kalila kepada Kelvin tersebut. "Sama-sama La, udah yuk di minum biar anget" ajak Kelvin tersebut. Mereka pun saat ini sudah meminum coklat hangat itu sembari mengobrol banyak hal. Ternyata Kak Kelvin itu merupakan mahasiswa semester 1 di Universitas Garuda. Kak Kelvin mengambil jurusan Psikologi di Univ. Garuda. Mereka sedang mengobrol tentang jurusan-jurusan dan juga bagaimana dulu Kak Kelvin milih jurusan Psikologi itu dengan pertimbangan apa saja. Karena sampai sekarang meski pun baru kelas 2 tapi Kalila juga sudah ingin memikirkan sebenarnya dia itu ingin kuliah di jurusan apa dan dimana juga. "Kak Kelvin gila banget pinter yah berarti anak SNMPTN, kan itu tanpa seleksi cuman pakek rapor itu ya? Wah Lila juga pingin tapi kayak nya ga mungkin deh wkwkw soalnya nilai Lila itu jelek. Ga naik-naik dari pas keala 1 itu. Malah ada yang turun juga" ujar Kalila curhat tentang nilainya tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD