3

1499 Words
"Maaf ini ada apa ya kok pada ngumpul di depan pintu kos saya? Apa ada masalah atau gimana ya?" tanya Aksa kepada mereka semua yang disana. "Lo ga ngapa-ngapain anak orang kan? Aman kan?" tanya Bayu, tetangga kos dari Aksa yang mana Bayu itu merupakan tetangga paling dekat di kos. "Itu tadi kenapa Kalila teriak? Ada masalah?" tanya Bapak Kos saat ini. "Ohh itu, tadi tuh cuman ada insiden kecil aja sih Pak, Bu, teman-teman. Biasa anak manja baru pertama kali hidup susah ya kayak gitu. Ngeliat kecoa dikit langsung teriak. Tapi sekarang udah aman kok" ujar Aksa kepada mereka. "OHHHH kecoa, kirain apa" ujar mereka yang saat ini berangsur mulai pergi dari sana. Tadi sewaktu semuanya berkumpul di depan kos Aksa dan Kalila itu terdapat beberapa anak kos yang melihatnya tapi langsung pergi juga. Ya karena disini merupakan kos bebas jadi mereka semua tidak ada aturan sama sekali. Aksa pun menutup pintu kosnya terlebih dahulu saat ini. "Woyy Lo di dalem tidur lagi ya?" teriak Aksa dengan kesal karena ia sudah menunggu cukup lama tapi Kalila tidak keluar-keluar dari kamar mandi. "Ishh apa sih teriak-teriak mulu. Disuruh nunggu bentar aja juga" ujar Kalila mendumel saat ia keluar dari kamar mandi sudah dengan baju yang berbeda. Ia pun saat ini menggunakan riasan wajah agar terlihat lebih fresh. Setelah sudah selesai akhirnya mereka pun saat ini keluar dari kos dan mereka sudah berada di depan motor milik Aksa. Namun terdapat masalah saat ini karena Aksa hanya mempunyai satu helm saja jadi mereka tidak bisa pergi jika hanya mempunyai satu helm saja. Mereka pun jadi bingung saat ini. "Kalian mau kemana? Kok udah rapi-rapi aja?" tanya Bayu ke mereka. "Mau ke pasar Bang, Bang punya helm ga? Boleh pinjem bentar?" tanya Aksa itu. Ia baru saja terpikirkan untuk meminjam helm ketika melihat Bayu. "Ohh ke Pasar. Ada tuh yang warna putih. Pakek dulu aja" ujar Bayu itu. "Oke Bang makasih ya. Nih Lo pakek" ujar Aksa memberikan helmnya kepada Kalila karena ia tidak tahu apakah helm yang di pinjamkan oleh Bayu itu seperti apa jadi ia memberikan helmnya kepada Kalila. Sepertinya nanti mereka juga harus membeli helm karena jika mereka bertahan disana mereka akan lama bersama dan bisa dipastikan akan sering pergi bersama juga. Saat ini Kalila dan Aksa sudah benar-benar meninggalkan kos mereka. Mereka pun pergi ke sebuah pasar yang ada di dekat kos mereka. Saat sudah di parkiran dan turun dari motor, rasanya Kalila tidak ingin masuk ke dalam. Menurutnya pasar ini terlalu kotor bahkan sangat kotor dan jika ia masuk ini adalah pertama kalinya Kalila pergi ke pasar seperti ini. Ia pun bergidik ngeri. "Kita ga bisa pergi ke supermarket aja gitu?" tanya Kalila kepada Aksa. "Ga papa kalo Lo mau bayarin semua. Gua mau irit, jadi jalan satu-satunya ya ada di pasar ini. Lagian pasar ini tuh semuanya ada. Lo mau masuk atau ga? Kalo ga biar gua aja. Tapi besok jangan minjem-minjem barang gua. Beli aja di supermarket" ujar Aksa dan langsung meninggalkan Kalila. Hal itu membuat Kalila pun sadar dan akhirnya mengejar Aksa itu. Tentu sebenarnya ia keberatan dengan ia harus masuk ke pasar ini. Namun apa boleh buat? Ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Aksa benar bahwa mereka harus mengirit, huh ternyata berat juga hidup di luar rumah. Tapi Kalila tidak mau untuk berhenti sampai disini dan harus kembali ke rumah lalu dirinya harus menerima bahwa dia akan di jodohkan nanti. Tidak. Ia tidak akan terima akan hal itu, jadi mau bagaimana pun hidup nya ia tidak akan kembali ke rumah nya lagi jika Mama, Papa dan Kakeknya masih menginginkan perjodohan antara dirinya dengan entah siapa orangnya. "Aksa ada tikus itu tikusss" ujar Kalila sedikit berteriak sembari ia saat ini memanjat kali Aksa. Kaki Kalila saat ini berada di atas kaki Aksa tersebut. Saat ini mereka juga menjadi titik fokus dari beberapa orang di pasar itu. "Ck, ya emang ada. Justru aneh kalo ga ada. Udah deh, mereka tikus-tikus itu ga bakalan ngejar Lo. Jadi sekarang turunin kaki Lo itu, berat tau. Terus tugas Lo cuman diem aja dnegan begitu gua sama Lo bisa cepetan keluar dari sini" ujar Aksa kepada Kalila dan Kalila pun melihat ke arah dimana tadi dia melihat tikus itu dan ternyata tikusnya memang sudah tidak ada. Saat ini Kalila memegang ujung jaket milik Aksa tersebut. Ia berjalan di belakangnya sembari melihat sekitar karena ia tidak tahu hewan apalagi yang akan ada di pasar ini. Kalila sangat kapok pergi ke pasar seperti ini. Ia tidak mau untuk mengulanginya lagi. Lebih baik ia makan mie instan setiap hari. "Bu beli rice cookernya Bu" ujar Aksa saat mereka sampai di tempat alat elektronik. Kalila pun saat ini melihat ke arah barang-barang yang ada disana. "Oh mau yang kecil, sedeng atau besar Mas?" tanya Ibu penjual itu. "Yang besar" jawab Kalila membuat Aksa melotot kepadanya saat ini. "Yang kecil aja Bu, lagi lupa cuman buat dua orang" ujar Aksa tersebut. "Wahh pasangan muda ya, sekarang mah baru berdua Mas, tapi kalo aja bulan besok udah nambah kan di perut" ujar Ibu penjual tersebut membuat Aksa melotot. Apa-apaan sekali ibu ini. Kenapa mengatakan hal seperti itulah. Aksa pun lega untung saja Kalila tidak mendengar karena ia sedang keliling toko. Coba jika Kalila mendengar pasti akan sangat kesal sekali dirinya itu. "Aksa, beli kipas angin ya?" ujar Kalila lebih tepatnya meminta persetujuan. Ia berharap sekali Aksa akan meng-Acc permintaan nya tersebut. "Ga usah di kos kan udah ada ngapain harus beli lagi" ujar Aksa itu. "Ishh yang di kos cuman kecil tau. Ini beli yang paling murah aja kok. Gua tadi liat ada yang harganya 50 ribuan dan lumayan gede juga. Udah ya ambil aja" ujar Kalila yang sepertinya tidak bisa diganggu gugat dan Aksa pun pasrah. Setelah itu mereka membayar apa yang baru saja mereka beli. Setelah sudah membeli kipas dan rice cooker, saat ini mereka pergi ke toko piring, gelas, dan teman-temannya. Mereka hanya akan membeli seperlunya saja karena mereka harus irit. Bahkan saat ini mereka hanya membeli masing-masing dua, entah itu piring, sendok atau apapun itu. "Beli beras sama yang lainnya dulu. Masih kurang bahan pokok" ujar Aksa. Mereka pun pergi ke grosiran karena pasti lebih murah beli disana. Mereka memilih-milih bahan makanan disina. Tadinya Kalila ingin membeli sekardus mie tapi Aksa mengatakan bahwa mereka tidak akan bisa membawanya karena faktanya mereka hanya menggunakan motor bukan mobil. Karena baru sadar akan hal itu Kalila pun tidak jadi membelinya. Ia saat ini melihat ke arah es cream. Ia mengambil es cream kesukaannya tersebut. "Apa sih kayak anak kecil beli es krim segala" ujar Aksa ke Kalila saat ini. "Ya biarin kenapa sih kalo mau tinggal ngambil" ujar Kalila kepada Aksa. "Gua ga mau es cream. Mba rokok nya satu ya" ujar Aksa kepada kasir. "Eh, Lo ngerokok? Jangan ngerokok depan gua ya ntar" ujar Kalila yang tak didengarkan oleh Aksa tersebut. Mereka saat ini sudah membayar dan mereka pun pergi ke parkiran lagi. Mereka sedang mengatur barang mereka. Untung saja tadi Kalila tidak jadi membeli mie satu kardus karena tidak membeli itu saja mereka sudah pusing bagaimana membawa barang-barang itu. Akhirnya semuanya pun berjalan lancar karena bantuan pak parkir disana. Saat ini Kalila sudah duduk dan di tengah-tengah ada kardus berisi kipas dan rice cooker sementara ia juga masih memegangi sedikit bahan pokok di tangannya. Beras yang tadi mereka beli di taruh di depan dekat dengan tangki. "Sa, cepetan Napa pakek motornya. Jujur gua udah pegel banget" ujar Kalila kepada Aksa. Sementara Aksa tidak bisa cepat karena akan bahaya. "Bahaya kalo cepet-cepet. Tahan bentar. Udah mau sampe juga. Ga usah manja deh. Kalo mau manja balik lagi ke rumah Lo sana. Gua yakin Lo anak orang kaya kan" ujar Aksa kepada Kalila dan Kalila pun hanya diam saja. "Bawel. Diem deh Lo" ujar Kalila lebih galak dari Aksa tersebut saat ini. "Lah, malah galakan dia daripada gua. Aneh Lo" ujat Aksa ke Kalila. Mereka pun masih di jalan dan sekitar sepuluh menit kemudian akhirnya mereka pun sampai juga di kos mereka. Mereka belum sempat membeli helm baru karena bagaimana mungkin mereka bisa mampir-mampir jika saat ini saja mereka sudhs kesusahan membawa barang-barang mereka. Sesampai nya di kos, mereka pun di bantu oleh Pak Kos yang kebetulan ada di depan. "Kalian ini bener-bener ya, tau gini kan tadi minta tolong siapa gitu buat jemput atau buat ikut kalian" ujar Pak Kos keapda mereka berdua tersebut. "Hahaha ga papa Pak. Ini sekalian buat dia biar ga manja. Makasih ya Pak" ujar Aksa kepada Pak Kos dan saat ini mereka berdua berjalan ke kos.sembari membawa barang-barang yang tadi mereka beli di pasar itu. "Buka deh sekarang. Gua lagi bawa banyak ini mager bukanya" ujae Aksa. "Yeee Lo pikir gua ga bawa banyak. Gua juga nih" ujar Kalila ke Aksa itu. "Udah mana sini gua bukain. Kalian ini ya ribut mulu" ujar Yumna salah satu tentangga mereka. Mereka pun mengucapkan terimakasih ke Yumna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD