"Ayo bangun dulu. Makan dan minum obatnya. Kata Rey terakhir kamu minum obat tadi sore. Ini sudah jam sembilan malam nggak papa kamu minum lagi obatnya. Badanmu panas sekali. Jika tidak kunjung turun juga besok ke dokter." Panjang sekali dia berucap sampai aku tak tahu harus menjawab apa. Karena kondisi tubuhku pun lemah, memilih untuk menurut saja. Mencoba bangun, dengan sigap Mas Agam membantuku untuk bisa bersandar di kepala ranjang. Ia pun membuka kotak bubur ayam yang masih mengepulkan asap panasnya. Mulanya dia ingin menyuapi, tapi aku tolak. Lebih baik aku makan sendiri. Tak lama Rey pun datang dengan membawakan secangkir teh hangat untukku. "Habis itu minum obatnya, Bun. Ayah sudah belikan tadi." "Iya." Karena ingin cepat sembuh aku menurut saja. Meskipun makanan yang berhasil