Alasan Bara menjadikan, ibu dan anak-anaknya nanti, itu merupakan alasan yang paling menenangkan. Bara menatap Mia, sebelum melanjutkan kata-katanya "Jika menikah, berhentilah bekerja. Walaupun kamu berpendidikan tinggi, prioritas utama adalah keluarga. Suami dan anak-anak kamu membutuhkan istri cerdas seperti kamu. Apakah kamu tahu, terbentuknya keluarga yang harmonis itu tidak luput peran seorang istri yang cerdas". Maya terdiam sesaat, ia masih menatap iris mata Bara. Iris mata itu teduh dan menenangkan, ingin sekali ia memeluk tubuh Bara. "Kamu berkata seperti itu, seakan saya adalah calon istri kamu" ucap Maya. Bara membalas tatapan Maya, "Maaf, saya tidak bermaksud untuk mengajari kamu. Karena saya pernah merasakan hidup berumah tangga, walaupun hanya sebentar". "Jika boleh memili