Chapter 15

1511 Words

Ravi "Untung memarnya nggak begitu keliatan." Gumamku di depan kaca sambil meraba bagian wajahku yang tadi malam kena pukul. Aku juga bersyukur karena luka sobek di bagian sudut bibir tidak begitu terlihat andai tidak diperhatikan dengan saksama. Kalau sampai ada yang tahu tentang hal ini, bingung juga aku nanti mau jawab apa. Setelah melahap gigitan roti potongan terakhir, aku bergegas mengambil kunci mobil dan keluar apartemen. Aku berhenti sejenak tepat di depan apartemen ivi. Pintu itu tertutup rapat. Hatiku tiba-tiba terasa sakit begitu ingat kejadian tadi malam. Aku masih terus bertanya-tanya apakah benar, Ivi berbuat sejauh itu dengan Rama? Krek! Pintu di depanku tiba-tiba terbuka dan keluarlah Ivi hanya dengan memakai celana longgar hitam, jaket kulit dan ransel sedang di pungg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD