Chapter 8

1543 Words

Ivi " Tenang Vi, ada aku." Kalimat itu terdengar familiar ditelingaku. Aku seperti pernah mendengar kalimat itu. tapi kapan? " Dok..." Isakanku mulai keluar. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Napasku juga mulai tersengal karena tiba-tiba saja dadaku terasa mulai sesak. Selalu seperti ini tiap kali aku berada di tempat gelap tanpa cahaya sedikitpun.. " Dokter---" Pelukanku mengerat dan tangiskupun pecah. " Pejamkan mata kamu. Kamu aman sama saya. Jangan takut. Kamu nggak sendirian, Okey?" Aku mengangguk. Aku pejamkan mataku dan mulai mengatur napas yang sedari tadi terasa sangat menyesakkan. " Sesak napas?" Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Meski Dokter Ravi tidak bisa melihatku karena suasana sangat gelap, tapi aku yakin dia bisa merasakannya. " Bertahanlah Vi."

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD