When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Berani-beraninya kalian mendahuluiku! b******k!" Paul membentak Abbas dan Isabella setelah dirinya sampai di aula terbuka di lantai dasar. Di sini suasananya cukup ramai, banyak pengunjung yang berlalu-lalang di tengah aula, meskipun begitu, mereka tidak berisik, sangat tenang dan tertib, hanya terdengar suara langkah sepatu saja yang mengetuk-ngetuk lantai. "Lagi pula, tidak perlu menungguku pagi-pagi begini! Aku tidak pernah bilang kita bakal berangkat pada pukul setengah enam pagi! Karena biasanya aku selalu berangkat pukul tujuh atau delapan! Dan kalian malah membuatku malu! Kesannya aku seperti orang yang telat di sini! b******k!" Isabella dan Abbas--yang tengah duduk berendeng di kursi besi yang disediakan di tepian tembok aula--menolehkan pandangannya pada Paul yang baru datang, d