P-Pahlawanmu!? A-Apa maksudnya itu!? I-Ini cuma kebetulan! Aku tadi refleks mengejarmu, aku juga tidak tahu, rasanya kakiku seperti bergerak sendiri!" Bukan hanya muka, tapi seluruh tubuh Colin jadi memerah saking malunya. "P-Pokoknya! Kau tidak boleh melakukan hal bodoh seperti itu lagi! Itu bukan solusi yang baik! Apa kau mengerti maksudku!?"
Refana, hanya tertawa ringan melihat pelayan berambut biru itu jadi kikuk begitu, padahal sebelumnya lelaki itu sangat gagah berani saat menghentikan seorang gadis yang mau bunuh diri. Sikapnya jadi berubah secepat itu, membuat Refana tak bisa menahan tawanya.
"Tapi aku serius, loh!" ucap Refana disela-sela tawanya. "Aku ingin menganggapmu sebagai pahlawanku, bolehkah?"
Colin, yang masih terlihat kelelahan, awalnya agak kesal karena ditertawakan
