Melihatnya Kembali

1013 Words
"Lama dia bisa menjalani semuanya kenapa semua harus kembali." *** Setahun sudah Kayla melewati masa-masa berat perasaannya. Dia harus menata hatinya dari awal mendengarnya laki-laki itu ingin menikah dengan wanita lain. Untungnya setelah promosinya dia naik jabatan menjadi manager dan saat ini baru kembali lagi ke kota kelahirannya di Jakarta. Setaun dia lewati meniti karir luar kota. Jauh dari teman-teman dekatnya. "Welcome Kaylaaaa...." pekik teman-temannya saat Kayla masuk ke kantornya. Kayla yang melihatnya terkejut dia tidak tahu kalau hari pertamanya kembali ke kantor ini akan disambut. "Eh kalian nyiapin ini semua?" tanya Kayla yang masih terkejut. Bosnya datang menghampiri Kayla. Dia Verdi. "Pak Verdi kenapa harus repot-repot bikin kayak gini? Bukannya ini malah menganggu waktu kerja saja?" tanya Kayla. "Ya tidak dong, Kay. Malah bagus. Pak Verdi membebaskan kita untuk enggak kerja hari ini." "Really? Why?" tanya Kayla lagi. "Kay setahun sudah kamu saya kirim ke Batam lalu ke Singapur untuk mengurus perusahaan Dan beberapa kerjasama. Selama istri saya melahirkan saya tidak bisa tapi setelah project yang saya berikan lalu banyak client yang berlomba-lomba ingin kamu hadir membawa produk kita membuat saya merasa bangga dengan kamu." "Saya melakukan itu karna tanggung jawab juga, Pak. Di mana saya happy banget karna setelah project saya diangkat menjadi manager. Saya bisa bantu Nenek bahkan Nenek saya enggak harus dagang lagi karna udah saya yang kerja," ucap Kayla lagi. "Alhamdulillah dong. Saya kasih hari ini satu kantor free kerja. Kamu boleh nikmatin waktu juga sama mereka. Kalau mau pesen makan pesan saja. Saya sudah bilang ke bagian keuangan Dan menyedihkan budgetnya," ucap Pak Verdi. "Oh God, terimakasih banyak, Pak." Kayla menundukkan badannya sebagai tanda terimakasihnya. "Sama-sama. Ya gais kalian nikmati waktu free kalian sebelum kalian besok kembali berkerja lagi. Saya akan langsung pulang saja karna harus bantu istri saya," ucap Pam Verdi. "Oke siap, Pak," jawab mereka semua. Verdia kemudian pamit dari sana. Setelah itu Risda Dan Vira langsung saja maju. "Aaaaaa, Kaylaaa...." Mereka berdua langsung memeluk Kayla. Membuat Kayla hampir saja terhuyung kalau dia tidak kuat menahan mereka. "Ahhh kangen banget tahu enggak sih. Astaga lo enak banget jalan-jalan mulu," ucap Risda lagi. "Iya enak banget," saut Vira lagi. "Enak apa? Pusing iya berangkat pagi pulang malem. Udah gitu terus. Pagi di Indonesia malam udah di singapur lagi," ucap Kayla. "Ya setidaknya enak lah." "Hai, Bu Kayla selamat ya," ucap salah satu karyawan mendekat. "Halo makasih ya banyak ya." "Bu Kayla hebat, selamat ya. Makasih karna Bu Kayla juga gaji kita semua naik iyakan temen-temen?" ucap wanita itu. "Oiya? Gaji kalian naik? Saya kira saya doang sempet mau seudzon Pak Bos suka saya dahal," saut Kayla bercanda. "Huuu Bu Kayla Inget Pak Verdi udah punya istri sama anak." "Wkwkw ... bercanda gais. Kalian santai aja. Lagian Pak Verdi udah tua aku masih muda," ucap Kayla lagi. "Ehemm ... bilangin enak nih kayaknya," ucap salah satu Dari mereka lagi. Mereka semua hanya saling tertawa. Kantornya tidak berubah. Semua saling happy dengan kejadian ini. "Hahaha...." Mereka semua menikmati pesta sebagai sambutan juga untuk kedatangan Kayla. Walaupun, semua orang merasa senang tapi tetap saja dalam lingkungan kerja ada yang tidak suka. "Lihat tuh baru diangkat jadi manager aja udah belagu kayak yang punya," ucap seseorang yang jauh dari Kayla dan juga yang lain. Tiga orang itu melihat mereka saling dekat dengan Kayla hanya bisa terbujur iri dengan Kayla. "Iya, sombong banget Kayla sekarang lihat aja tuh pasti dia pencitraan." "Iya bener. Udah yuk ngapain si kita jadi di sini. Kurang kerjaan kalau ikut-ikutan acara kayak gini. Bukannya kerja kek," ucap wanita itu. Mereka adalah Jeje, Dina Dan juga Julivia. Mereka bertiga iri melihat Kayla yang diagung-agungkan. Karna saat promosi mereka bertiga tidak terpilih membuat mereka bertiga iri. Julivia akan membuat Kayla mendapat balasannya karna dia tidak jadi diangkat manager. Dia akan balas dendam dengan Kayla. *** Kayla melihat mereka asyik dengan pesta Dan makanan yang sudah datang. Kayla tersenyum dia mundur untuk menuju ke taman. Saat dirinya sedang di taman sendirian ada Risda yang datang. Kayla langsung tersenyum. "Kenapa kok di sini? Bukannya lagi enak-enak ya tadi di sana?" tanya Risda. "Tidak apa. Ris aku mau tanya sesuatu," ucap Kayla lagi. "Tanya apa?" tanya Risda lagi. "Emm apa dia kembali ke sini? Atau dia sudah...." Kayla menggantung pertanyaannya. Sedangkan Risda masih mencoba untuk berfikir. Ah, dia tahu yang dimaksud oleh Kayla. "Dia tidak kembali, Kay. Tapi, aku sempat bertemu dengannya." "Lalu?" tanya Kayla dan menengok ke arah Risda. "Dia bersama wanita lain. Tapi, tapi aku tidak tahu bersama siapa. Saat ku panggil dia langsung menarik wanita itu Dan mengatakannya buru-buru." "Pasti wanita itu istrinya, Ris," ucap Kayla lagi. "Sudahlah, Kay aku kira setelah kamu pergi setahun kamu melupakannya. Ternyata kamu masih menanyakannya." "Aku sempat menjalin hubungan dengan laki-laki lain tapi berpisah. Aku tidak menemukan dia di versi orang lain sehingga membuat aku sulit untuk melupakannya," jujur Kayla. Laki-laki itu adalah Liam. Ya, seseorang itu ada laki-laki yang selalu Kayla dambakan berharap bisa menjadi kekasihnya. Tapi, takdir berkata lain. "Hmm kamu tidak bisa seperti itu, Kay. Kamu hanya menjadikan pelampiasan kalau seperti itu. Kamu mencari pasangan tapi seperti dia bukan? Jadi, secara tidak langsung kasarnya kamu belum move on. Dan berharap menemukan dia pada orang lain. Itu hal yang bodoh Kayla. Gue berharap lo kembali dengan perasaan baru ternyata lo masih terjebak dengan masa lalu," ujar Risda lagi. "Aku juga maunya kayak gitu, Ris. Tapi, aku juga enggak paham kenapa pergi aku lama tapi masih berharap kalau dia akan menjadi satu-satunya." "Kayla astaga sadar. Kamu enggak bisa loh kayak gitu. Kalau ada yang suka sama kamu beneran gimana?" "Yaudah Bagus kalau dia bisa gantiin posisi laki-laki itu. Aku malah bakal seneng." "Positifnya iya seperti itu. Tapi, kan realitanya lo tetap aja cari pelampiasan. Sudahlah, Kay. Hidup lo terlalu miris kalau cuma buat nanyain atau mikirin orang kayak gitu. Lupain. Lo berhak bahagia. Bukan cuma dia. Dia aja yang b******k," ujar Risda dengan kesal. Laki-laki itu membuat sahabatnya selalu murung kalau sudah membahas. Kayla melihat ke depan. Dia langsung bangkit. Orang yang sedari tadi dia bicarakan turun dari mobil. "Kay mau ke ... mana," ucap Kayla melihat ke arah depan ternyata....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD